Ketakutan Tuan Jhosep.
Ketakutan Tuan Jhosep.
"Katakan apa yang kamu rencanakan!" Teriak tuan Jhosep lagi dengan tidak sabaran.
Virsen pun berdiri sambil memegang gelasnya. Ia lalu menatap kembali tuan Jhosep sembari bertanya, "Aku memiliki dua berita penting untuk anda. Dua-dua nya adalah berita buruk. Jadi, anda mau pilih berita yang mana dulu?"
Tuan Jhosep semakin bingung dengan pertanyaan Virsen yang sangat aneh. Jika dua-duanya buruk, lalu buat apa ia harus bertanya?
"Katakan dengan cepat! Kamu tidak perlu main teka-teki denganku!" Kata tuan Jhosep yang mulia tidak tenang.
"Baiklah jika itu maumu. Pertama, Julian dan kakak sepupuku yang gila itu sudah tahu tentang insiden kecelakaan Vania enam tahun yang lalu. Kemungkinan mereka akan datang hari ini padamu."
Tuan Jhosep terkejut, ia yakin kalau ia sudah menyingkirkan semua bukti keterlibatan nya. Bahkan, orang yang dia bayar sudah mati.
"Tidak mungkin ... "Ucap Tuan Jhosep dengan tatapan yang ketakutan karena dia tahu bagaimana gilanya Julian dan Maxwell.
"Mungkin saja ... Karena aku yang membuka jalan buat mereka sehingga mereka bisa tahu. Hahaha ... "Virsen tertawa sangat keras karena dia senang sudah membodohi tuan Jhosep.
"Dasar brengsek ... Aku akan membunuhmu sebelum mereka datang ... "Tuan Jhosep mengamuk dengan membalikkan meja di depannya sehingga semua gelas, botol dan piring pecah karena berjatuhan diwaktu yang sama.
"Aku masih punya satu berita lagi untuk anda ... Apakah anda mau dengar?" Tanya Virsen dengan tenang setelah menyingkir dari kekacauan yang tuan Jhosep perbuat.
"Apalagi?" Teriak tuan Jhosep dengan wajah yang memerah-merahan.
"Adik dari wanita yang sudah anda bunuh yaitu Qiara yang juga anda buat menderita selama lima tahun itu, ternyata sudah menikah lagi dengan Julian. Sudah setengah tahun mereka tinggal menjadi suami istri kembali. Dan apakah anda tahu kalau Qiara sekarang adalah bintang besar yang sedang bersinar dengan nama panggung Liana." Kata Virsen.
Jantung tuan Jhosep terasa sakit saat mendengar berita kedua. Ia tidak menyangka kalau Julian berani menipunya. Ia sekarang tahu apa alasan Julian menolak pernikahan nya dengan Viona. Padahal selangkah lagi ia bisa memiliki banyak pendukung kuat untuk naik ke bangku presiden.
Setelah itu ia menatap kembali Virsen dengan tatapan yang dipenuhi oleh ketakutan.
"Apakah kamu juga sudah memberitahu Julian kalau aku yang memintamu untuk memisahkan mereka?" Tanya Tuan Jhosep dengan gemetaran.
Tanpa menjawab pertanyaan Tuan Jhosep, Virsen pun berbalik lalu pergi meninggalkannya begitu saja.
"Hey ... "Teriak Tuan Jhosep dengan keras sampai semua pengawalnya berdatangan.
"Ada apa taun?" Tanya ketua pengawal itu yang sudah berdiri di hadapan tuan Jhosep.
"Kejar lelaki tadi! Jangan biarkan dia lolos!" Jawab tuan Jhosep dengan suara yang meninggi dan mengerikan.
"Baik tuan!" Setelah itu mereka semua segera berlari menuju kearah mana Virsen pergi.
Sayangnya, mereka terlambat karena Virsen sudah pergi menggunakan helikopter.
Sementara itu, di dalam helikopter, Viona dan Virsen duduk berdampingan dengan tenang.
"Apakah kamu yakin kalau rencana kita akan berhasil?" Tanya Viona setelah melepaskan kacamata nya.
"Tentu saja. Aku bisa pastikan kalau si gila Maxwell pasti akan membunuh tuan Jhosep tanpa belas kasih karena dia sangat mencintai Vania. Jika tuan Jhosep mati ditangan Maxwell, tentunya kita akan membuatnya masuk ke penjara sehingga aku bisa menjadi pewaris YM Grup dan ketua yang akan menggantikan kakek. Setelah itu, Maxwell akan tahu kalau Qiara adalah adik Vania dan dia pasti merebut nya dari tangan Julian. Dan dengan sedikit tekanan, Julian pasti mau menikah denganmu. " Jawab Virsen dengan percaya diri.
"Bagus ... Kerjasama yang bagus dan rencana yang sempurna .. " Kata Viona sambil tersenyum licik.
Viona memang terobsesi pada Julian. Tapi, ia tidak ingin menampakkan kegilaannya pada Julian karena baginya menggunakan cara licik jauh lebih baik.
Virsen hanya tersenyum menanggapi perkataan Viona. Walaupun sebenarnya dia tidak begitu tertarik dengan hal lain selain Rena.
Tujuannya kembali ke kota A hanya untuk Rena. Tapi, ia terjebak dalam situasi yang sangat buruk bahkan lebih buruh dari situasinya yang dulu.
Tidak lama kemudian, helikopter itu membawa mereka pergi menuju istana Flory.
'Julian, maafkan aku karena aku harus melakukan ini, semua karena kamu sudah mempermainkan perasaanku. 'Batin Viona sambil tersenyum licik.
Sementara itu di paviliun. Tuan Jhosep berdiri dengan gelisah. Walaupun ia tidak ingin percaya dengan perkataan Virsen, tapi ia tetap khawatir karena Julian adalah putra kesayangannya.
'Aku tidak bisa membayangkan bagaimana marahnya Julian padaku jika dia memang benar-benar tahu. Aku harus bagaimana?' Batin tuan Jhosep sambil mondar-mandir.
"Tuan ... Dia berhasil kabur menggunakan helikopter." Kata ketua pengawalnya yang baru saja kembali setelah mengejar Virsen yang sudah melarikan diri.
Tuan Jhosep berbalik dan menatap ketua pengawalnya dengan tatapan yang membunuh. Seketika itu, sang ketua pengawal bergidik negeri.
Tidak lama setelah itu, Tuan Jhosep memukul ketua pengawal itu dengan keras karena sangat marah.
Ketua pengawal itu pun tersungkur kelantai dengan kulit yang berdarah. Akan tetapi, ia segera kembali duduk tegak.
"Bagaimana mungkin dia bisa kabur dari sini? Bukankah kamu dan anak buah mu sangat banyak?" Teriak tuan Jhosep dengan Ekspresi yang semakin memerah.
"Sepertinya yang saya katakan tadi. Dia lari kelantai paling atas, setelah itu ia naik ke helikopter yang sudah menunggunya di atas."Jelas ketua pengawal itu dengan tegas walaupun ia sedang terluka.
"Aaarrgg ... " Teriak Tuan Jhosep sambil melempar kursinya kearah kaca yang ada di sampingnya. Seketika itu suara kaca yang pecah terdengar sangat keras dan bising.
Mereka semua kaget, namun tidak ada yang berani bersuara.
Setelah merasa tenang sedikit, tuan Jhosep kembali menatap ketua pengawal itu.
"Sekarang juga, kamu perketat penjagaan disekitar paviliun ku ini. Jangan biarkan siapapun masuk, terutama bos YM Grup yaitu Maxwell Adamson. Karena aku akan istirahat di kamarku!" Kata Tuan Jhosep dengan suara berat.
"Baik tuan, kami akan perketat penjagaan sekarang juga. Kalau begitu, saya pamit!"
Setelah mendengar jawaban ketua pengawalnya itu, Tuan Jhosep langsung pergi meninggalkan ruang tamu itu karena dia harus berpikir keras untuk menghadapi Julian.
'Bagaimana ini? Julian tidak boleh tahu segalanya, aku akan melimpahkan segala kesalahan kepada Virsen. Dialah yang selama ini membuat Julian dan Qiara bercerai.' Batin Tuan Jhosep sambil berjalan menuju kamarnya dengan kaki yang gemetar.
Beberapa Saat Kemudian.
Hari menjelang malam, Maybach Maxwell sampai di depan gerbang paviliun tuan Jhosep.
Melihat Maybach itu berhenti, salah seorang pengawal yang berjaga di gerbang menghampiri nya.