Istri Kecil Tuan Ju

Mencari Penjelasan.



Mencari Penjelasan.

3Selain itu, ia juga harus mencocokan data yang Kevin berikan dengan penjelasan Papa nya agar ia tidak sampai salah dalam mengambil keputusan.     

"Aku tidak bisa menunda lebih lama. Aku  harus bertemu Papa!" Setelah mengatakan itu pada dirinya sendiri, Julian pun segera mengenakan jas nya lalu keluar dari ruang kerjanya.      

Di ruang tamu itu sangat sepi karena Zio dan Jasmin memilih menghabiskan waktu bersama hanya di kamar. Sedangkan Bibi Liu sibuk di dapur.      

Tidak lama kemudian, mobil Julian meninggalkan area rumah nya dengan kecepatan tinggi.     

Sementara itu Nathan duduk di samping Sarah sambil menatap kosong kearah Papa nya yang duduk di seberangnya.     

Sedangkan Clara sibuk di kamarnya untuk mengurus beberapa undangan  yang akan  ia kirim ke teman-teman dekatnya.     

Setelah menerima telpon dari Papa Clara, wajah tuan Jhosep  langsung ceria, ia pun tersenyum kearah anak dan istrinya  sambil berkata,  "Ayah  Clara  bilang kalau dia sangat puas dengan niat baikmu. Oleh karena itu, ia tidak sabar melihat kamu dan Clara  untuk menikah. Katanya, ia ingin memberikan saham firma hukumnya kepadamu."     

Sarah  hanya tersenyum pahit melihat wajah ceria suaminya. Sedangkan Nathan hanya mengangguk tanpa gairah.     

"Kamu tidak akan menyesal menikah dengan Clara, karena Clara bisa menjadi tambang emas mu. Walaupun kenyataannya kamu tidak akan bisa menyamai kehebatan Julian." Sambung tuan Jhosep.     

Seketika itu Nathan mengepalkan tinjunya sembari menunduk, ia bosan sekaligus benci mendengar papa nya selalu memuji Julian. Selain itu, ia tambah benci pada Julian karena hidupnya tidak pernah di atur oleh tuan Jhosep.      

Yang tidak Nathan tahu, kalau tuan Jhosep tidak bisa melarang atau mengatur Julian secara terang-terangan sehingga ia hanya bisa menggunakan cara lain untuk menyampaikan keinginannya terhadap Julian.     

"Aku akan ikuti semau perintah Papa!  Karena aku tahu kalau Papa pasti melalukan semau ini demi kebaikanku." Kata Nathan dengan perasaan yang tertekan.     

"Bagus. Kalau begitu tidak ada masalah lagi, kita harus bersiap karena besok kamu dan Clara akan menikah dan disaksikan oleh seluruh orang di kota A ini. Karena perniakhan kalian akan digelar secara terbuka dengan menghadirkan banyak wartawan." Kata Tuan Jhosep sambil bertepuk tangan kegirangan.     

"Kalau begitu, aku akan memeriksa beberapa persiapan untuk besok. Semoga sudah sesuai dengan yang kita inginkan." Setelah mengatakan itu, Sarah pun segera berdiri lalu pergi dari ruang tamu itu.     

Sementara itu, Nathan hanya  diam  mendengarkan pembahasan di antara orang tuanya, lalu pernikahannya telah diputuskan begitu saja, tidak, dengan kata lain, ia tidak akan bisa lari lagi kali ini, tidak dengan bantuan Julian atau pun Jasmin.     

Karena bagi Tuan Jhosep,  pernikahan dan kebahagiaan anak-anaknya  hanyalah sebuah barang yang bisa ditransaksikan untuk mendapatkan keuntungan, tidak peduli baik di masa lalu maupun sekarang.      

"Pernikahan kalian akan digelar di gedung putih yang bisa menampung dibuang tamu. Tentunya, pernikahanmu dan Clara akan menjadi pernikahan yang paling menghebohkan tahun ini. Bagaimana pendapatmu?" Tanya Tuan Jhosep.     

Gedung putih adalah tempat semua pejabat negara F berkumpul dan menyelenggarakan acara-acara besar kenegaraan. Gedung itu lebih luas dan bagus dari pada stadion bola sehingga tuan Jhosep merasa bangga bisa melaksanakan pernikahan anaknya di sana.     

Jika dulu Julian tidak bisa membuatnya menguburkan mimpi ini karena pernikahan Julian diadakan secara rahasia, tapi sekarang ia bisa berbangga diri dengan anak lelaki nya yang satu lagi. Nathan adalah harapan terbesarnya.     

Nathan terlihat menarik nafas dalam, ia lalu mengangkat pandangan mata, perlahan-lahan bertatapan dengan mata ayahnya yang duduk di hadapannya.      

"Ayah ... Apakah belum terlambat untuk membatalkan pernikahan ini?"  Tanya Nathan tanpa emosi.     

Seketika itu, raut wajah tuan Jhosep  berubah memerah seakan terbakar api yang membara.      

Ia lalu memukul meja di depan Nathan laku berkata, " Apa kamu mau menjadikan keluarga JJ yang terhormat sebagai bahan tertawaan di kalangan kita untuk yang kedua kalinya!  Harusnya kamu bersyukur karena Papa memilihkan calon istri yang luar biasa dan berasal dari keluarga terhormat dan kaya raya. Papa tegaskan sekali lagi, jangan berpikir untuk lari ataupun membatalkan pernikahan ini jika kamu tidak mau kena masalah."     

Tentu saja Nathan masih ingat kejadian waktu ia meninggalkan pernikahannya dengan Clara. Hal itu  membuat keluarga JJ menanggung rasa malu, dan hampir saja menjadi bahan tertawaan jika wartawan sampai mengendus beritanya.     

"Iya Papa! Aku tidak akan membuat keluarga kita menanggung malu lagi. Kalau begitu aku akan ke kamar dulu karena aku harus melalukan persiapan juga." Setelah mengatakan itu, Nathan memberikan hormatnya lalu pergi dari hadapan Ayahnya.     

Tuan Jhosep langsung bersandar di Sandaran sofa nya sambil menarik nafas lega. Ia berharap kalau Nathan tidak akan melakukan tindakan bodoh lagi.     

Seburuk apa pun sikap Nathan, ia memilih untuk  mengabaikannya, namun masih cemas jika Nathan akan mengulangi hal yang sama seperti dulu.     

"Urusan Nathan sudah selesai. Sekarang, sudah saat nya untuk mengurus Julian dan Viona. Sebaiknya aku ajak mereka makan siang bersama!" Setelah mengatakan itu, Tuan Jhosep langsung mengirim pesan kepada Viona.     

Selesai mengirim pesan, Tuan Jhosep pun segera menyusul istrinya untuk mengajaknya pergi bersama juga.     

"Apakah Julian mau?" Tanya Sarah tanpa ekspresi setelah suaminya memberitahukan padanya tentang niat itu.     

"Itu mudah. Nanti aku akan menelponnya saat berada di perjalanan menuju restauran. Sekarang, kamu siap-siap agar kita bisa secepatnya pergi." Setelah mengatakan itu, Tuan Jhosep pun berbalik lalu ke kamar mandi.      

Sarah terjatuh di ranjang dengan perasaan yang kacau. Hati dan pikirannya sibuk memikirkan sikap dingin Nathan, sekarang pikirannya di tambah lagi dengan Julian yang sudah tentu menolak untuk bersama Viona. Walaupun sebenarnya ia juga berharap Julian bisa bersama Viona.      

Tapi, ia belum memiliki kekuatan untuk menentang suaminya sehingga ia dengan patuh mengikuti kemauan suaminya.     

Beberapa Saat Kemudian.     

Setelah melakukan persiapan, Tuan Jhosep dan Sarah sudah berada di perjalanan menuju restauran, begitupun dengan Viona.     

Sementara itu Julian baru saja sampai di rumah besar keluarganya. Ia berselewanan di jalan sehingga ia tidak melihat mobil Papa nya yang sudah meninggalkan rumah.     

"Selamat datang tuan Ju!" Sapa pelayan rumah itu setelah membukakan pintu buat Julian.     

"Apakah tuan besar ada di dalam?" Tanya Julian.     

Belum sempat memberikan jawaban, pelayan itu terdiam ketika mendengar bunyi ponsel Julian.     

Seketika itu, Julian langsung menggeser icon berwarna hijau di ponselnya  karena itu dari Papa nya.     

"Julian ... " Suara papa nya terdengar dari seberang telpon.     

"Papa ada dimana?" Tanya Julian tanpa basa basi.     

"Papa sedang menuju restauran Fox, apakah kamu bisa menemui papa disana?" Jawab tuan Jhosep sembari bertanya kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.