Bingung.
Bingung.
Tanpa sadar, Yumi pun memeluk pinggang Kevin sambil menangis.
Kevin hanya bisa membelai rambut panjang Yumi untuk bisa memberikannya rasa nyaman karena ia tidak tahu harus berkata apa.
'Aku tidak tahu kenapa aku merasa ikut sakit hati melihat Yumi terluka dan menangis. Aku selalu ingin melindunginya, kenapa bisa begini? Apa yang terjadi denganku?' Batin Kevin.
Tak lama kemudian ponsel Yumi berbunyi, seketika itu Yumi melepas pelukannya.
"Siapa?" Tanya Kevin saat melihat Yumi diam sambil menatap ponselnya .
"Ini dari rumah. Mungkin Gavin yang menelpon karena ini sudah malam sehingga ia cemas padaku." Jawab Yumi setelah mengatur nafasnya dan menyeka air matanya.
Kevin tersenyum manis, ia tidak menyangka kalau Gavin bisa bersikap layaknya orang dewasa.
"Kalau begitu angkat saja agar ia tidak mencemaskanmu!" Ucap Kevin sambil kembali duduk di kursinya.
"Iya Pak Kevin."
Yumi pun segera menggeser icon berwarna hijau di ponselnya dengan sedikit gugup karena ia merasa malu saat saat sudah menangis di pelukan Kevin.
"Tante ada di mana? Ini sudah malam. Apakah Tante tidak akan pulang?" Terdengar suara kecil yang lucu dan menggemaskan dari seberang telpon.
Mendengar suara itu, hati Yumi langsung hangat seakan diliputi oleh bunga-bunga indah yang mekar di musim semi. Gavin adalah obat dari segala macam penyakit yang ada dalam dirinya.
"Aku ada di Restauran yang tidak jauh dari rumah. Oleh karena itu, aku akan pulang sebentar lagi. Apakah kamu tidak mengantuk?" Jawab Yumi sambil tersenyum.
"Aku akan menunggu Tante pulang. Tapi, Tante tidak boleh pulang larut malam karena Papa akan marah!"
"Papa marah? Bagaimana mungkin Papa marah, sedangkan dia sekarang .... " Natalie tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat Kevin menempelkan telunjuknya di bibirnya sebagai kode agar Yumi tidak memberitahukan kepada Gavin kalau dia ada di London.
"Kenapa Tante tidak melanjutkan ucapan Tante!"
Pertanyaan Gavin membuat Yumi tersadar lalu berkata, "Maksud Tante, Papa bukan orang yang suka marah."
"Papa memang tidak suka marah. Tapi, Gavin malu jika Papa tahu kalau Gavin tidak bisa jaga Tante. Karena Papa sudah meminta Gavin untuk menjaga Tante dengan baik."
Yumi tersenyum bangga mendengar kalimat anak kecil yang sudah bisa berfikir dewasa seperti Gavin.
"Baiklah, Tante akan pulang sekarang. Oh iya, apa kamu rindu Papa?"
"Tidak. "
"Kenapa?" Yumi mengerutkan dahinya sambil melihat Kevin dengan bingung.
"Karena Papa lah yang kangen sama Gavin." Jawab Gavin dengan percaya diri.
"Hahaha .. " Yumi tidak bisa menahan tawanya mendengar ucapan Gavin.
Kevin mulai penasaran saat melihat tawa Yumi yang tiba-tiba. Padahal ia baru saja menyaksikannya menangis tersedu, tapi sekarang ia bisa tertawa hanya karena Gavin.
'Apa yang Gavin katakan sehingga Yumi tampak sangat gembira?' Batin Kevin.
"Baiklah, kalau begitu Tante akan membawakan kamu hadiah malam ini. Sekarang, kamu duduk bersama bibi di ruang tamu! Pastikan kamu tidak tidur sampai Tante pulang. Bagaimana?" Kata Yumibsetelah selesainya tertawa.
"Baiklah, aku akan menunggu Tante "Setelah itu Gavin menutup panggilannya.
Yumi kembali tersenyum saat melihat panggilan itu sudah berakhir.
"Apa yang membuatmu tertawa?" Tanya Kevin yang tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi.
"Nanti aku akan ceritakan. Sebaiknya kita pulang sekarang. Bagaimana pak!" Jawab Yumi.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita pulang! Karena aku sudah tidak sabar untuk bertemu Gavin!"
Yumi pun mengangguk setelah itu ia mengikuti Kevin menuju mobilnya.
Tidak lama setelah itu, Kevin segera membukakan pintu mobilnya untuk mempersilahkan Yumi masuk, namun langkah yumi tertahan saat tangannya di genggam oleh tangan kekar Kevin sehingga ia terlihat kaget.
"Ada apa pak?" Tanya Yumi dengan heran.
Tanpa mengatakan apapun, Kevin mengeluarkan sapu tangan dari jas mewahnya, ia lalu menyeka sisa air mata yang masih ada di pipi dan mata Yumi.
Seketika itu Yumi membeku, jantungnya berdetak lebih kencang seperti genderang perang yang sedang di tabuh.
'Ada apa denganku? Kenapa tubuhku tidak bisa menolak apa yang Pak Kevin sedang lakukan? Bagaimana ini? Pak Kevin tidak boleh terlalu dekat denganku. Karena aku tidak aku jatuh cinta pada Pak Kevin.'Batin Yumi sambil menatap wajah tampan Kevin yang tenang dan meneduhkan.
Untuk sesaat, mata Yumi tidak bisa meninggalkan wajah Kevin. Ia berpikir kalau Kevin sangat tampan bahkan lebih tampan dari Nathan. Aura dinginnya dan sikap perhatiannya mematahkan rumor yang beredar tentang sutradara sekaligus produser Iblis yang sangat kejam dan tidak memiliki belas kasihan lada siapapun.
Tepat saat itu, pipi Yumi berubah warna menjadi merah merona. Semakin lama ia membiarkan Kevin berada di jarak sedekat ini, seperti itu pula Yumi khawatir kalau jantungnya kan meledak karena berdetak lebih kencang dari sebelumnya hingga ia tak mampu bernapas.
"Sudah selesai, sekarang masuklah!." Kata Kevin setelah memasukkan sapu tangannya kembali ke dalam saku jasnya.
"Iya. " Jawab Yumi dengan terbata-bata.
Setelah itu ia bergegas masuk ke dalam mobil dengan cepat. Kevin pun segera menyusul Yumi masuk ke mobil.
Beberapa saat kemudian.
"Apa ada yang aneh di wajahku?" tanya Kevin saat ia menyadari kalau Yumi terus memandanginya.
"Tidak ada apa-apa!" Jawab Yumi sambil mengalihkan pandangannya dengan cepat karena ia merasa malu.
"Apa aku terlihat terlalu tampan sampai kamu melihatku seperti itu?"
"Iya, pak Kevin memang tampan. Oleh karena itu Pak Kevin mengingatkan aku pada seseorang karena wajah pak Kevin mirip dengannya." Jawab Yumi tanpa ekspresi.
"Siapa?" Kevin yang sedang fokus menyetir itu pun mulai penasaran.
"Salah satu aktor Korea yang aku suka. Namanya Park Seojun. Hehe ... " Yumi tersenyum setelah mengatakannya.
Ia tidak asal bicara, karena Kevin terlihat memiliki garis wajah yang hampir sama dengan Park Seojun. Itulah kenapa Natalie memperhatikan nya sejak mereka meninggalkan restauran.
"Ukhuk ... Ukhuk ... " Kevin langsung batuk karena ia tidak menyangka kalau Yumi akan mengucap aktor Korea dan itu sangat menggelikan.
"Pak Kevin baik-baik saja kan?" Tanya Yumi dengan khawatir.
"Aku baik-baik saja. Tapi, bagaimana mungkin kamu mengatakan kalau aku ini mirip aktor Korea? " Kevin tidak habis pikir kenapa Yumi bisa bicara begitu. Entah untuk memujinya atau mengolok-oloknya.
Bukannya menjawab pertanyaan Kevin, Yumi malah tersenyum lebar sambil menatap wajah Kevin yang sedang bingung.
'Pak Kevin sebenarnya orang yang baik dan sangat lucu. Buktinya dia bisa kaget hanya karena aku mengatakan kalau dia mirip dengan aktor Korea. Hehehe ... 'Batin Yumi sambil menatap Kevin tanpa berkedip.
Menyadari tatapan indah Yumi, Kevin kehilangan fokus saat menyetir sehingga ia berhenti mendadak di pinggir jalan.