My Coldest CEO

52| Beautiful And Charming



52| Beautiful And Charming

111:00 AM     

Montmartre     

bukit di Paris utara dengan ketinggian  130 meter. Daerah ini sangat mempesona dengan jalan-jalannya yang sempit berliku dan kafe-kafe mungil tiap bloknya. Banyak tempat menarik lainnya yang menjadi kunjungan bagi para turis ataupun warga lokal sekalipun.     

Kini, Leo dengan pakaian hangat dan juga Felia sudah berada di sana yang tentunya bersama dua orang bodyguard.     

Menautkan jemarinya pada jemari lentik wanita yang berada di sebelahnya ini, Leo menampilkan senyuman yang hangat. "Kita ke abbesses dulu, jalan kaki saja nanti saya ingin memotret mu di deretan anak tangga." ucapnya sambil mengecup kening Felia supaya wanita itu mendapatkan kehangatan yang seharusnya mereka dapatkan di London, udara di sini sangat sejuk.     

//Fyi; sebuah stasiun kereta bawah tanah  yang terletak di pusat Montmartre. Yang istimewa dari stasiun ini adalah lokasinya yang terletak 36 meter dibawah tanah.//     

Mereka berada di tepi jalan supaya tidak menghalangi orang-orang yang ingin lebih dulu berjalan daripada mereka, apalagi kini tengah mengobrol membicarakan hal ini. "Sekarang profesi kamu jadi fotografer, ya?" tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya. Dari tadi malam Leo berkeinginan untuk memotret dirinya, ia sama sekali tidak terganggu sih mungkin saja ini juga yang dirasakan oleh Azrell saat berpacaran dengan laki-laki ini.     

Padahal, Felia belum tahu saja bagaimana tidak pedulinya seorang Leo saat Azrell meminta untuk sekedar selfie bersama. Benar-benar se-enggan itu bahkan laki-laki tersebut tidak pernah memposting foto sang mantan kekasihnya itu kalau bukan wanita tersebut yang merengek.     

"Iya, habisnya wajah kamu candu, Fe. Jadi aku suka memfoto diri mu, apalagi di posting sosial media supaya semua orang tahu kalau wanita saya sangat cantik dan menawan."     

Leo sangat tahu permasalahan laki-laki yang terlalu cuek sampai tidak ada keinginan untuk mempublikasikan foto wanitanya pada sosial media, yang justru hal itu dapat membuat wanita itu sendiri merasa bahagia.     

Pemikirannya benar? 80% sangat benar karena seorang Leo sudah mempelajari berbagai macam sifat wanita yang ada di muka bumi ini.     

Menganggukkan kepalanya, Felia tersenyum kecil. Ia akan menerima apa saja kebiasaan berpacaran yang terasa sangat menyenangkan ini. Tidak perlu memikirkan biaya keseharian, justru ia seperti diberikan gaji mingguan padahal tidak bekerja.     

Mereka mulai melanjutkan perjalanan, melangkahkan kaki dengan serasi menuju tempat yang di tuju. Kali ini, Leo sudah mengalungi kamera di lehernya.     

"Kenapa kamu tidak ingin diajak ke Disneyland saja, Fe?" tanyanya yang tiba-tiba teringat akan hal ini.     

Felia mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah tampan Leo, lalu menaikkan sebelah alisnya. "Untuk apa? aku ingin ke tempat bersejarah yang setidaknya bisa di jadikan pelajaran hidup." jawabannya yang benar-benar sangat tercetak jelas pemikiran dewasa.     

Iya, sebelum mereka memutuskan untuk keluar dari hotel, Leo memberikan Felia kesempatan untuk memilih tempat wisata. Untungnya, ia tidak terlalu norak dengan lokasi-lokasi terkenal.     

Sedangkan Leo? dirinya mengiyakan perkataan Felia, namun bingung saja jika beberapa bulan yang lalu Azrell merengek habis-habisan untuk ke Paris Disneyland, tapi berbeda dengan wanita yang saat ini tangannya tergenggam erat dengan telapak tangannya yang besar khas seorang laki-laki.     

"Tidak, hanya aneh saja jika para wanita menginginkan ke sana tapi kamu lebih suka ke sini, memang pacar saya sangat berbeda."     

Leo tahu kalau setiap wanita itu berbeda-beda, dan sebagai seorang laki-laki ia sangat menghargai dan menerima perbedaan tersebut.     

"Ya lihat saja, pemandangan lebih asyik dengan deretan toko-toko kecil. Apalagi berjalan dengan orang-orang lainnya, saling melemparkan senyuman tipis."     

Mengakui jika ada banyak orang sopan dan juga ramah di dunia ini, Felia menjadi nyaman jika berada satu pijakan bersama mereka.     

Leo menganggukkan kepalanya, benar apa yang dikatakan oleh Felia. "Kamu lelah gak naik tangga? kalau lelah, aku akan menggendong mu, tunggu kamu diam dulu." ucapnya sambil melepas tautan tangan mereka, lalu bergerak satu anak tangga lebih maju di hadapan Felia. "Naik ke punggung saya, jangan menolak atau saya akan memaksamu." sambungnya sambil merendahkan tubuh supaya wanitanya bisa naik ke atas punggung.     

Menggemaskan sekali, Leo bagaikan impian dari banyak wanita yang menginginkan laki-laki sangat peka san juga memperlakukan para wanita benar-benar selayaknya berlian utuh yang sangat patut untuk di jaga.     

"Selalu memaksa, tiap detik, menit, jam, bahkan tiap saat deh pokoknya." ucap Felia yang tidak habis pikir dengan Leo. Sebelumnya, ia menaruh pemikiran kalau laki-laki ini tidak asyik mengingat kerjaannya hanya di belakang layar laptop saja bersama dengan tumpukan dokumen. Dan ternyata, terkaan dirinya sangat salah.     

"Jangan banyak omong, Fe. Ayo naik ke atas punggung ku, sayang."     

Mendengar panggilan sayang tentu saja para kaum wanita yang mencintai benar-benar tulus akan merasa meleleh walaupun itu adalah hal yang biasa saja. Sungguh, ia benar-benar merasakan bagaimana dicintai dengan sangat tulus. Walaupun terkadang Leo menginginkan tubuhnya, tapi laki-laki itu tidak pernah lebih dari bermain dengan tangan yang artiannya tidak membobol segel tubuhnya.     

Leo menunggu Felia naik ke atas punggungnya, dan ya sesuai dengan keinginan wanita itu sudah lompat ke punggungnya lalu dengan refleks kedua tangannya pun menahan tubuh Felia tepat di bagian bawah bokongnya.     

"Sudah siap? saya akan mengangkat tubuh kalau kamu sudah berada di posisi yang nyaman,"     

"Sudah, sayang!"     

Setelah mendengar jawaban dari Felia, Leo menegakkan tubuhnya dan membawa wanita yang berada di punggungnya untuk menaiki anak tangga. Seperti biasa, mereka menjadi pusat perhatian begitu tahu kalau sang idola ada di dekat mereka. Buru-buru mengabadikan momen yang sangat menggemaskan itu.     

Tidak perlu menyuruh orang untuk memotret mereka, tanpa pintaan pun mereka sendiri sudah melakukan hal itu dengan suka rela.     

"Apa kamu tidak keberatan menggendong tubuh ku sambil menaiki tangga? ini masih lumayan jauh." ucap Felia sambil menodongkan kepalanya supaya bisa melihat sedikit raut wajah Leo, laki-laki itu tampak biasa saja padahal ia merasa kalau tubuhnya berat.     

Leo menggelengkan kepalanya, baginya Felia itu seringan kapas. Ah perumpamaan yang terlalu berlebihan, ya? tapi benar wanitanya ini tidak terasa apapun saat masuk ke dalam gendongannya. "Tidak, memangnya kenapa?" jawabnya lalu balik bertanya lagi.     

"Ya aku hanya penasaran saja sih, habisnya kamu suka sekali menggendong aku.     

"Ya memangnya kamu mau di gendong laki-laki selain aku?"     

Leo tersenyum puas kala tidak mendengar jawaban apapun dari Felia. Ia melihat satu orang bodyguard yang tiba-tiba saja berjalan mendahului dirinya, tapi ia sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu karena sebagai mode keamanan depan belakang. Bahkan tanpa di pinta pun bodyguard satu lagi yang berada di belakangnya sudah memegang kain sambil menutup bagian bokong Felia supaya tidak ada mata laki-laki yang melihat ke arah sana tak terkecuali dirinya yang juga ikut berpaling dan menatap lurus ke depan.     

Majikan idaman, dan para pekerja yang tentu saja juga idaman. Sepertinya semua aspek yang berada di hidup Leo cukup sempurna, hanya sedikit bumbu cinta pasti semuanya akan terasa lengkap.     

"Ya tentu saja tidak mau, kenal saja tidak apalagi sampai di gendong." ucap Felia, ia sibuk menggeleng-gelengkan kepalanya kala membayangkan di gendong dengan laki-laki lain.     

Leo hanya terkekeh lalu pijakan anak tangga mereka berakhir, dan ia menurunkan tubuh Felia supaya wanita itu bisa melanjutkan perjalanan bersamanya. "Kita ke love wall, yuk?" ucapnya sambil meraih kembali tangan wanitanya untuk segera di genggam dengan sangat erat.     

//Fyi, Love wall atau dinding cinta adalah sebuah dinding berukuran 40 meter persegi yang merupakan instalasi seni karya Fédéric Baron and Claire Kito. Disebut love wall karena dindingnya dipenuhi tulisan I love you 311 kali dalam 250 bahasa.//     

Melihat kedua bola mata Felia yang berbinar sempurna membuat hati Leo menghangat, ia lebih suka wanita apa adanya yang menunjukkan kalau dia benar-benar tidak tahu daripada wanita dengan penuh kepura-puraan untuk mencapai kepuasan.     

"Tentu saja aku mau!" serunya dengan nada gembira namun volume suaranya masih di perhatikan supaya tidak terlalu merusak suasana sekitar karena dirinya menarik perhatian.     

Menganggukkan kepalanya, Leo meraih kembali pinggang Felia. "Nanti saya akan mengukir kalimat seperti i love you Felia oh atau i love you Nyonya Luis, bagaimana? terdengar sangat indah, bukan?" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya, menggoda wanita yang berada di sisinya dengan sebutan Nyonya Luis.     

"Jangan seperti itu, bagaimana kalau nanti aku bukan jodoh kamu?"     

"Ya saya akan meminta pada Tuhan kalau semisalnya jodoh kamu itu orang lain, saya akan pinta orang lainnya itu tetap saya."     

"Mana bisa seperti itu, kamu sama saja mengubah hal yang seharusnya sudah di tentukan."     

"Bisa, tidak ada manusia yang bisa menebak takdir. Begitu juga dengan kamu yang pesimis kalau kamu bukan jodoh saya."     

Felia menganggukkan kepalanya, memang benar sih apa yang dikatakan oleh Leo. Habisnya ini terlalu mustahil untuk banyak hal yang sebelumnya hanya menjadi angan-angan saja. "Hanya berjaga-jaga supaya tidak terlalu berharap ketinggian, sayang." ucapnya sambil terkekeh kecil.     

Langkah mereka yang beriringan mulai berjalan ke arah lorong yang langsung menyajikan pemandangan yang indah.     

"Kamu tahu gak apa persamaan kamu sama tempat wisata ini?" tanya Leo tiba-tiba, ia menatap wanita di sebelahnya dengan kedua bola mata yang berbinar. Sebahagia itu kalau berakhir pekan dengan seorang wanita yang di cintai...     

Felia yang sedaritadi sedang mencermati pemandangan yang tersuguh pun langsung saja memusatkan kembali perhatiannya pada Leo. "Apa? memangnya bisa di sama-samakan?"     

"Bisa, sama-sama cantik dan mempesona."     

...     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.