Chapter 138 - Fakta yang tak terhindarkan
Chapter 138 - Fakta yang tak terhindarkan
Di Kekaisaran, dua pasukan mengarah salah satunya ke bagian utara dan yang lainnya ke selatan, mereka di kawal ketat oleh pasukan Kekaisaran serta Jenderal Iblis yang memimpin pasukan penjaga. Lalu satu pasukan lagi juga bergerak ke beberapa tempat terpencil, seperti desa-desa yang jauh dari kota atau tidak tercetak di dalam peta Kekaisaran. Pasukan itu di pimpin oleh pemimpin pasukan penyidik sekaligus pemimpin kesatria suci. Lalu pemimpin pasukan penjaga di pimpin langsung oleh sang Kaisar.
Namun tak hanya mereka, ada pula orang-orang penyidik yang menetap di hotel untuk melakukan penyelidikan secara mendalam melalui beragam catatan laporan serta berita-berita yang pernah terjadi di Kekaisaran. Petinggi Yohanes adalah pemimpin penyelidikan disana dan Ink Owl pula bertugas untuk membantu dan menemaninya.
Mereka di ruang hotel yang berbeda dari tempat pertemuan langsung memeriksa beragam kertas laporan yang terjadi selama dua pekan yang lalu. Dengan itu, seluruh apa yang seharusnya tidak diketahui oleh yang orang lain bahkan penduduk mereka sendiri, telah terbuka untuk mereka yang menamakan diri mereka sebagai aliansi persatuan kerajaan benua Ziuria.
Ada rasa enggan dalam diri Ini Owl, namun ia selalu membuangnya tiap kali merasakan. Sebab sang Kaisar sendiri telah mengizinkan hal itu, kenapa? Batinnya bertanya seperti itu tetapi ia tidak tahu jawabannya.
Kala ia menolak dengan keras bahkan dirinya juga menolak untuk pasukan aliansi menjelajahi Kekaisaran, tetapi Void menenangkannya untuk sesaat dan menjawab dengan raut wajah yang tak pernah ia bayangkan. Tidak ada sedikitpun senyuman yang terlukis kala itu, tidak ada basa-basi ataupun rencana yang keluar dari mulut tuannya.
Ia sama sekali tidak tahu apa yang dipikirkan oleh sang Kaisar.
Menurutnya pribadi, tindakan dari aliansi sangatlah tidak wajar. Bila penyelidikan, seharusnya hanya seperti apa yang akan ia lakukan. Mereka tak perlu menjelajahi berbagai kota di Kekaisaran juga tempat-tempat terpencil lainnya. Hati Ink Owl gelisah, namun ia lebih merasa gelisah karena tidak mengerti apapun.
Ia tidak mengerti apa yang sedang sang Kaisar pikirkan.
Kemudian dikala Yohanes tengah memilah, sang penasihat pribadi Kaisar itu bertanya "Tuan Yohanes, jika tidak keberatan bisakah saya bertanya sesuatu?"
Yohanes menjawabnya seraya ia menghentikan kegiatannya untuk sesaat "Si--silahkan," jawabnya dengan sedikit ramah.
"Apakah penjahat yang menyerang kota sangat berbahaya? Sampai-sampai aliansi bergerak dengan mencurigai kerajaan?" tanya Ink Owl dengan ramah, tanpa segan dan tanpa rasa.
Kening pria bertubuh itu mengkerut untuk sesaat, kemudian terdiam sesaat setelahnya seraya bergumam dirinya mempertimbangkan jawaban dengan rasa ragu di mulutnya. Kemudian ia menjawab dengan sedikit keraguan dan rasa takut di wajahnya.
"A--ah. Ya, perempuan itu sangatlah kuat. Jika bisa dikatakan, dia memiliki sihir yang bisa mengendalikan boneka. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh Tuan Neil'o yang pernah bertarung dengan orang itu, selebihnya kami masih belum bisa membayangkan bagaimana sebenarnya sosok penjahat itu."
Ink Owl kembali bertanya seakan sedang menerka "Begitu, tampaknya sangat merepotkan, ya?"
"Benar, karena itu kami, sebagai organisasi dari kerajaan-kerajaan di benua ini ingin menjamin keamanan seluruh kerajaan. Mau bagaimana juga kami tidak bisa diam saja saat ada satu orang yang bisa mengendalikan banyak boneka yang sangat mirip dengan manusia dan menghancurkan 4 kota secara bersamaan. Meridonialis dan Uridonia mungkin masih mampu untuk memulihkan kota-kota mereka dari serangan besar, karena mereka termasuk Kerajaan yang kuat. Tetapi, kami khawatir bila Kerajaan-kerajaan kecil juga akan menjadi sasaran sosok misterius itu," tutur Yohanes dengan begitu jelas kepada sang penasihat Kaisar Iblis.
Ucapannya memberikan alasan kuat kenapa Aliansi mereka harus memulai langkah untuk menanggapi sosok yang tak bisa mereka hadapi seorang diri. Ink Owl tersenyum ramah menanggapi ucapan lelaki itu yang menuturkan tindakan kepahlawanan aliansi mereka yang memiliki tujuan begitu mulia.
"Begitu, tetapi bukankah terlalu berlebihan jika harus menelusuri kota-kota di wilayah milik orang lain? Saya merasa cara itu sangat tidak efektif jika memang hanya memiliki tujuan untuk mencari tahu dimana tempat persembunyian penjahat itu, benar?"
Pertanyaan yang terlontar dari mulut Ink Owl, berhasil membuat wajah Yohanis menjadi rumit karena tak dapat berkelit kemudian.
Ia hanya kembali bertanya dengan nada mendesak "Apa maksud anda? Apakah anda ingin menghentikan pencarian?"
"Ku ku ku~. Saya tidak berniat demikian, Tuan Yohanes. Saya hanya membicarakan kenyataan, justru mencari informasi dari lembaran kertas laporan terdahulu jauh lebih efektif, benar?"
Penjelasan burung hantu itu tak bisa terbantahkan. Sebagai seorang petinggi Kerajaan Meridonialis pula dirinya harus menerima apabila ia sepemikiran dengan burung hantu dari Kekaisaran Iblis itu. Hanya mengeratkan gigi sesaat seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Ngomong-ngomong, apakah anda ingin segelas teh dan roti kering?" tanya Ink Owl seraya berdiri dengan senyuman tipis yang masih tak terlepas dari paruhnya.
Namun, Yohanes dengan ketus menolak "Tidak, terima kasih," ucapnya kepada Ink Owl.
Burung hantu itu hanya tertawa kemudian kembali berbicara "Kukuku~ apakah anda khawatir saya menaruh racun di cangkir anda? Tenang saja, saya tidak akan melakukan hal seperti itu. Karena bukan cara Kekaisaran soalnya. Terlebih, paduka Void juga akan marah jika saya berbuat macam-macam, jadi bagaimana?"
Penawaran itu berubah menjadi desakan untuk Yohanes, ia tak bisa menolak kala pikirannya mulai berpikiran buruk jika ia sekali lagi menolak permintaan Ink Owl.
"Baiklah, maaf merepotkan anda," ucap Yohanes pasrah akan keadaan.
Sementara itu di suatu pedesaan di sekitar hutan sankta. Pasukan kesatria suci serta pasukan penjaga dari Kekaisaran berada di sana sebagai tujuan pertama mereka untuk mengunjungi daerah-daerah terpencil di Kekaisaran.
Mereka tak bisa membawa seluruh pasukan, hingga akhirnya 5 orang manusia dan iblis pun masuk kedalam hutan itu dimana Void, Lilia, Ivaldi juga Vienna terdapat diantaranya. Sementara itu, Void memutuskan untuk memberikan tanggung jawab kepada Retto untuk menjaga situasi diantara dua pasukan yang memiliki ras yang berbeda.
Begitu tahu sang Kaisar datang, semua penduduk desa itu keluar dari rumah mereka. Berkumpul di tengah desa dan berbaris kemudian berlutut dengan penuh rasa hormat yang begitu besar kepada sang Kaisar. Hingga seorang iblis yang sedikit gemuk mendekat dengan berjalan cepat, kepalanya tertunduk terus tertunduk, hingga kemudian ia berlutut tepat di depan sang Kaisar.
"Selamat datang di desa kami, paduka Void. Terima kasih karena sudah mengunjungi desa kecil kami. Saya adalah kepala desa di desa ini, paduka Void."
Void mengangguk pelan dengan senyuman tipis di wajahnya setelah mendengarkan ucapan terima kasih dari mulut Iblis yang mengaku seorang kepala desa.
"Apakah ada masalah di desa ini?" tanya Void kepadanya.
Kepala desa itu menjawab "Tidak, paduka. Kami hidup damai di desa ini. Air dan makanan selalu tersedia. Kebun buah kami juga selalu berbuah setiap bulannya, kami sama sekali tidak memiliki masalah yang berarti, paduka Void."
"Sungguh?" tanya Void lagi memastikan ucapan kepala desa itu.
Iblis itu tak bisa berbohong di depan sang Kaisar, hingga akhirnya ia berbicara "Maafkan saya, paduka Void. Sebenarnya kami sedikit kesulitan untuk melalui jalan menuju kota, sebenarnya ada rute lain tetapi bagi kami itu adalah rute tercepat untuk ke kota," tuturnya mengatakan betapa buruknya jalan mereka menuju kota.
Mengkerut kening Void sesaat "Kota? Bukankah kita ... Ah," lalu tersadar akan kejanggalan dalam pemahamannya "Maksudmu menuju kota yang di kelola Tenerbis itu?"
"Benar, paduka."
Desa itu memiliki dua jalan yang berbeda, jalan pertama adalah menuju jalan utama yang bisa mengarah ke Ibukota dan juga kota lainnya di bagian selatan–jalan yang Void dan Lilia beserta pasukan lainnya lalui sebelumnya, lalu yang kedua adalah jalan ke arah utara yang langsung menuju ke kota yang dikelola oleh Tenerbis.
Berbeda dengan jalur yang Void lalui sebelumnya, menurut pengakuan kepala desa, jalur menuju Kota Lean sangat buruk karena memiliki kondisi tanah yang berbeda.
Void kembali bertanya "Wilayah desa ini termasuk wilayah yang di kelola Jenderal Tenerbis, kan? Apakah Tenerbis tidak membantu kalian?"
Kepala desa itu menggelengkan kepalanya "Tidak begitu, paduka. Tuan Tenerbis sudah pernah kemari dan akan segera membuat jalan khusus untuk desa kami. Beliau berkata jika lusa sudah mulai pengerjaannya, karena itu saya berniat untuk tidak mengatakannya," ucap kepala desa itu.
"Ah, begitu," balas Void sembari tersenyum lembut, tampak begitu bahagia wajahnya kala mendengar Jenderalnya langsung bergerak setelah mendengar keluhan penduduknya
Hingga, suara Lilia mengacaukan suasana hatinya "Ehem!"
Void pula kembali tersadar akan tujuan mereka kemari "Ah, benar. Kepala desa, bisakah kita bicara sebentar? Ada hal penting yang ingin saya–. Tidak, kami bicarakan," kata Void.
Kemudian kepala sang kepala desa terangkat dan matanya beralih dari sang Kaisar, menuju kearah seorang kesatria yang sama sekali belum pernah ia lihat dari sosoknya maupun zirah yang orang itu kenakan. Namun merasa terlalu sungkan untuk bertanya, Kepala Desa langsung mengajak mereka ke sebuah rumah kayu yang atapnya terbuat dari jerami.
Setelah dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu, Void tanpa segan menjelaskan apa yang terjadi dan apa tujuan orang berzirah perak yang amat asing datang ke desa terpencil ini.
"Sosok misterius?" tanya sang Kepala Desa tak mengerti.
Lilia kembali berkata "Benar, dia seorang manusia perempuan yang mengenakan mantel berbulu, rambutnya bergaya ekor kuda berwarna pirang, apakah anda pernah melihat sosok itu datang ke desa ini?"
Void kemudian menambahkan "Atau mungkin anda melihat sosok mencurigakan yang pernah melintas. Anda bisa memberitahu kami jika anda pernah melihatnya."
Sang kepala desa itu termenung sesaat, tertunduk dengan bingung setelah mendengarnya. Kemudian kepalanya kembali terangkat bersama dengan jawabannya "Maaf, paduka. Saya tidak pernah melihat sosok mencurigakan di desa ini,"
Kemudian Lilia mendesaknya "Apa anda yakin?"
Kepala desa mengangguk dengan perlahan, kemudian menjawab "Tentu, saya tidak mungkin berbohong di hadapan Kaisar yang agung. Lalu, meskipun ini dekat dengan perbatasan Kerajaan Hertia, tetapi sangat tidak mungkin ada manusia datang ke Kekaisaran. Ya mungkin menjadi pengecualian jika itu adalah seorang petualang."
Tertimpa sebuah fakta yang sangat besar, mulut Lilia terbungkam dan ia tak bisa memberikan pertanyaan lain kepada Kepala Desa itu. Sangat masuk akal, begitulah benaknya langsung merespon meski hal itu tak bisa ia terima.
Void tak memberikan reaksi lain selain senyuman tipis yang terus terukir di wajahnya. Melihat sang kesatria terdiam, Void pun memutuskan untuk mengakhiri pertemuan mereka dengan sang kepala desa.
"Begitu, terima kasih karena sudah menjawab."
"Tidak, paduka. Justru saya merasa terhormat bisa berbicara dengan anda, saya yang seharusnya berterima kasih."
"Hmm, kalau begitu mungkin kami pamit sekarang. Jika ada yang mencurigakan, tolong segera laporkan kepada Tenerbis, mengerti? Dan aku juga akan memberitahu Tenerbis untuk segera memperbaiki jalan kalian."
Kepala desa itu kemudian menunduk sedalam-dalamnya seraya berkata "Terima kasih, paduka," kemudian ia pun mengantarkan kedua orang penting itu hingga keluar dari desa.
Sepanjang jalan menuju rombongan mereka kembali, Lilia terus terdiam hingga membuat kesunyian yang terasa begitu canggung diantara mereka.
Lalu Void berbicara demi mencairkan suasana "Ya, seperti yang dikatakan kepala desa. Manusia yang masuk ke dalam Kekaisaran hanyalah para petualang yang biasanya ingin menjelajahi dungeon atau sekedar menyelesaikan pekerjaan mereka mengantarkan barang atau mungkin beberapa pedagang yang terkadang masuk entah dari perbatasan Negeri Elf ataupun Negeri Dwarf."
Ucapannya berhasil mencapai tujuannya, kepala Lilia menoleh kearahnya dengan cepat seakan terkejut akan kata-katanya.
Kemudian ia bertanya dengan terheran "Manusia pernah berdagang di Kekaisaran?"
Void kemudian menjawab dengan senyuman yang masih melekat, tipis seperti biasa namun memiliki arti lain yang tak bisa mereka tebak "Ya, ada beberapa. Meski begitu tidak banyak dan tidak sering juga. Mungkin jauh lebih langka dibandingkan para petualang," jelas Void.
Di dalam helmnya, mata Lilia membulat sempurna seakan ia begitu terkejut dan tak percaya dengan perkataan sang Kaisar. Meski demikian, ia mengenal dengan seorang pedagang muda yang pernah bercerita omong kosong tentang perdagangannya di Kekaisaran.
Sekilas bayangan wajah lelaki itu terlukis di dalam benaknya, senyuman lembut yang selalu ia tunjukkan terasa sangat berbeda dengan senyuman tipis nan dingin yang terlukis di wajah sang Kaisar. Senyuman lelaki itu jauh terasa lebih hangat dan lembut, hingga membuatnya berhasil jatuh hati kepadanya.
Ah sial, aku mengingatnya.
Wajah Lilia merona dibalik helm baja yang untungnya menutupi seluruh wajahnya hingga sang Kaisar tak bisa melihat wajahnya, meski ada lubang yang dibuat untuk masuknya udara tetapi sangat mustahil bila sang Kaisar bisa melihat wajahnya. Namun sikapnya yang aneh–tiba-tiba tertunduk dan terdiam dikala sang Kaisar terus berbicara, menimbulkan pertanyaan untuk mereka semua yang ada disana.
"Tuan Neil, anda baik-baik saja?"
Mendengar suara berat sang Kaisar, Neil'o tersentak hingga langsung menegakkan kembali seluruh tulang punggungnya.
"Ah, maaf. Saya melamun," ucapnya, kemudian bertanya "Tapi, kenapa anda membiarkan pedagang datang ke Kekaisaran?"
Void balik bertanya "Apakah ada yang salah?"
"Tidak, maksud saya. Apakah anda tidak takut jika misalnya ada pedagang yang bisa saja berpura-pura demi mencari rahasia Kekaisaran? Atau hal lainnya, mengingat buruknya hubungan manusia dan Iblis, apakah anda bisa menjamin keselamatan mereka?"
Pertanyaan yang teramat serius ia dengar, tetapi Void justru terkekeh mendengar segala pertanyaan sang kesatria suci itu.
"Apa ada yang lucu?" tanya Lilia terdengar tak senang.
"Tidak, hanya saja itu pertanyaan yang aneh di telinga saya, Tuan Neil," ujar Void dengan senyuman yang begitu angkuh.
Gigi Lilia saling mengeratkan satu sama lain, alisnya menekuk tajam hingga membuat ekspresi marah yang tak dapat dilihat oleh siapapun. Penyebabnya karena ucapan dan senyuman sang Kaisar yang begitu angkuh hingga membuatnya jengkel.
Lalu Void kembali berbicara, ia menjawab pertanyaannya "Pertama, seluruh informasi sensitif dilindungi dengan sangat baik di Kekaisaran, jadi saya bisa percaya diri kalau itu tidak mungkin. Lalu, yang kedua. Tidak sepenuhnya iya ataupun tidak. Jika anda bertanya, kenapa? Maka jawabannya karena kami tidak bisa mengawasi orang yang numpang lewat saja. Tetapi, apabila mereka melaporkan kepada pihak keamanan Kekaisaran, saya bisa menjamin jika kami akan membantu sebisa kami, meski orang yang kehilangan barang itu adalah seorang manusia."
Tak ada respon yang berarti dari mulut Scintia, hanya ucapan "Begitu," yang ia lontarkan dari mulutnya, seakan ia tak ingin mendengarkan lagi segala ucapan sang Kaisar yang terdengar omong kosong di telinganya.
Benak Lilia langsung menyangkal segala ucapan sang Kaisar yang seakan terdengar sangat baik hati, hal itu ia lakukan sebab ia percaya bila Iblis adalah makhluk yang pandai bermain kata-kata.
Mendapat respon yang datar, Void berkata dengan nada yang sedikit kecewa "Anda tidak percaya, ya."
Tanpa sungkan Lilia menjawab "Ya ... Walau 50 banding 50," ucapan yang tentunya adalah kebohongan semata untuk menjaga hubungan baik mereka yang sementara.
Kembali terkekeh sang Kaisar, kemudian ia berbicara "Begitu, tidak apa. Para manusia selalu menganggap kami pandai bersilat lidah dan pandai memanipulasi, walau saya tidak menyangkal jika ada Iblis yang demikian. Tetapi karena hal itu saya menjadi bertanya, apa Pangeran Raudels juga bagian dari kami, ya? Hahaha!"
Sang Kaisar tertawa, namun sang pemimpin kesatria suci langsung menegang hingga menghentikan langkahnya. Lalu dalam sekejap, semua langkah kaki mereka juga ikut terdiam. Suasana tenang yang mereka rasakan beberapa saat lalu dalam sekejap berubah menjadi menegangkan dikala pasukan Iblis dan pasukan suci memberikan jarak yang cukup luas diantara mereka.
Dengan suara penuh amarah, Lilia bertanya "Apa maksud anda?"
Mendesah pelan sang Kaisar, kemudian ia sepenuhnya menoleh kebelakang bersama dengan senyuman angkuhnya "Dia orang yang hebat, bukan? Hanya dengan untaian kata-kata yang penuh dengan rasa manis dan pahit hingga mampu membuat orang lain merasa kasihan, lalu hasilnya ... Bam! Pasukan dari 3 kerajaan tiba dengan tujuan membantu sang pangeran yang ingin mengubah kerajaannya menjadi kerajaan militer, padahal seharusnya kerajaan seperti itu hanya akan membebani suatu perkumpulan seperti aliansi kalian, benar? Anda pula sudah tahu akan hal itu, kan?"
Ucapan Void yang sedari tadi ramah kepada Lilia dalam sekejap berubah menjadi sangat tajam dan melontarkan segala kenyataan yang tak bisa Lilia hindari. Tentu dirinya sudah tahu jika ada kesalahpahaman diantara Kerajaan Hertia, Meridonialis dan Nord yang terpengaruh akan perkataan Pangeran dari Abyc. Sebuah keputusan yang sangat memalukan bagi aliansi hingga bisa melakukan kesalahan yang hampir berakibat fatal.
Lalu apa yang membuat Iblis dan manusia berbeda?
Pertanyaan itu muncul di dalam benak Lilia, bukan pertanyaan miliknya namun seorang pedagang yang mengaku pernah berdagang di Kekaisaran. Sebuah pertanyaan yang pernah ia anggap omong kosong pula, namun kala ia mendengar hal itu lagi seraya bertabrakan dengan fakta yang ada. Keimanan sang biarawati muda itu menjadi goyah untuk sesaat.
Hati kecilnya hampir mengeluarkan pertanyaan yang serupa.
Void kembali tertawa pelan, setelahnya, ia berkata seraya mengubah senyuman angkuhnya menjadi senyuman tipis di wajahnya "Ah, maaf. Suasananya menjadi tidak enak seperti ini. Saya pribadi tidak menyangkal jika Iblis memang seperti apa yang selama ini anda dengar, kami jahat dan kejam, kami licik dan manipulatif, karena pada dasarnya kami diciptakan berdasar kebencian di dunia ini. Jadi anda tidak perlu memikirkannya, Kesatria Suci Neil'o. Ayo, kita lanjutkan kembali perjalanan kita. Masih ada 2 desa terpencil yang mungkin mereka tahu keberadaan penjahat misterius."
Void berbalik dan kembali melangkah bersama pasukannya, semakin menjauh dari pasukan kesatria suci yang masih terdiam karena Neil'o yang masih termenung disana.
"Luar biasa sekali dia memainkan ucapannya, aku sama sekali tidak bisa berkata-kata," ucap Vienna kala mendekatinya.
Lilia langsung membalas "Karena dia mengejek dengan melemparkan kita dengan fakta yang tidak bisa kita bantah ... Menyebalkan, tetapi ...," ucapan itu tidak selesai, ia langsung menghela napas dan kembali berjalan seraya berkata "Lupakan, kita harus segera mengakhiri pekerjaan kita disini."
"He--hey, tunggu!"
Vienna bersama dengan 3 pasukan lainnya kemudian menyusul Lilia yang berhalan sangat cepat, lalu mereka pun menuju desa kedua yang berada di sekitar barat daya Kekaisaran.
Operasi aliansi terus berjalan, namun diantara mereka yang pergi tak ada satupun yang mendapatkan hasil. Semua pemimpjn desa dan kota yang ditanya oleh mereka menjawab hal yang sama, yaitu jika mereka tidak menemukan sosok mencurigakan terlebih jika sosok itu manusia.
Namun diantara mereka semua, berbeda dengan apa yang ditemukan sang petinggi aliansi. Meski berbeda dengan apa yang ia cari, tetapi ia menemukan satu konflik yang tertulis di dua lembar laporan hasil atas konflik yang teramat menarik baginya.
Dirinya langsung bertanya "Tuan Ink Owl, maaf jika salah, tapi apakah Kekaisaran pernah mengalami kudeta?" tanya Yohanes kepada Ink Owl yang tengah dengan tenangnya meminum secangkir teh.
Kala selesai, Ink Owl langsung menjawab "Anda menemukan laporannya, ya?" tanya Ink Owl dengan senyuman di paruhnya, seraya menarih cangkir ke atas tatakan kembali, Ink Owl berkata "Ya, beberapa minggu yang lalu Kekaisaran pernah mengalami pemberontakan kecil karena ulah seseorang. Tapi untungnya pemberontakan itu tidak memberikan dampak besar, jadi kami masih bisa mempertahankan wilayah kami," tuturnya menjelaskan kepada Yohanes.
Mata Yohanes kembali menatap lembar laporan itu, seperti yang dikatakan Ink Owl, disana juga tertulis jika tidak ada dampak signifikan untuk Kekaisaran kedepannya, mereka yang gugur pula mendapatkan kompensasi juga bantuan dari Kekaisaran kepada keluarga mereka yang telah gugur atas jasa mempertahankan Kekaisaran.
Namun satu hal yang paling mencuri perhatiannya adalah ...
"Tanggal ini ... Bukankah ini tanggal yang sama seperti saat Uridonia di kudeta? Lalu kalau tidak salah beberapa hari sebelumnya juga di Kerajaan Abyc juga mengalami kudeta terhadap pangeran Raudels. Apa maksudnya ini ... Tuan Ink Owl, kenapa kudeta bisa dilakukan secara bersamaan?"
Ink Owl menyeringai penuh arti kala ia mendengar segala pertanyaan yang terselimuti kebingungan yang teramat kuat.
To be continue