Last Boss

Chapter 159 - Rencana Tenerbis dan Netralitas Kerajaan Abyc



Chapter 159 - Rencana Tenerbis dan Netralitas Kerajaan Abyc

3Rencana Kekaisaran membuat pos gagal, terutama di medan perang bagian utara. Mereka dihalau oleh pasukan aliansi yang tiba-tiba muncul dengan jumlah pasukan tak sedikit, unit lapis baja mereka hampir menyapu bersih pasukan Kekaisaran yang akan membuat post pengintaian. Mereka yang bertahan dipaksa mundur, terus mundur hingga mencapai kota yang telah dikuasai.     

Sedangkan itu jauh dari medan perang, markas pusat menerima hasil pertempuran di berbagai medan. Medan Kerajaan Hertia, Kekaisaran tak kalah sepenuhnya, hanya ada 2 dari 5 pasukan yang dipukul mundur sedangkan 3 lainnya dapat bertahan dan beberapa diantaranya berhasil melenyapkan pasukan musuh.     

Namun tidak dengan medan perang bagian utara, 3 pasukan dipukul mundur, salah satu diantaranya tersisa sekitar 200 prajurit dari 1000 prajurit yang dikirim membuat pos. Kekalahan mereka langsung disampaikan kepada markas pusat, Kota Roshin langsung siaga penuh; bersiap menyambut pasukan aliansi yang akan datang dari 3 zona.     

Di dalam markas pusat, Tenerbis segera memberikan rencana berdasarkan hasil informasi prajurit mereka yang melihat komposisi pasukan musuh secara jelas. Dia berencana menggunakan hutan yang berada di 1 kilometer dari kota, mempersiapkan penyergapan untuk mereka.     

Keberhasilan rencana itu mempertaruhkan segalanya, bila gagal maka Kota Roshin akan direbut kembali dan memaksa persekutuan Kekaisaran untuk kembali ke wilayahnya.     

Tenerbis menempatkan setiadaknya 300 prajurit di masing-masing hutan tersebut, jumlah yang sangat sedikit untuk sebuah rencana penyergapan namun itu cukup untuk menyembunyikan keberadaan pasukan di tengah hutan.     

Suara deru mesin terdengar di dekat mulut hutan, ribhan prajurit berbaris dibelakangnya. Pasukan itu terdiri dari; pemanah, penyihir, dan kesatria dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan penyerangan pertama aliansi ke garis perbatasan.     

Mereka menundukkan kepala, menyatu dengan alam hingga hewan disana pun tak sadar ada makhluk hidup lain selain mereka. Tiba-tiba     

Boom!     

Ledakan keras menghantam bagian depan unit lapis baja musuh, begitu keras hingga membuat penyok pada bagian depan musuh. Tak sampai disitu, sebuah tembakan yang merupakan gungnir milik Kekaisaran kembali ditembakkan ke arah unit lapis baja beberapa kali. Tetapi hasilnya, unit itu masih dapat bergerak.     

"Sial! Sudah kuduga harus dari samping!" keluh seorang prajurit yang menembakkan gungnir bersama pasukan lainnya dari depan.     

"Musuh! Mereka melakukan sergapan! Cepat serang!"     

Teriakan seorang kapten membuat semangat pasukan menbara, unit lapis baja paling depan memberikan serangan balasan kepada persekutuan Kekaisaran.     

"Wah! Kita ketahuan! Cepat kembali ke kota! Misi gagal!" teriak seorang prajurit yang merupakan pemimpin pasukan persekutuan disana.     

Pasukan persekutuan Kekaisaran yang bersembunyi di balik batu besar itu langsung melarikan diri dengan kuda mereka, disusul serangan proyektil musuh serta sihir sihir yang hampir menerjang mereka. Ribuan panah dilepaskan, namun tak ada satupun yang mengenai pasukan yang berjumlah puluhan orang itu.     

Lalu di zona pertama; bagian utara Kerajaan Abyc, hal serupa terjadi disana. Persekutuan Kekaisaran melakukan ambush (Penyergapan) secara terang-terangan, menembakkan gungnir kemudian melarikan diri seraya memberikan serangan kepada pasukan yang mengejar mereka.     

"Dasar bodoh, kalian tidak akan bisa menghancurkan Tank ini dari depan! Tembak!" teriak penuh ejekan sang komandan unit lapis baja dari dalam unitnya.     

Proyektil ditembakkan, namun dalam serentak pasukan berpisah. Keputusan mereka tepat, sebab proyektil itu kemudian meledak dimana mereka sebelumnya berada. Pasukan Kekaisaran terus melarikan diri hingga mencapai Kota Roshi.     

"Mereka terlalu penakut! Sekarang waktunya kita merebut kembali Kota kita!"     

"Yaaa!"     

Mereka bersorak sorai penuh semangat, menerjang seraya mengejek pasukan persekutuan Kekaisaran, melaju dengan kecepatan penuh seraya menembakkan serangan jarak jauh kepada pasukan persekutuan.     

Namun itu hanya apa yang mereka pikirkan.     

Markas pusat–tepatnya Tenerbis telah memperkirakan segalanya, semuanya terjebak di dalam rencana Tenerbis yang disusun sedemikan rupa untuk menghadapi serangan balik pasukan aliansi.     

Pasukan aliansi datang dari 3 zona sekaligus, menyerang dari 3 arah dan memaksa Kota Roshi untuk bertahan seraya menjaga dinding kota untuk terus berdiri. Walau begitu, beberapa proyektil dari meriam unit lapis baja telah menghantam dinding kota beberapa kali.     

"Serang!"     

Ribuan kesatria aliansi menyerbu ke kota seraya mengangkat tombak dan bendera lambang aliansi mereka. Lalu persekutuan Kekaisaran juga melakukan hal serupa, mereka semua keluar seraya dilindungi oleh para penyihir dari segala serangan jarak jauh aliansi.     

Tetapi itu justru membuat para penyihir semakin mencolok. Sebuah proyektil melesat, bagian atas dinding yang tak terjaga oleh sihir langsung mengalami kerusakan hebat. Mereka yang berdiri di atas dinding itu langsung lenyap tak tersisa beserta persediaan mereka yang ada diatas dinding. Meski demikian, pasukan persekutuan terus berlari hingga pedang mereka meraih musuh-musuhnya.     

Utara, selatan dan timur Kota Roshi dalam sekejap berubah menjadi neraka, pasukan Kekaisaran memberikan serangan balik dengan kekuatan yang tak dibatasi. Mereka tak segan mengeluarkan segala kekuatan mereka untuk menerjang musuh mereka, begitu juga sebaliknya. Pasukan persekutuan terus melaju bersama unit lapis baja, pasukan pemanah dan penyihir berlindung dibalik ya seraya menembakkan panah-panah mereka dan sihir-sihir dengan jangkauan luas.     

Proyektil musuh terus ditembakkan ke tembok, para penyihir yang memiliki dua tugas; untuk membantu pasukan kesatria dan melindungi tembok membuat mereka kewalahan. Mereka tak bisa lagi bertahan, tetapi mereka tak bisa menyerah dan mundur begitu saja.     

Di dalam markas pusat, Tenerbis menuliskan dua surat yang berisi sama. Hanya ada satu kata yang ia tulis.     

"Sekarang."     

Serentak, pasukan mereka yang tertidur langsung berlarian keluar hutan menuju Kota Roshi. Mereka berlari secepat mungkin dengan kedua kaki mereka, menyerang pasukan aliansi dari punggung mereka.     

Mereka mulai menembakkan gungnir dari belakang, berusaha mengenai unit sihir dan penyihir musuh yang berlindung dari belakang. Pasukan Gungnir bergerak perlahan seraya menembak bersama pasukan pemanah, sedangkan sebagian dari pasukan kesatria menerjang ke depan.     

"Sudah kuduga mereka akan datang dari belakang, tenang saja pasukan kita yang lain akan mengurus mereka," ujar sang pemimpin unit lapis baja sekaligus pemimpin pasukan penyerang di timur Kota Roshi.     

Jauh dari medan perang, mereka bergerak membantu pasukan yang tengah memerangi pasukan persekutuan Kekaisaran. Mereka tak bergerak melalui tanah, melainkan udara. Mereka bebas terbang, tak terhambat oleh buruknya medan tanah hingga membuat mereka jauh lebih cepat dibandingkan pasukan darat.     

Begitulah pasukan aliansi yang telah menduga rencana Tenerbis. Ia yang telah menjanjikan kemenangan, bagaimana ia keluar dari jebakan musuh? Ditengah pengamatan para penguasa, Tenerbis menghela napas lalu ia menuliskan sebuah kata di kertas [Message] lagi.     

Kemudian, lelaki tak pernah melepaskan raut wajah seriusnya menyeringai penuh kemenangan.     

Pasukan penunggang naga terbang semakin mendekati pasukan Kekaisaran yang mengepung rekan mereka dari belakang, api telah terbakar dari mulut sang naga dan siam dilepaskan.     

"Ghaaa!"     

Sebuah sihir melesat dari arah samping mereka–bagian utara mereka, meledak dan menjatuhkan satu penunggang naga aliansi.     

"Apa!?"     

Puluhan pasukan kesatria yang sebelumnya telah berpecah sebelumnya di zona ketiga mendekati pasukan aliansi mereka yang ada di zona kedua. Mereka sangat cepat, jauh lebih cepat dibandingkan naga mereka. Bagaimana bisa? Benak seorang prajurit bertanya akan kecepatan tunggangan pasukan itu. Hingga sinar bulan menerangi mereka dan tampak jelas bila yang mereka tunggangi itu bukanlah naga.     

"Me--mereka ... Mereka menunggangi Wyvern!"     

Wyvern, makhluk yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil daripada naga. Mereka tak memiliki lengan seperti naga ataupun sisik yang keras, jika membandingkan kekuatannya maka naga akan lebih kuat dari pertahanan maupun kekuatan. Namun, Wyvern memiliki kecepatan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan naga.     

Tenerbis telah memperkirakannya jauh sejak ia menerima informasi tentang pasukan aliansi di beberapa kota dari hasil pasukan penerbang yang disamarkan dengan sihir cahaya milik para elf. Mereka terbang leluasa diatas langit dan bisa melihat segalanya, begitu juga pasukan naga yang berada di 3 kota di utara, timur dan tenggara Kerajaan Uridonia.     

"Pasukan Wyvern akan terbang ke laut sebelum peperangan terjadi, ratusan pasukan itu akan menunggu bila memang pasukan penyerga kita yang berlindung di hutan akan diserang oleh pasukan aliansi. Mereka tidak akan menggunakan pasukan darat, karena jaraknya cukup jauh dan terlalu lama untuk mereka sampai di dalam keadaan terdesak, karena saya perkirakan jika pasukan aliansi akan menggunakan sesuatu yang tak terhalang dengan medan darat yaitu pasukan penunggang naga mereka. Disaat mereka keluar, Wyvern yang memiliki kecepatan lebih cepat dibanding naga akan langsung menginterpensi pasukan penunggang naga dan menghentikan serangan mereka kepada pasukan penyergap mereka. Sisanya tergantung dengan pasukan kita, apakah mereka bisa mengalahkan pasukan aliansi atau tidak ... Saya harap anda bisa menyaksikannya, Tuan ku Void."     

Begitulah rencana Tenerbis yang telah disusun dengan matang. Dia menyeringai puas dalam kekecewaan, bukan terhadap rencanannya tetapi kepada keberadaan sang Kaisar yang telah meninggalkan ruang strategi.     

Ketika penyergapan pertama pasukan persekutuan Kekaisaran akan dimulai, sang Kaisar telah meninggalkan ruang strategi Istana. Ia pergi menuju sebuah kota yang menjadi tempat pusat penelitian Kekaisaran berada, terletak di selatan, dekat laut dan sangat dekat dengan perbatasan Kekaisaran Iblis dan Negeri Elf.     

Ada apa gerangan sang Kaisar pergi meninggalkan dua penguasa lainnya? Dia pergi dikala sang penasihat mendapatkan surat bila Ratu Ausele von Abyc yang menguasai tanah Abyc ingin datang ke Kekaisaran dan berbicara dengan sang Kaisar. Tak diketahui apa tujuannya, namun dalam surat itu tertulis seakan Ratu ingin bertemu secepatnya dengan sang Kaisar dan sangat berharap jika sang Kaisar akan menuruti permintaannya.     

Sesuai keinginannya, bersama dengan Scintia juga Uksia, Void pergi ke kota itu dan menunggu kedatangan sang Ratu Abyc. Namun saat ini, mereka sudah saling berhadapan satu sama lain setelah terakhir kali ketika penyerangan di kotanya berlangsung.     

"Senang bisa bertemu anda kembali, paduka Void. Saya mendengar jika anda sudah menguasai Kota Kerajaan Uridonia dan Hertia, saya ucapkan selamat untuk itu."     

Ucapan sang Ratu membuat dua pendampingnya–Loyd juga pelayan pribadinya terhenyak. Void juga demikian, ia terkekeh pelan mendengarnya.     

"Oh? Kenapa anda mengucapkan selamat? Bukankah sebagai Kerajaan manusia, seharusnya anda turut sedih karena kota manusia telah saya dan penguasa lain ambil alih?"     

Tertawa pelan Ratu itu mendengar pertanyaan sang Kaisar. Seraya terus memasang senyumannya, ia pun membalas:     

"Karena saya tahu jika anda sekalian bukan berperang karena ras, tetapi karena ajakan aliansi untuk memulai peperagan dengan anda, benar? Terlebih berkat anda juga, pasukan Kerajaan Hertia yang ada di perbatasan langsung ditarik kembali. Sepertinya mereka waspada dengan serangan anda, paduka Void."     

Mengkerutlah kening sang Kaisar mendengar ucapan sang Ratu, seakan ia bertanya maksud ucapan Ausele. Namun, ia tak mengatakannya dan memilih mengakhiri pembicaraan tentang Kerajaan Abyc sampai disitu saja.     

"Jadi apa tujuan anda menemui saya? Sepertinya ada hal yang sangat penting."     

Ausele dalam diam mengulurkan tangannya kebelakang–ke arah Loyd, kemudian sebuah kertas Loyd berikan kepada sang Ratu. Lalu, kertas itu ia taruh diatas meja dengan segala tulisan diatasnya tepat mengarah kepada sang Kaisar.     

Kaisar membaca surat itu–tetapi itu bukanlah surat, melainkan sebuah lembaran berita propaganda yang diberikan oleh aliansi tentang kota-kota mereka yang telah diambil alih dan dikatakan bila penduduk manusia diperlakukan buruk oleh persekutuan manusia.     

Sebuah berita yang bisa memancing kemarahan dan ketakutan umat manusia kepada Kekaisaran juga sekutunya, menjauhkan Void kepada mimpi lugunya.     

"Apa anda mempercayainya?" tanya sang Kaisar kepada Ausele, suaranya begitu dingin dan tajam hingga terasa murka yang sedang ditahan.     

Namun sang Ratu menjawab dengan pertanyaan yang begitu jauh dari konteks pembicaraan "Apakah Kakak saya masih hidup?"     

Void mengangkat wajahnya dengan kerutan di kening serta memberikan tatapan curiga "Kenapa anda bertanya? Merindukannya?"     

Auselw tertawa pelan kemudian menjawab tanpa segan "Ya, sedikit. Mau bagaimana juga dia adalah keluarga saya."     

Void menghela napas pelan seraya menundukkan kembali pandangannya–melihat kearah selembar kertas propaganda yang ditulis oleh aliansi "Ya, walaupun Saya masih menahannya. Saya tidak memiliki alasan untuk membunuhnya, walau begitu saya harus tetap mengikuti peraturan yang sudah tertulis, jadi saya tidak bisa melepaskannya begitu saja. Tapi walau begitu dia masih tetap sehat, dia makan dengan teratur dan mengikuti kegiatan para tahanan dengan baik. Bagaimana bilangnya ... Dia justru terlihat sangat menikmatinya, terlebih setelah diriku memberitahu tentang kondisi anda dan kerajaan anda," tutur Void menjelaskan keadaan sang mantan pangeran Abyc yang merupakan Kakak kandung Ausele.     

Dalam waktu senggangnya, Void terkadang berbicara dengan sang Pangeran dan terkadang mencari tahu tentang ingatan sang pangeran yang masih sedikit kabur tentang orang asing yang menanamkan sihir kepada otaknya. Mereka membicarakan banyak hal dan tak jarang sang pangeran juga memberikan dukungan untuk menjalin hubungan dengan Kerajaan Abyc.     

Ausele terkejut mendengar penjelasan sang Kaisar, kemudian ekspresinya melunak disertai senyuman yang tampak sangat merindukan sosok yang telah membunuh ayahnya itu.     

"Begitu," ucap singkat sang Ratu Abyc. Kepalanya yang tertunduk pun kembali terangkat, kemudian bertanya untuk memastikan "Maaf, tadi anda bertanya apa saya percaya atau tidak dengan berita itu, benar?"     

Void menjawab dengan santai "Ya, tapi jika anda tidak ingin menjawabnya, tidak masalah. Saya juga tidak begitu memikirkan berita seperti ini, karena diriku sudah tau pasti akan ada sesuatu yang seperti ini."     

"Saya tidak mempercayainya," jawab sang Ratu langsung hingga membuat sang Kaisar kembali menatapnya dengan terheran "Anda bisa saja membunuh Kakak saya karena perbudakan di Kekaisaran, tetapi anda memilih menahannya meskipun dia mungkin sudah tidak berguna lagi untuk anda, benar? Ingatan Raudels yang telah menghilang menjadikan alasan anda untuk tetap menahannya, memberi alasan kepada bawahan anda bila mungkin saja ingatan berkabut milik Raudels memberikan petunjuk tentang organisasi misterius, benarkan? Kaisar Void?"     

Terbungkam mulut Void tak bisa mengelak, dua pengawalnya memberikan tatapan penuh pertanyaan akan maksud ucapan Ausele kepada Void. Void hanya bisa menghela napas, seraya menyungingkan senyuman tipis di wajahnya.     

"Sudah kuduga jika kepala sang Ratu Abyc ini benar-benar tajam ... Meskipun saya berkata hanya 70% ucapan anda ada benarnya, saya memilih menahan pangeran Raudels daripada membunuhnya. Tetapi bukan karena tidak mau, hanya saja membunuhnya adalah satu hal paling merepotkan. Terlebih Adiknya masih sangat mencintai Kakaknya, dan jika saya membunuhnya mungkin hubungan Kekaisaran dan Abyc akan retak untuk selamanya."     

Tersentak sang Ratu mendengarnya, merona seraya memalingkan wajah dengan senyuman kaku di wajahnya "Sa--saya tidak merasa demikian. Raudels sudah bukan lagi bagian dari Kerajaan Abyc, na--nama dia sudah dicoret jadi ... Anda tidak perlu memikirkan kami," ucap sang Ratu dengan terbata-bata.     

Ucap di mulut, lain di hati. Void terkekeh mendengar betapa gugupnya sang Ratu Abyc itu berbicara yang membohongi hatinya sendiri. Void pun membalas:     

"Ratu ... Meskipun anda berpikir bijaksana, tetapi perasaan anda labil seperti gadis muda pada umumnya. Anda tidak perlu membohongi perasaan anda sendiri. Benar, contoh saja Scintia. Meski sudah ratusan tahun hidup tetapi dia masih labil seperti Iblis muda biasanya."     

Ucapan yang begitu menusuk hingga membuat raut wajah Scintia merona "Pa--paduka! Saya tidak seperti itu!" ucapnya begitu kesal disertai rasa malu yang menyelimutinya.     

Void hanya tertawa mendengar bantahan seraya meminta maaf kepada pelayan pribadinya. Tiba-tiba Ukisa menyahut ucapannya:     

"Walau begitu, apa yang diucapkan Paduka ada benarnya."     

"Uksia!"     

"Maaf."     

Pecah tawa dua penguasa itu melihat tingkah pelayan pribadi sang Kaisar. Mereka tak bisa menahan tawa hingga mencairkan suasana diantara mereka semua.     

Memanfaatkan itu, Void langsung membawa mereka semua kedalam topik utama dengan memberikan pertanyaan.     

"Baiklah, sebaiknya kita mulai saja. Jadi apa maksud kedatangan anda kemari, Ratu Ausele? Apakah anda datang hanya untuk memberitahu jika anda tidak percaya dengan berita propaganda yang dibuat oleh aliansi?"     

Ratu Ausele menggelengkan kepalanya kemudian menjawab "Tentu bukan hanya itu saja, Kaisar Void. Alasan saya datang kemari adalah untuk membuat kesepakatan dengan Kekaisaran."     

Mengkerutlah kening sang Kaisar mendengar pernyataan Ratu tersebut. Ausele kembali menerima kertas dari Loyd, kertas kali ini tampak sangat resmi dan terdapat lambang dan nama Kerajaan Abyc sebagai kepala surat tersebut. Pada bagian bawah juga di tanda tangani langsung oleh sang Ratu dan diberi cap lambang Kerajaan Abyc sebagai tanda bila surat itu resmi keluar dari keluarga kerajaan.     

Void mengambil surat itu dan membaca secara keseluruhan, hingga ia mendapat satu kesimpulan dari surat kesepakatan itu; yaitu kerajaan Abyc meminta kepada Kekaisaran untuk tidak melakukan agresi militer–atau dalam bahasa formalnya ditulis sebagai kesepakatan non-agresi.     

Dengan menjalin kesepakatan itu maka Kekaisaran tidak dapat melakukan aksi militer di tanah Abyc dan dilarang keras untuk melakukan invasi ke tanah Abyc.     

Void terhenyak dalam diam melihat sang Ratu yang berani menuliskan surat itu kepada Kekaisaran. Karena seharusnya dalam kesepakatan pastinya ada beberapa hal yang menjadi pendorong Abyc, seperti ada orang atau negeri lain yang akan melindunginya jika Kekaisaran berani melanggar kesepakatan tersebut.     

"Apa yang terjadi jika saya melanggarnya?" Void pun menanyakannya.     

Ratu menyungingkan senyuman liciknya sesaat–seakan tahu bila sang Kaisar akan mengatakan hal tersebut, sebelum akhirnya ekspresinya kembali serius.     

"Anda tahu? Aliansi kini memeragi anda, tetapi tidak semua Kerajaan manusia berpikiran demikian. Bahkan ada beberapa Kerajaan yang sebenarnya tak suka dengan aliansi, begitu juga dengan Kerajaan Abyc salah satunya. Mereka adalah Kerajaan-kerajaan yang ada di timur benua ini, mereka selalu menentang dan membatasi diri dari pengaruh aliansi ..." Sang Ratu kembali menyungingkan bibirnya, lalu kembali berbicara "Tetapi mereka juga mendengar propaganda aliansi, penduduk mereka dibuat ketakutan–begitu juga dengan penduduk Abyc. Karena itu atas usulan saya, saya mengajak mereka untuk membuat kesepakatan dengan anda dan saya dijadikan sebagai percobaan pertama untuk menjalin kesepakatan ini dengan anda ..."     

"Jika kami melanggar ... Maka kerajaan di benua bagian timur juga akan menjadi musuh kami, benar?" potong sang Kaisar memberikan dugaan terkuatnya, menyempurnakan potongan kecurigaan siapa yang ada dibalik kesepakatan ini.     

Ratu tertawa pelan "Benar sekali," jawabnya dengan raut wajah begitu licik hingga membuat Scintia sebagai pelayan pribadi sang Kaisar menjadi marah karena Ratu itu menunjukkan ekor rubahnya.     

"Beraninya anda–"     

"Scintia, diam."     

"Tetapi dia sangat licik, padahal Kekaisaran sudah membantu–"     

"Scintia."     

Mulut Scintia terbungkam seketika ketika sang Kaisar menoleh kearahnya seraya menyebutkan namanya.     

"Dalam situasi seperti ini ... Tidak, dalam menjalin hubungan dengan negeri lain, berbuat sesuatu yang licik sudah menjadi sangat wajar. Kita pun melakukannya, Scintia. Jadi tidak heran jika Ratu Ausele yang bisa mengatur wilayahnya menjadi stabil di usia muda, bisa melakukan tindakan seperti ini. Jadi kau tidak perlu marah," terang sang Kaisar kepada pelayan pribadinya, hanya ada kata maaf yang keluar dari mulut Scintia setelahnya.     

Kemudian, Void kembali menatap serius sang Ratu, memberikan sorot mata tajam kepada Ausele. Dia nampak tak gentar, namun senyuman liciknya menjadi kaku untuk sesaat seakan menggambarkan reaksi yang sebenarnya.     

Void menghela napas kemudian membalas seraya melukiskan senyuman tipis di wajahnya "Baiklah, saya mengerti. Sejak awal, kami juga sebenarnya tidak memiliki rencana untuk menyerang Abyc. Saya pribadi sudah menganggap anda sebagai rekan saya, Ratu Ausele. Jadi saya tidak ingin merusak persahabatan Kekaisaran dan Kerajaan Abyc ... Tetapi apa anda yakin?"     

Baru bernapas lega, sang Ratu dibuat bingung dengan pertanyaan sang Kaisar "Tentang apa?"     

"Aliansi ... Setelah saya menandatangani ini maka saya tidak bisa membiarkan militer saya menginjakkan kaki di tanah Abyc, benar? Bagaimana jika suatu saat anda justru membiarkan mereka lewat atau buruknya mereka menginvasi anda untuk menerobos dan membuka Medan perang di selatan? Apakah anda bisa menjamin jika anda bisa bertahan dari itu semua? Saya juga sebenarnya ragu menandatangani ini karena permasalahan yang mungkin bisa terjadi ini Ratu Ausele."     

Pakta non-agresi, mungkin itu akan berlaku antara Kekaisaran dan Abyc, tetapi tidak dengan aliansi. Bila mereka menerobos Abyc, maka Kekaisaran tidak bisa melakukan tindakan pencegahan jauh ke depan atau harus dipaksa bertahan karena tidak bisa kelewati Abyc karena pakta tersebut.     

Tetapi hal itu telah dipikirkan oleh sang Ratu.     

"Tenang saja, Kaisar Void. Bukan hanya anda saja yang dikirimi surat ini, tetapi juga aliansi. Saya yakin mereka pasti akan menuruti apa yang saya inginkan."     

Ratu Ausele bertindak, menimbulkan kegemparan diantara kerajaan aliansi dan juga Kekaisaran. Sikap netral mereka diperkuat, tapi apa mereka mampu bertahan di tengah kekacauan dunia?     

To be continue     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.