Last Boss

Chapter 136 - Operasi penyelidikan, persiapan



Chapter 136 - Operasi penyelidikan, persiapan

3Serentak, Aliansi menerjunkan pasukan khusus untuk menyelidiki yang memungkinkan keterlibatan Kerajaan-kerajaan dengan penyerangan kota. Secara formal mereka mengirimkan surat permintaan penuh rasa hormat, tetapi dalam surat itu tertulis pula desakan Aliansi yaitu akan dicurigai bagi siapapun yang tidak mengizinkan penyeledikan tersebut.     

Seolah mewakili seluruh Kerajaan di benua, beberapa Kerajaan di benua Ziuria bagian timur yang merasa muak dengan mereka tanpa segan menolak dengan alasan keamanan, mereka tak peduli jika mereka diancam oleh Aliansi. Namun bukan hanya dari timur, tetapi dari barat juga sebuah Negeri menolak permintaan aliansi dengan alasan serupa.     

Dari semua negeri yang mendapat tatapan tak senang dari Aliansi karena penolakan mereka, tetapi hanya Negeri Elf saja yang tidak mereka kecam. Sebab, tanpa di duga oleh siapapun, Holy Civitas atau tepatnya Gereja Pusat menerima penolakan para Elf dan kemudian melindungi mereka dengan berkata.     

"Para Elf tidak akan melakukan hal keji."     

Kata-kata yang disampaikan dari sang pendeta itu adalah ucapan sang Paus sebagai pengantar pesan untuk para petinggi Aliansi.     

Mereka–para anggota aliansi bertanya-tanya akan keputusan sang paus yang tidak biasa itu. Tetapi sang Paus hanya berkata jika dirinya tahu jika para Elf tidak akan melakukan hal keji seperti itu.     

Mereka ingin mencurigai Holy Civitas, namun mereka tak bisa sebab sebagian besar anggota aliansi lebih memihak kepada sang paus, termasuk Meridonialis sendiri. Mereka menganggap sosok sang paus sebagai sosok yang sangat bijaksana, kebijaksanaannya melebihi dari siapapun. Dia yang sangat pandai dan dianggap begitu dekat dengan dewa sebab mampu memahami segala isi kitab yang diberikan para dewa kepada umat manusia, orang yang teramat suci namun tindakannya kali ini mengundang ribuan pertanyaan dari dalam maupun luar Aliansi.     

Sementara itu Kerajaan Hertia, Kerajaan yang mengusulkan untuk melakukan penyelidikan sebagai bentuk simpatinya kepada Uridonia dan Meridonialis, menjadi kebingungan akan keputusan sang Paus. Begitu pula sang Raja yang akhir-akhir ini melakukan manuver gila hingga hampir membuat bermusuhan dengan Kekaisaran, padahal sebelumnya sang Raja berkata jika tidak perlu mengganggu Kaisaran.     

Jenderal Andares, seorang pemimpin pasukan dari tentara Kerajaan Hertia terus mengamati akan tindakan Rajanya dan memantau seluruh pergerakan dunia yang terasa semakin membuatnya resah.     

'Abyc telah berpisah dari aliansi, Gereja pusat tiba-tiba memihak para Elf, lalu akhir-akhir ini Paduka Ferdinand sering memutuskan sesuatu yang berbanding terbalik dengan ucapannya. Ya jika itu Raja Ferdinand, sebenarnya aku tidak harus merasa heran dengan keputusannya yang terlihat labil itu. Tapi akhir-akhir ini aku merasa beliau sudah sedikit berlebihan, mau bagaimana juga sangat berbahaya jika Kekaisaran mengangkat bendera perang mereka. Terlebih pasukan Uridonia juga harus dibangun kembali setelah kalah dari Abyc, Leo juga sudah kesulitan mengayunkan tombaknya. Astaga, semuanya semakin memburuk saja,' batin sang Jenderal pasukan, merasa gelisah di dalam ketenangannya.     

Dalam kacamata Jenderal Andares, militer Kerajaan Hertia dalam kondisi yang sangat tidak siap. Pasca kekalahan mereka di tanah Abyc dan juga hilangnya sebelah tangan sang Bloody-lance, Leo Malvier–seorang pemimpin pasukan pertama Kerajaan Hertia yang diberi julukan 'Spearhead'–membuat mental pasukan Kerajaan Hertia berada dalam di posisi terendah.     

Kepercayaan yang begitu tinggi kepada orang yang digadang-gadang akan menggantikan sang Jenderal itu memberikan dampak yang sangat buruk kala dirinya kalah di medan perang. Meski demikian, prajurit Kerajaan Hertia masih memiliki semangat sebab keberadaan sang Jenderal Andares.     

Di dalam ruangannya, Andares terus berdiri di balkon kamarnya sembari terus melihat kearah Ibukota Hertia yang begitu damai dan tentram, seolah mereka tak tahu kekacauan apa yang sedang menghantui Kerajaannya.     

"Yah, kalau sudah begini mungkin aku hanya bisa berbicara dengannya," ucap Jenderal Andares memutuskan dengan perasaan segan yang tersisa, ia menemui sang Raja.     

Kemudian di ruang singgasana, dimana hanya ada dirinya, sang Raja Hertia juga para penjaga ruangan singgasana megah itu. Dirinya berjalan mendekat kemudian berlutut dihadapan sang Raja.     

"Maaf, mengganggu waktu anda. Paduka Ferdinand," ucap Jenderal Andares     

Raja itu mengangkat sebelah tangannya dengan senyuman di wajahnya seakan ia sangat menerima keberadaan sang Jenderal.     

"Tidak apa, Jenderal Andares. Tapi apa yang membuatmu kemari? Apakah ada yang ingin kau katakan?" tanya sang Raja seolah-olah telah menerka segala tujuan Andares.     

Kemudian Jenderal Andares dengan posisi yang masih berlutut kembali berbicara.     

"Paduka, izinkan saya bertanya. Apakah menurut anda mengirim pasukan aliansi ke Kekaisaran adalah hal yang terbaik?" tanya sang Jenderal dengan lugas.     

Raja itu kemudian langsung menjawab tanpa ragu sama sekali "Ya tentu saja, mau bagaimana juga ini demi kebaikan kerajaan-kerajaan di benua Ziuria. Kau juga sudah mendengar, kan? Tentang perempuan yang menyerang kota perdagangan?"     

Andares hanya menjawab "Ya."     

Kemudian sang Raja menyahut dengan cepat, ia berkata "Kalau begitu sudah sepatutnya, kita sebagai salah satu pendiri aliansi memikirkan keamanan Kerajaan-kerajaan sekutu kita. Lalu kita juga tidak bisa diam saja, bisa saja perempuan itu juga melakukan hal yang sama dengan kota kita, kan?"     

Andares sama sekali tak menjawabnya, segala pertanyaannya dijawab dengan begitu masuk akal hingga membuatnya terbungkam. Ia tak salah memilih pertanyaan, tetapi raja itu telah lebih dulu memiliki jawaban atas pertanyaannya.     

Kemudian Andares kembali berbicara "Saya mengerti, paduka. Maaf jika pertanyaan saya tidak sopan, saya tidak bermaksud meragukan anda," sang Raja hanya tersenyum penuh arti kearahnya, namun kala ia bertanya lagi, ekspresi sang Raja berubah untuk sesaat "Lalu maaf jika tidak sopan sekali lagi, paduka. Bukankah akhir-akhir ini Kerajaan Hertia terlalu mendesak Kekaisaran? Saya merasa juga sudah seperti keajaiban karena Kekaisaran tidak marah. Lalu bukankah anda bilang jika Kerajaan ini tidak akan bermain-main dengan Kekaisaran?"     

Sang Raja dengan suara dingin langsung balik bertanya "Apakah kau meragukan ku?"     

Terbungkam mulut Jenderal Andares mendengarkan lelaki tua berjanggut putih dengan rambut yang warnannya serupa juga hiasan mahkota emas di kepalanya. Tak berani sedikit pun dirinya melihat kearah sang Raja, namun ia bisa merasakan sorot mata tajam yang begitu menusuk kearahnya.     

"Maaf, saya tidak bermaksud demikian," hanya itu yang keluar dari mulut Andares.     

Hanya terdiam Andares setelahnya dengan mata yang terpejam seakan siap menerima segala cacian yang akan dilontarkan sang Raja. Kekuatan yang ia miliki seakan tak berarti dihadapannya, bukan karena Raja itu lebih kuat darinya tetapi ia sangat mencintai tanah kelahirannya. Tak mau dirinya menjadi musuh di tanah kelahirannya sebab dirinya melawan sang Raja.     

Amarah yang terlukis jelas di wajah sang Raja untuk sang Jenderal. Tetapi dalam sekejap semua iru menghilang, seakan sang Raja kembali menggunakan topeng senyuman ramah kepada Jenderalnya.     

"Tidak, aku mengerti apa maksud perkataan mu," ucap sang Raja.     

Jenderal Andares terkejut mendengar ucapan sang Raja yang jauh lebih lembut daripada sebelumnya, hingga kepalanya terangkat dan melihat seluruh ekspresi ramah yang ditunjukkan sang Raja.     

"Aku mengerti jika akhir-akhir ini aku selalu menyudutkan Kekaisaran. Karena pada dasarnya, karena Kekaisaran lah kita berada di posisi sekarang."     

"Eh? Apa maksud–."     

"Walau begitu aku juga sadar akan batasan ku. Alasan ku menyudutkan Kekaisaran hanya karena aku tidak ingin dipandang rendah oleh sekutu kita, mau bagaimana juga kekalahan kita hingga mengorbankan tangan Leo di tanah Abyc sangatlah memalukan. Aku berpikir jika kita menunjukkan sedikit bukti keterlibatan Kekaisaran, mungkin kita bisa menjadi lebih baik di mata aliansi. Walau begitu aku tidak akan memutuskan seperti itu lagi, aku berjanji. Terlebih pasukan kita juga belum benar-benar siap setelah perang terakhir, kan? Karena itu aku menyerahkan kepada mu, mau bagaimana juga pasukan kita tidak boleh lengah disaat seperti ini."     

Pria tua itu sembari terduduk dengan angkuhnya, berbicara panjang lebar menguak semua apa yang ingin Jenderal Andares tahu dan hingga menyadari apa yang terjadi kepada pasukan mereka. Jenderal Andares hanya terdiam tak bisa berbicara apa-apa.     

Meskipun ia bisa, tetapi ia ragu bila ucapannya akan di dengar oleh lelaki seribu wajah itu.     

**     

Di tanah Kekaisaran Iblis, mereka sepakat untuk menyetujui penyelidikan di tanah Kekaisaran demi menghilangkan segala kecurigaan kepada Kekaisaran. Meski demikian, banyak fasilitas yang mereka batasi dalam masa penyelidikan dan Kekaisaran juga mengerahkan militer mereka demi memperketat setiap penjagaan kota serta fasilitas-fasilitas yang dibatasi di Kekaisaran.     

Hingga, mereka pun datang ...     

Sekelompok pasukan besar yang lebih dari 30 prajurit datang ke Ibukota Kekaisaran seraya mengibarkan bendera perisai yang ditengahnya terdapat pedang yang saling menyilang yang menjadi lambang aliansi mereka.     

Mereka diarahkan menuju hotel untuk bertemu langsung dengan petinggi di Kekaisaran. Lalu kala pintu ruang pertemuan terbuka, mata sang Kaisar membulat sempurna kala ia melihat sosok yang tak asing lagi di matanya.     

Saat itu dirinya tak begitu peduli akan keberadaan seorang petinggi yang seharusnya lebih diperhatikan, sebab kini perhatiannya sepenuhnya tertuju kepada seorang kesatria dengan zirah perak yang pernah ia lihat.     

Kemudian Ink Owl menyambut dua perwakilan dari aliansi itu serta dua pengawalnya yang nampak juga berasal dari kesatria suci Meridonialis dan Holy Civitas.     

"Selamat datang di Kekaisaran Iblis, tuan-tuan sekalian dari aliansi persatuan kerajaan benua Ziuria. Maaf karena tidak bisa menyambut anda sekalian di Istana Kekaisaran. Karena sesuai kesepakatan yang ada, kami memutuskan untuk membatasi Istana Kekaisaran," sambut Ink Owl seraya memberitahu mereka dengan sedikit ketegasan.     

Ruangan itu bagaikan sebuah ruang makan di Istana Kekaisaran, ruangannya cukup luas–mencakup 3 kamar biasa di hotel tersebut, terdapat sebuah meja panjang yang memberikan jarak antara Void dan para manusia.     

Petinggi bertubuh gemuk serta memiliki kumis itu membalas dengan tegas juga "Tidak masalah, kami juga sudah sepakat akan hal itu," balasnya.     

Pasca kesepakatan pertama, aliansi juga memberikan surat lain yaitu informasi area mana saja yang bisa mereka kunjungi di wilayah Kerajaan yang akan mereka datangi. Hal itu sebagai bentuk jika aliansi sangat menghargai privasi kerajaan tersebut, namun mereka juga meminta beberapa pengecualian demi kelancaran penyelidikan mereka, misalnya penyelidikan di berbagai area atau desa terpencil di suatu wilayah Kerajaan tersebut yang bisa memberikan peluang bila perempuan yang membuat kota perdagangan babak belur bersembunyi disana.     

Kemudian petinggi itu serta seorang kesatria di sebelahnya mengambil kursi dan duduk diatasnya–mereka berada di sebrang meja Void, tepat berhadap-hadapan dengan dirinya yang terus tersenyum tipis kearah mereka.     

Kemudian dipertengahan meja itu Ink Owl berhenti sejenak sebelum sampai ke kursinya, ia pun bertanya kepada petinggi itu.     

"Jika boleh tahu, siapa nama anda sekalian?" tanya Ink Owl.     

Kemudian lelaki gemuk serta kesatria itu kembali berdiri "Ah benar, kita belum berkenalan," cetus lelaki itu seakan melupakan hal itu, namun sebenarnya tidak demikian. Dirinya sejak awal memasang wajah yang enggan berbicara kala berhadapan langsung dengan iblis, lelaki itu pun berkata "Perkenalkan, saya adalah petinggi dari aliansi persatuan kerajaan benua Ziuria, nama saya adalah Yohan Marlowe."     

Kemudian kesatria di sampingnya dengan nada suara datar namun terdengar begitu tegas pun berbicara "Saya pemimpin pasukan penyidik aliansi, juga seorang pemimpin kesatria suci Meridonialis, tolong panggil saya Neil'o."     

Void langsung memejamkan matanya seakan ia puas akan dugaannya yang benar-benar tepat sasaran, dia adalah Lilia yang biasa berbicara lembut kepadanya di kota perdagangan, lalu seorang kesatria suci di belakangnya adalah sahabat Lilia yang pernah ia temui walau tak lama di taman pusat kota perdagangan. Void bisa tahu sebab fungsi pandangannya yang spesial pemberian dari sang Developer.     

'Astaga, aku benar-benar terkejut. Siapa sangka mereka akan langsung menurunkan Lilia ke tanah ini. Tapi sepertinya mereka juga sengaja melakukannya untuk menekan Kekaisaran dengan mengenalkan diri Lilia bukan hanya sebagai pemimpin pasukan penyidik, tetapi juga sebagai pemimpin kesatria suci. Begitu, begitu! Bagus sekali ... Tapi sayangnya itu tidak terpengaruh untuk diriku,' batin Void menganalisa apa yang sedang terjadi di depannya.     

Kemudian, Ink Owl tersenyum ramah kepada mereka seraya berkata "Senang bisa mengenal anda, Tuan Yohan dan Tuan Neil'o. Saya sedikit terkejut ternyata pemimpin pasukan suci gereja akan datang mengunjungi kami. Maaf jika membahas diluar topik, tapi apa tidak masalah jika pasukan gereja datang kemari?"     

Pertanyaan Ink Owl itu berhasil membuat ekspresi sang petinggi terheran, namun justru Neil'o yang balik bertanya seakan mewakilkan petinggi itu "Maaf, bukankah harusnya saya yang berkata demikian?"     

Namun dengan ringannya serta senyuman ramah di wajah Ink Owl, burung hantu itu menjawab "Kami tidak keberatan, Tuan Neil'o. Meski akan berbohong jika saya berkata kami siap menerima gereja, tetapi saat ini kami hanya akan berusaha sebaik mungkin selama tamu yang datang juga baik di rumah kami."     

Jawaban serta ekspresi yang teramat kuat dalam artian lain membuat hingga membuat sang Kesatria itu terdiam cukup lama sebelum akhirnya ia berkata "Begitu, maka kami juga sama."     

Kemudian Ink Owl kembali berjalan mendekati sang Kaisar, lalu kala semakin mendekat Void pun berdiri sejajar beraamanya.     

"Kalau begitu izinkan kami juga sebagai perwakilan dari Kekaisaran Iblis," ucap Ink Owl, kemudian bersamaan mereka berdua menyapu tangan kanan mereka ke kiri secara perlahan hingga akhirnya menyentuh dada "Perkenalkan saya penasihat Kaisar Iblis Void, Ink Owl. Lalu disamping saya ..."     

Lelaki Iblis disamping Ink Owl tersenyum penuh arti kepada mereka, keramahan, keangkuhan serta ketamakan terlukis semua pada senyuman itu. Kemudian, dia memperkenalkan dirinya.     

"Ah, senang bertemu dengan kalian semua, manusia. Perkenalkan, saya adalah seorang Iblis yang menguasai seluruh wilyah Kekaisaran, Kaisar Iblis, Void."     

Wajah petinggi yohan langsung menegang seketika, dua kesatria dibelakangnya juga dibuat terperanjat untuk sesaat kala mendengar siapa Iblis dengan jubah tipis berwarna gelap itu. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka, terjebak dalam keterkejutan kala mendengar nama seorang legenda hidup yang berhasil bertahan kala perang suci 500 tahun yang lalu.     

Senyuman Void yang selalu terpajang di wajahnya menambahkan arti lain dalam senyumannya, sebuah kepuasan pribadi kala melihat wajah mereka yang sangat terkejut hanya karena mendengarkan namanya.     

'Hm?' kemudian matanya tertuju kepada seorang kesatria yang mash terdiam tak bergerak sama sekali, tak terperanjat seperti yang lainnya atau menunjukkan reaksi lainnya 'Luar biasa, Lilia. Sepertinya kamu memang sangat membenci Iblis sampai tidak terkejut saat mendengar nama ku,' batin Void menilai reaksi Lilia.     

Namun kenyataannya, dirinya teramat terkejut melebihi yang lain. Namun beruntung ia mengenakan helm yang dapat menutupi seluruh wajahnya, sebab kalau tidak maka ekspresinya yang mengeratka gigi dengan sedikit gemetar tampak jelas dihadpaan sang Kaisar juga yang lainnya.     

Kemudian petinggi Yohan berbicara dengan suara yang begitu gugup "Tu--tunggu, saya tidak mendengar apa-apa tentang ini, sa--saya sama sekali tidak tahu jika paduka Void yang akan menyambut kami."     

Namun dengan santainya Void menjawab "Benar, sama halnya seperti kami yang tidak mendengar apa-apa tentang kedatangan pasukan suci yang datang ke tanah kami," ucapan itu membuat Yohan tersentak hingga tak dapat berkata-kata, ia hanya terdiam tanpa memalingkan sedikitpun matanya dari sang Kaisar, kemudian Void kembali berbicara "Ya walau begitu, sebenarnya saat ini Jenderal Iblis yang lain sedang sibuk mengurus kota-kota mereka. Saya tidak tega membiarkan Ink Owl mengatasi ini sendirian, karena itu saya juga akan turun langsung melihat proses penyelidikan. Apakah anda keberstan?"     

Yohanes langsung membalas ucapannya disertai suara terburu-buru karena rasa takut terlebih dahulu menyelimutinya "Te--tentu tidak, kami tidak keberstan jika situasinya demikian," kemudian ia menoleh kearah sang pemimpin kesatria suci seakan meminta pertolongan, namun kesatria itu audah terdiam cukup lama seolah-olah sedang tertidur.     

"Tuan Neil'o, anda baik-baik saja?" tanya Void yang juga sadar akan diamnya Lilia     

Lilia yang terdiam cukup lama kemudian memberikan anggukan pelan "Ya, kami tidak memiliki hak memilih siapa yang akan menemani kami selama penyelidikan," ujarnya dengan sangat tenang.     

Senyuman Void sedikit merekah kembali mendengarnya "Begitu," ucapnya memberikan respon singkat yang ramah kepada Lilia.     

Setelahnya perundingan apa yang akan mereka selidiki pun dimulai, dari pembagian tim mereka pribadi dan kemana mereka akan pergi diberitahukan semua kepada sang Kaisar. Rute yang dilalui juga telah diberi tanda oleh mereka diatas peta Kekaisaran yang membuat Void untuk sesaat bertanya darimana mereka mendapatkannya.     

Namun mengenyampingkan hak itu untuk sesaat, semua rute yang dilalui oleh mereka melewati jalur yang benar-benar aman dan tidak mendekati sedikitpun tempat-tempat yang Void batasi–fasilitas penelitian sudah jelas berada di Ibukota dan juga satu kota lainnya, namun fasilitas militer seperti markas militer dan tempat pelatihan harian mereka berada di luar kota dan dipastikan cukup jauh dari kota, sebab itu pemilihan jalur juga dangat penting agar tak menyentuh sedikitpun area yang dibatasi.     

Tak hanya mengunjungi kota, dalam kesepakatan sebelumnya juga aliansi meminta beberapa catatan yang pernah terjadi seperti catatan kriminal atau semacamnya. Hal ini pernah Ink Owl tak setujui, namun Void berkata untuk membiarkan mereka melihat catatan laporan kejadian yang pernah terjadi di Kekaisaran lalu menutupi beberapa laporan yang ada.     

Lalu seperti kesepakatan yang ada, Kekaisaran juga akan mengirimkan beberapa pemandu dan juga pengawal untuk pasukan penyelidik hingga menyelesaikan seluruh penyelidikan mereka.     

Mereka kemudian sekali lagi sepakat dan tim pasukan penyelidik terbagi menjadi 3, kelompok pertama memeriksa kota-kota besar di bagian utara, kelompok kedua memeriksa kota besar di bagian selatan, lalu kelompok terakhir memeriksa wilayah-wilayah terpencil di Kekaisaran. Lalu ada satu kelompok kecil yang rata-rata di dalam kelompoknya adalah seorang analisis yang akan memeriksa beberapa catatan kejadian di Kekaisaran.     

Awalnya berjalan sangat lancar, hingga sang Kaisar berkata dengan santainya "Oh benar, saya juga akan menemani kalian berpatroli."     

"Eh?"     

Tidak mengherankan bila dua perwakilan aliansi terkejut karena permintaannya, tapi justru yang paling aneh adalah Ink Owl ikut terkejut karena permintaannya.     

Mata dua perwakilan itu langsung menoleh kearah Ink Owl kala mendengar suara yang serupa dengan mereka kala terkejut.     

Seraya mengibaskan kedua sayapnya secara perlahan, Ink Owl menjawab dengan sedikit panik "Tu--tunggu, saya juga tidak tahu akan seperti ini!" Kemudian ia menoleh kearah sang Kaisar "Paduka, bukankah anda berkata jika anda hanya akan menyabut perwakilan aliansi?"     

Lalu sang Kaisar menjawab dengan raut wajah yang wajah yang seakan tak mau tahu kagi "Aku tidak berkata begitu, aku hanya berkata jika aku akan meringankan pekerjaan mu, menyambut perwakilan aliansi misalnya. Aku tidak benar-benar berkata jika aku hanya akan menyambut perwakilan aliansi, kan?"     

Dia tidak berkata seperti itu. Apa yang dikatakan Ink Owl adalah kebenarannya dan Kaisar adalah kebalikannya, namun meski sadar akan hal itu tetapi Ink Owl tak bisa membantah perintahnya. Selain karena dia sangat patuh kepada sang Kaisar, tetapi saat sang Kaisar memutuskan sesuatu yang berbahaya maka seterusnya sang Kaisar tidak akan berubah pikiran. Ink Owl sudah berpengalaman menghadapi kejadian seperti ini.     

"Astaga ...," keluh sang penasihat yang tak bisa berbuat apa-apa, kemudian ia kembali menoleh kepada perwakilan aliansi dan berbicara dengan wajah bersalah "Maaf, seperti yang dikatakan paduka Void. Saya sepertinya lupa mengatakan hal ini, tetapi paduka Void akan ikut dalam penyelidikan."     

Petinggi Yohan membalas dengan bantahan yang terdengar ragu-ragu "Tu--tunggu, tidak bermaksud bersikap tidak sopan, tetapi kami merasa tidak enak bila ada sang Kaisar–."     

Namun Lilia menyahutinya dengan memotong ucapan Yohan, ia berkata "Tidak apa, kalau begitu paduka Void akan bersama pasukan ku untuk menyelidiki area-area terpencil di Kekaisaran," kemudian ia menoleh kearah sang Kaisar dan bertanya "Apa anda keberatan?"     

Lalu dengan senyuman gembira, sang Kaisar menjawab "Baik!"     

Tersentak untuk sesaat Lilia kala mendapatkan respon seperti anak-anak dari sang Kaisar, namun dalam sekejap ia tampak tak peduli dan langsung berkata "Kalau begitu sebaiknya kita mulai saja, operasi penyelidikan aliansi skala besar."     

Sesuai perkataannya, setelahnya pasukan Kekaisaran yang telah disiapkan berjalan di depan maupun belakang pasukan penyelidik sebagai pasukan keamanan mereka. Serentak mereka bergerak dengan kuda, begitu juga Void serta dua pengawalnya dan Lilia serta satu pengawalnya yang sesuai dugaan Void dia adalah sahabat Lilia, yaitu Vienna. Meski wajahnya tak terlihat, tetapi sekilas suaranya sangat mirip dengan gadis berambut coklat yang belum lama ia temui di taman pusat kota perdagangan.     

to be continue     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.