Chapter 69 - Negosiasi
Chapter 69 - Negosiasi
Sekitar jalanan menuju Ibukota Dwarf dipenuhi dengan pepohonan juga bukit-bukit rendah. Tidak seperti Kekaisaran yang hampir sekelilingnya dipenuhi padang rumput yang luas, Negeri Dwarf tampak tidak memiliki medan yang seperti itu. Wilayah mereka dipenuhi oleh bukit-bukit rendah juga hutan-hutan kecil yang membuat Negeri Dwarf hanya memiliki sedikit kota karena tak mudah membangun sebuah kota dengan medan seperti itu.
Void sudah membaca sebelumnya, satu hari setelah kekacauan terjadi, ia membaca semua informasi yang dimiliki oleh Kekaisaran tentang wilayah persatuan Dwarf yang bisa ia bilang sangat lengkap, informasi yang Void baca membuatnya tahu bagaimana sejarah lengkap Negeri persatuan Dwarf yang sebelumnya tak bersatu.
'Tidak kusangka negeri ini terbentuk karena ulah Kaisar,' batin Void seraya melihat pemandangan indah dataran rendah berpadu dengan hutan kecil yang ia lihat melalui jendela kereta kuda.
Matahari perlahan terbenam melewati batas cakrawala, kereta kuda sudah melaju beberapa jam setelah melewati gerbang perbatasan Kekaisaran dan Dwarf. Void mengusir kebosanannya dengan memeriksa skill dan sihir yang ia dapat selema sepekan ini, ketika ia terus menatap salah satu skillnya, tiba-tiba sebuah kotak transparan muncul di dekat skill itu dengan tulisan yang mendeskripsikan skill yang ia tatapi.
'Huh? Body Inspect, kemampuan untuk memeriksa keadaan tubuh makhluk hidup secara keseluruhan, pengguna bisa merasakan kondisi tubuh yang diperiksa tanpa merasakan dampak negatif. Selama sepekan aku tinggal di dunia ini dengan kemampuan melihat status atribut, baru tahu aku bisa membaca deskripsi skill,' batin Void membacakan deskripsi skillnya, kemudian mengeluh karena ketidaktahuannya 'Jika begini aku akan lebih mengerti bagaimana fungsi semua skill dan sihir, walau aku sudah tahu sih,' lanjutnya.
Deskripsi skill sangatlah penting dalam sebuah permainan, terutapa RPG yang biasanya memiliki lebih dari 1 skill bahkan bisa mencapai 100 skill yang berbeda dan masing-masing efek yang ditimbulkan pun berbeda. Berkat deskripsi itu pula Void bisa menciptakan karakter yang kuat dari sebuah game RPG, salah satunya adalah sang pahlawan.
"Haaah ..."
Void menghela nafas, kembali mengingat takdir mengerikan yang akan ia hadapi 20 tahun mendatang. Terkadang dirinya menyesal, karena terlalu ahli bermain dan menciptakan karakter kuat hingga tidak pernah terpikir jika takdir untuk dibunuh karakternya sendiri ia hadapi.
'Lagian mana mungkin ada yang menduga kejadian seperti ini, kan!?' ucapnya dalam hati sangat jengkel.
Melihat wajah sang kaisar yang tampak gelisah, Ink Owl bertanya kepadanya "Paduka, apa ada yang mengganggu anda?"
Void terdiam sesaat 'Tak mungkin aku mengatakannya,' pikirnya kemudian menjawab "Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir," seraya tersenyum tipis kepada penasihatnya itu.
Meski tak rampak puas tetapi Ink Owl menerima jawaban itu "Begitu, jika ada sesuatu yang mengganggu paduka, tolong katakan saja," sambil tersenyum ramah dirinya.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kereta kuda, melihat dari jendela, dia adalah salah satu prajurit zirah hitam yang mengawal mereka. Ink Owl membukakakn pintu untuk prajurit itu dan bertanya "Ada apa?"
"Tuan, sebentar lagi kita sampai di Ibukota Dwarf, Kabahar, Tuan."
"Begitu, aku mengerti, terima kasih," ucap Ink Owl kemudian menutup pintunya kembali, perajurit itu pun kembali kedalam barisan yang.
Sudah saatnya, sosok sang Kaisar tidak boleh diketahui oleh siapapun, mau itu oleh pemimpin Dwarf sekalipun. Void menyentuh dadanya, mengatifkan sihir penyamaran ke seluruh tubuhnya. Beriringan dengan lingkaran cahaya keemasan yang muncul dari atas kepalanya dan jatuh menembus seluruh tubuhnya, wajah, rambut, warna iris mata hingga postur tubuh, jubahnya menghilang hingga meninggalkan kemeja hitamnya saja.
"Aaaah sudah kuduga pakaian seperti ini yang membuatku nyaman," ucap Void sambil tersenyum dan memegang kemejanya.
"Apa selama ini paduka tidak nyaman?" tanya Ink Owl padanya
Void memegang dagu mengambil pose berpikir sesaat "Ya terkadang merasa bergitu, tepatnya aku sedikit kerepotan memakai jubah ku. Kuharap aku bisa mengurangi sedikit kai dari jubah itu, rasanya berat kau tahu? Berjalan pun sedikit sulit," keluh Void kemudian.
Owl merespon dengan cepat "Kalau begitu paduka bisa memintanya ke penjahit Istana."
"Eh boleh!?"
"Tentu saja, tidak mungkin kami tidak menuruti permintaan anda."
"Ah ..."
Void melupakan gelarnya untuk sesaat hingga ia salah bertanya.
"Bu--bukan begitu, ehem!" Ia memperbaiki suaranya setelah terdengar gugup, lalu kembali berbicara seolah ia meminta pendapatnya "Aku memakai jubah itu cukup lama, melepaskannya membuat ku merasa sedikit bersalah pada diriku sendiri," jelas Void.
Ink Owl tertawa kecil mendengar alasan Void, sedikit membuat diri Void cemas jika jawabannya kembali salah.
"Ma--mafkan saya paduka, karena sudah tertawa. Saya sedikit tidak menyangka jika paduka sangat memperhatikan masalah seperti ini," tutur Ink Owl sambil tertawa yang tak bisa ia tahan.
Void merona sesaat karena malu, ia memjamkan matanya dan menyilangkan kedua tangan berusaha menjaga wibawanya "Te--tentu saja, mau bagaimana juga jubah itu menemanik ku selama ini jadi sayang saja jika membuangnya," tukas Void.
Ink Owl akhirnya berhenti tertawa, mengambil sapu tangannya untuk mengusap air mata yang keluar karena tawanya itu "Maafkan saya paduka, saya mengerti apa yang paduka maksud. Sebenarnya Tuan Astaroth dan Nona Scintia juga pernah memberi pendapat saat paduka memakai jubah kebesaran paduka," sahutnya.
"Sungguh?"
Ink Owl menganggukkan kepala seraya berkata "Benar paduka, Tuan Astaroth pernah berkata jika paduka sangat luar biasa saat paduka memakai jubah, tapi dia juga bertanya, apa paduka tidak kesulitan berjalan? Nona Scintia juga memiliki pendapat yang sama, mereka sama-sama mengagumi paduka memakai jubah kebesaran paduka tetapi mereka tidak bisa mengatakan kekhawatiran karena merasa tidak enak," tuturnya, memberitahu bagaimana pendapat sang Jenderal Iblis kavaleri dan pelayan pribadinya itu.
Jubah kebesarannya yang menjadi lambang kegagahan sang Kaisar, benar-benar kebesaran dalam arti sesungguhnya. Bahkan Void sendiri merasa demikian, ia yang dulunya hanyalah lelaki sederhana memakai pakaian apa adanya, jadi memakai seperti jubah yang ukurannya sedikit jauh lebih besar darinya benar-benar membuat Void risih.
"Begitu ya, yah kurasa aku harus mengurangi bahan di jubah ku. Sebenarnya pakaian seperti ini sudah cukup bagiku," kata Void sambil melebarkan kedua tangannya dan melihat kemejanya.
Tiba-tiba Ink Owl memotong "Memang paduka sangat cocok memakai pakaian seperti itu, mohon maaf jika saya berkata seperti ini, tetapi kegagahan paduka berkurang."
"Ah, begitu ya. Yah kurasa aku hanya akan mengurangi lainnya kalau begitu," balas Void lagi tersenyum tipis.
Tanpa sadar, mereka sudah berada di alun-alun Ibukota Dwarf, Kabahar. Alun-alun kota tampak lebih kecil jika dibandingkan dengan alun-alun Ibukota Kekaisaran. Tidak heran, luas Ibukota Kabahar memanglah 2 kali lebih kecil dibandingkan Ibukota Kekaisaran. Bangunan-bangunan yang Void–kini berganti Edward sama seperti apa yang dikatakan oleh Ink Owl sebelumnya jika bangunan-bangunan disana berukuran biasa seperti bangunan pada umumnya untuk bangunan yang berdiri di tanah orang kerdil, dan hiasan indah dedaunan juga tanaman bunga yang merambat di balkon juga kanopi di atas pintu mereka terlihat begitu cantik. Berbeda dengan di wilayah Elf, wilayah Dwarf membebaskan penduduknya memberikan cat untuk rumah mereka sama seperti Kekaisaran, meski begitu penduduk Kekaisaran sebenarnya jarang sekali memberikan warna cat pada bagian luar kediaman mereka, tapi tidak dengan bagian dalamnya. Jika terbuat dari kayu ek maka mereka membiarkannya begitu saja tanpa mengubah warna.
"Ah ..."
Perhatian Void teralih kepada para Dwarf uang menatapi kereta kuda mereka, suasana yang sangat sama persis seperti saat ia mengunjungi Negeri Elf. Bendera Kekaisaran berkibar di tanah Ibukota Dwarf, sebagian para Dwarf yang melihat menundukkan kepala memberi hormat sedangkan sisanya menatap kagum melihat kereta kuda pemerintahan pusat Kekaisaran melintas di jalanan Ibukota.
"Oh iya, tambang yang kerajaan Uridonia inginkan jauh dari sini, ya?" tanya Void seraya menoleh kepada Ink Owl.
Ink Owl mengangguk dan menjawab "Benar paduka, jika ingin menuju tambang maka seharusnya kita ke arah timur, bukan terus ke utara. Kenapa paduka bertanya?"
Void menyandarkan tubuhnya dengan mata terpejam sambil berkata "Tidak, kupikir aku ingin melihat bagaimana kondisi tambang itu. Tapi melihat laporan darimu sebelumnya, kurasa tidak masalah."
"Ah begitu," hanya itu yang Ink Owl berikan sebagai responnya.
Kereta kuda mereka berhenti di depan gerbang yang di dalamnya terdapat halaman yang begitu luas, tiang tinggi di tengah jalan–yang membelah halaman itu menjadi dua diberi halaman kecil untuk tiang itu yabg di ujungnya terdapat bendera Negeri persatuan Dwarf, bendera berwarna biru tua yang di tengahnya terdapat perisai dengan beliung juga pedang menyilang di tengahnya dan juga lambang padi di kedua sisi perisai itu. Penggabungan dari 3 suku yang pernah berpecah sebelumnya, Suku Buld yang ahli bangunan juga tambang, Suku Agri yang ahli dalam pertanian dan Suku Smith yang ahli dalam pembuatan senjata tajam juga penggunaannya.
Ink Owl melangkah keluar lebih dulu kemudian Edward mengikutinya dari belakang. Matanya langsung tertuju kepada bangunan yang terbuat dari kayu dan beton yang terlihat begitu kokoh, memiliki dua lantai.
Tak lama dari kejauhan seorang Dwarf yang mengenakan zirah tanpa helm berjalan mendekat, Void pernah bertemu dengannya satu kali dengan Dwarf itu, Dwarf yang selalu terlihat sangat serius dan ketegasannya juga yang tidak pernah menahan diri saat membicarakan orang lain, Dwarf itu bernama Riedle. Void memanggilnya dengan menambahkan Tuan untuk menghormatinya, karena dia adalah pemimpin dari Negeri persatuan Dwarf.
"Tuan Ink Owl, selamat datang," ucapnya menunduk lalu menjabat sayap Ink Owl.
"Terima kasih, tapi apa tidak masalah menyambut saya? Saya takut ada yang tidak senang dan salah paham," sahut Ink Owl, tampak sedang membicarakan sesuatu yang hanya mereka ketahui.
"Tidak apa, lagipula saya melakukan hal serupa kepada mereka," balas Tuan Riedle tanpa menyunggingkan senyumannya sama sekali.
"Mereka sudah datang?"
"Tentu saja, mereka sepertinya tidak sabar."
"Astaga, astaga. Setidaknya saya berharap beristirahat sebentar, oh benar, saya membawa seseorang untuk membantu saya hari ini, tidak masalah kan?"
Edward melangkah mendekati mereka, berdiri sejajar dengan Ink Owl. Baru saja ingin tersenyum ramah, tatapan intimidasi dari Dwarf itu seketika tertuju kepada Edward. Tubuhnya gemetar untuk sesaat, memaksakan tersenyum lalu membungkuk perlahan dengan telapak tangan di atas dada kirinya.
"Se--senang bertemu dengan anda Tuan Riedle, perkemalkan, saya Edward, saya adalah asisten Tuan Ink Owl."
Tatapannya semakin terasa, seluruh tubuhnya seakan sedang diperiksa oleh Dwarf berwajah sangar itu. Perlahan Void menegakkan tubuhnya dan tersenyum kaku. Ia melihat kembali kearah Ink Owl yang langsung membalasnya sambil tersenyum beserta anggukkan untuk meyakinkan Riedle akan sesuatu.
"Edward ya, kau cukup muda untuk menjadi bagian dari Kekaisaran terlebih lagi membantu salah satu petingginya."
Edward terdiam mendengar Dwarf itu berbicara, jelas sekali Dwarf itu mencurigainya. Keringat dingin karena tatapan Riedle menetes keluar dari dahinya, hingga helaan nafas Riedle mengakhiri ketegangan singkat itu.
"Ya tidak apa. Jika bisa sampai membantu petinggi Kekaisaran, itu berarti anda memang memiliki kemampuan yang sudah terjamin," ucapnya kemudian matanya teralih sepenuhnya kepada Ink Owl "Tuan Owl, sebaiknya kita masuk sekarang. Mereka juga sepertinya tak sabar lagi untuk memulai negosiasi," lanjut Riedle.
"Ah anda benar," balas Ink Owl kemudian Riedle berbalik dan melangkah memimpin jalan mereka.
Edward menghela nafas lega, ketiga kalinya ia dibuat berdebar karena penyamarannya sendiri. Ink Owl tiba-tiba berbisik "Peran yang bagus, paduka."
"A--ah ...," Ia ingin menjawab iya dengan percaya diri tetapi tidak bisa, karena yang ia rasakan bukanlah akting.
Ketika ia ingin melangkah, seorang prajurit zirah hitam yang mengawal mereka memberikan sebuah koper yang tidak begitu besar kepada Edward.
"Ah ... Hampir terlupa," kata Edward, meraih koper itu seraya menyungingkan senyuman.
Mereka berjalan mendekati bangunan itu, bangunannya cukup luas tetapi tidak memiliki banyak lantai. Bangunan itu mengingatkannya sebagaimana bangunan rapat dewan di dunianya, meski dalam bentuknya berbeda tetapi kesannya sama.
Langkah Riedle terhenti ketika hampir mendekati pintu, tangannya mengepal ragu. Dua perwakilan Kekaisaran dibuat bingung dengan sikapnya, hingga Riedle menoleh kearah mereka sedikit dan berbicara cukup pelan yang hanya bisa di dengar oleh mereka berdua.
"Tuan Ink Owl. Kami siap mempertaruhkan apapun demi wilayah kami, jadi anda tidak perlu terbebani dengan hal itu."
"Saya mengerti, Tuan Riedle. Anda pun tidak perlu cemas dengan jawaban kami untuk mereka."
Percakapak singkat Riedle dan Owl tidak membuat Edward bingung sama sekali. Ia tahu jika di negosiasi ini wilayah Dwarf menjadi taruhannya, Riedle pernah mengatakannya ketika mereka dan Ratu Elf bertemu. Riedle tampak ragu saat ingin bicara, tetapi kalimat yang ia lontarkan sangat tegas untuk tidak membawa Kekaisaran dalam masalah sengketa wilayah.
Riedle membuka pintu itu, aula utama mereka lihat. Sekilas terlihat seperti penginapan saat melihat meja resepsionis, namun beberapa Dwarf membawa kertas-kertas memperjelas jika bangunan ini ada kaitannya dengan pemerintahan Dwarf.
"Tolong ikuti saya,"
Edward, Ink Owl beserta dua prajurit zirah hitam yang mengawal mereka terus mengikuti Riedle. Mereka dibawa ke lantai dua, disana terdapat lorong yang cukup luas dan hanya ada beberapa ruangan dari lorong itu. Salah satu ya adalah ruangan yang akan mereka gunakan yang cukup dekat dengan tangga.
Riedle mengetuk pintu lalu mendorongnya perlahan "Maaf menunggu lama, perwakilan dari Kekaisaran Iblis telah tiba," ucap Riedle kemudian melangkah masuk.
Di dalam ada dua manusia berseragam, mereka mengenakan rompi dengan dua warna hijau yang berbeda pada bagian atas yang diwarnai hijau tua dan bawah yang diwarnai hijau muda, lalu dalamnya mengenakan pakaian kemeja tanpa kerah berwarna putih berlengan panjang dan ikat pinggang, celana hitam panjang dengan sepatu kulit sebagai alas kaki.
Mereka tidak hanya berdua tetapi ada dua Dwarf lainnya yang nampaknya mereka bekerja di pemerintahan, dari pakaian mereka yang seragam membuat Edward menduga seperti itu.
Edward dan Ink Owl menunduk memberi hormat kepada mereka, mereka juga melakukan hal yang sama. Saling mendekat, berjabat tangan dan melakukan hal formalitas lainnya. Sejauh ini Void menilai mereka tidak memiliki kebencian pada Iblis seperti mereka, setidaknya sejauh ini yang ia nilai, masih ada anggapan dalam diri Edward jika itu hanya topeng belaka.
"Tuan Ink Owl, sepertinya anda tidak sendiri kali ini," ucap manusia yang pertama, ramah ucapannya sambil melirik kearah Edward.
Ink Owl menjawab "Oh, lelaki muda ini adalah asisten saya, dia dipilih oleh paduka Void karena kemampuannya yang terbilang cukup cakap untuk menemani saya dalam negosiasi hari ini. Apa tidak masalah?" Kemudian ia bertanya kepada mereka.
Manusia yang pertama membalas "Oh tentu tidak masalah, jika benar seperti itu saya merasa tenang dan berharap negosiasi hari ini bejalan lancar."
Namun, manusia yang kedua memasang ekspresi masan dan berkata dengan sinis "Hmph! Sampai mengirimkan anak muda, apa Kekaisaran tidak serius mengatasi masalah ini?"
"Tuan Adler!"
Manusia yang pertama langsung menegur pria itu yang bernama Adler karena sudah berbicara tidak sopan. Setelahnya ia pun meminta maaf kepada Edward dan Ink Owl karena hal itu, namun Adler kembali berkata.
"Sudahlah cepat selesaikan hari ini, aku yakin kalian juga mengulur waktu lagi."
Ia sangat terlihat begitu tidak senang bertemu dengan mereka berdua, gaya bicaranya sangat angkuh hingga membuat suasana tidak nyaman untuk sesaat. Namun Edward tidak bisa marah karena itu, ia sudah diberitahu tentang Ink Owl yang mengulur waktu karena tidak dapat menentukan keputusan.
Edward mengambil satu langkah lalu membungkuk sekali lagi di depan mereka "Mohon maaf atas ketidaknyamanannya saat itu. Tuan Ink Owl tidak bisa memutuskan tanpa sepengetahuan Kaisar, tapi anda sekalian tidak perlu khawatir ...," Edward menegakkan tubuhnya kembali seraya tersenyum kepada mereka "Karena paduka Kaisar Void telah memberikan keputusannya dan akan saya jamin jika negosiasi perihal tambang akan selesai hari ini."
Ink Owl dan Edward duduk di sofa panjang, duduk berhadapan dengan dua manusia yang bernama Adler dan satunya lagi belum Edward ketahui. Namun itu tidak masalah, karena akan segera lupa juga, begitu pikir Edward. Sedangkan Tuan Riedle duduk di kursi tunggal yang di temani dua Dwarf lain di belakangnya.
"Ehem!" Manusia yang pertama mengambil aba-aba untuk berbicara "Baiklah, sebelumnya mengulas yang kemarin. Kami perwakilan dari Kerajaan Uridonia memiliki tujuan untuk menyewa tambang material yang dimiliki Kekaisaran Iblis di tanah Negeri Persatuan Dwarf, kami berminat menyewa 30% tambang tersebut selama 4 tahun kedepan, jika diizinkan oleh Kekaisaran."
Menyewa 30% tambang, dengan kata lain mereka akan mengeruk 30% hasil tambang yang Kekaisaran miliki. Nilai seperti itu sudah cukup besar mengingat hasil tambang tiap bulannya bisa mengangkut puluhan ton material di dalam tambang.
Orang itu kembali berkata "Kami bisa membayar tinggi, yaitu untuk satu tahunnya 10.000 keping emas."
10.000 keping emas, untuk 4 tahun kedepan maka Kekaisaran bisa mendapatkan 40.000 keping emas. Semua uang itu cukup untuk membuat beberapa desa baru di Kekaisaran atau mensejahterakan desa-desa yang cukup tertinggal di wilayah Kekaisaran. Tetapi Edward dan Ink Owl tidak akan menerima uang sebanyak itu.
Ink Owl menjawab dengan permintaan "Hmm, saya mengerti. Tapi sebelum menjawad ada yang ingin saya tanyakan."
"Apa itu?" tanya balik orang itu.
"Kenapa anda begitu berani menawarkan harga setinggi itu untuk tambang material kami?" tanya balik Ink Owl.
Orang itu pun langsung menjawab "Kami memiliki informasi jika tambang material yang anda miliki memiliki kualitas material yang cukup baik. Karena itu kami berani membayar mahal untuk tambang Kekaisaran."
Tanah Dwarf diberkahi dengan material bawah tanah yang sangat banyak, selain itu kualitas material yang ada di tanah Dwarf juga memiliki kualitas terbaik. Tambang milik Kekaisaran adalah salah satunya, mereka yang memiliki tambang berkualitas baik seperti itu tidak mungkin membaginya dengan jumlah besar kepada orang lain begitu saja, tetapi tidak dengan Kekaisaran.
"Baiklah," Edward gantian berbicara "Apa anda yakin ingin menawar tambang kami dengan harga itu?" tanyanya.
Dua manusia itu terkejut mendengarnya, Adler langsung berdiri dengan raut wajah marah "Apa Kalian ingin menaikkan harganya? Apa itu tidak cukup untuk kalian? Ya tidak masalah! Kami akan membayar berapapun harga yang kau berikan."
Edward tersenyum dan berbicara dengan tenang "Tenanglah, Tuan Adler, saya tidak bermaksud demikian. Tetapi maksud saya anda bisa menurunkan harganya, jadi saya bertanya apa anda yakin dengan harga itu."
Kali ini para Dwarf pun ikut terkejut mendengarnya, Adler berdiri dengan raut bingung dan marah yang bercampur, sedangkan lelaki manusia lainnya menatapnya tak mengerti dengan perkataan Edward.
"Ma--maksud anda kami bisa mendapat harga lebih murah?"
Senyuman Edward yang mengukir melihat kesempatan yang ia tunggu "Tentu saja, anda bisa menurunkan harganya. Ah tapi kami berikan batasan tentunya," ucap Edward.
"Jika boleh tahu, be--berapa harga batasnya?" tanya lelaki itu gugup.
Edward memegang dagu mengambil pose berpikir, lalu mengangkat kepalanya dengan senyuman lebar mengatakan harganya "Bagaimana 7.000 keping emas pertahun?"
"Tu--tujuh ribu keping emas!?"
Mereka semua terkejut, harganya terkena potonga 30% dari harga yang mereka tawarkan sebelumnya. Edward tidak kecerdasan seorang pembisnis, tetapi Ink Owl menilikinya, setelah berdebat panjang saat mengatur rencana hingga akhirnya mereka mencapai kesepakatan harga yang mereka tentukan.
"Selain itu kami juga memiliki penawaran untuk kalian, yaitu pengawalan material hingga ke Kerajaan kalian dengan pengawal terlatih kami, lalu kami juga bisa menyewakan kereta kuda untuk membawa material kalian nantinya. Ah tapi pastinya tidak ada biaya tambahan lagi,"
Harga yang murah, benefit yang tinggi, mereka jelas melihat ada kejanggalan dalam negosiasi kali ini. Adler dan lelaki itu berdiskusi sesaat, suara bisik-bisik mereka sedikit terdengar di telinga Edward.
"Jika seperti ini kita bisa mendapat banyak keuntungan," bisik Adler.
"Anda yakin? Kita tidak bisa terburu-buru memutuskan, pasti mereka memiliki syarat!" sahut lelaki itu berbisik.
"Kalau begitu tanyakan."
Mereka kembali melihat ke arah Edward dengan pandangan serius, lalu lelaki itu berkata seolah menebak dengan sedikit ragu "Memberikan harga murah dengan tambahan yang menguntungkan kami, pasti kalian memiliki syarat, kan?"
Edward kembali menyeringai "Anda sekalian ternyata mengerti, ya. Dengan begini akan semakin cepat," ucapnya lalu duduk kembali, ia mengambil koper berukuran sedang yang ia bawa sebelumnya lalu membukanya "Kami memiliki syarat sederhana, yang mungkin ini tidak memberatkan kalian. Izinkan kami menjual barang-barang dari Kekaisaran," Di dalam kopernya terdapat tumpukan kain berwarna halus nan cantik, selain itu di sisinya juga ada aksesoris perhiasan yang terbuat dari emas, perak hingga perunggu yang beberapa diantaranya dilengkapi dengan hiasan permata dan jelas barang-barang seperti itu hanya dimiliki Kekaisaran.
Semua tercengan mendengar itu bahkan para Dwarf juga, kecuali Riedle yang tampak telah mengerti maksud dari negosiasi ini. Menjual barang-barang Kekaisaran memanglah tidak dilarang, tetapi bagi Kerajaan Uridonia yang mematuhi suatu aturan dari kesepakatan seluruh Kerajaan manusia yang memberatkan Kekaisaran jelas hal ini akan sulit untuk mereka.
"Boleh saya lihat?" tanya Adler yang terkagum melihat barang-barang yang dibawa Edward.
Edward mengangguk seraya berkata "Tentu saja boleh, silahkan anda lihat. Setelah itu pertimbangkan."
Adler mengambil selembar kain hitam, melihatnya sangat dekat dan meraba dari ujung ke ujung kain itu "Luar biasa, kalian memiliki pengerajin yang terampil, ya," pujiannya membuat Edward terkejut sesaat, lalu membuatnya berpikir, dia bukan tidak menyukai Kekaisaran tetapi Adler orang yang mudah terpancing emosi, tidak heran jika ia marah karena Ink Owl menunda urusan negosiasi.
"Bagaimana?"
Mereka saling menatap penuh keraguan, kecemasan akan aturan yang terpatri dalam Kerajaan Uridonia membuatnya mereka ragu. Lelaki disamping Adler pun berbicara.
"Maaf, kami tidak bisa melakukannya. Kami memiliki aturan yang ditetapkan oleh aliansi kami untuk tidak membiarkan Kekaisaran berjualan di tanah kami."
"Meski kalian menerima material dari kami?"
"Eh?"
Edward tertawa pelan setelah memotong ucapan mereka, kemudian dengan seringai licik yang masih melekat di wajahnya ia pun berkata "Bagaimana jika seperti ini? Kami memakai nama Kerajaan kalian?"
Adler mengerutkan keras keningnya "Apa maksudnya itu?" tanya Adler terdengar mengancam mereka.
"Sederhana saja, kami berjualan di tanah kalian tapi bukan memakai nama Kekaisaran, tapi nama kalian, dengan begitu kalian tidak melanggar aturan aliansi kalian bukan? Meski aturan itu merugikan kami, tetapi kami menghormati segala aturan jika itu ditetapkan bersama."
Adler tampak tak mengerti, Lelaki manusia itu menyautinya dengan memperjelas ucapan "Jadi, barang-barang yang anda jual di tanah kami, anda ingin kami mengaku jika barang itu diciptakan oleh kami, begitu?"
Tepat sekali, begitu seringai yang Edward tunjukkan kepada mereka sebagai jawabannya. Tidak ada yang dirugikan, seperti itulah negosiasi harus berjalan. Keresahan dari wajah kedua perwakilan Kerajaan Uridonia berkurang, meski begitu Adler terlihat sedikit jengkel saat melihat Edward yang tengah memejamkan matanya dengan seringai licik di wajahnya. Dirinya merasa Kerajaan Uridonia dimanfaatkan, tetapi dengan segala keuntungan yang diterima Kerajaanya membuatnya sulit untuk mengeluhkan hal tersebut.
"Bagaimana jika kami tidak menerima syarat itu?" tanya lelaki di sampingnya.
Edward langsung membalas "Syarat adalah syarat," menegaskan jika syarat itu adalah kunci untuk membiarkan Kerajaan Uridonia menyewa tambang material.
Lelaki itu menghela nafas dan tersenyum tipis "Baiklah saya mengerti, Raja dan anggota dewan tidak ingin berlama-lama lagi dan mereka memberikan hak untuk memilih kepada kami, jadi kami menerima persyaratan yang anda berikan, Tuan Edward. Astaga, Tuan Ink Owl, pemuda yang anda bawa benar-benar luar biasa," ucapnya dan memuji kemampuan Edward.
Sementara itu Edward di dalam hatinya "Yaaaaaaaaaaaa! Bagus dengan begini Kekaisaran bisa dekat dengan manusia dan kemungkinan nyawa ku bisa terselamatkan! Astaga ternyata aku jenius!" Ia menjerit kegirangan setelah semua rencana yang ia rancang dengan Ink Owl berjalan lancar.
Pemimpin Dwarf sebagai saksi, Kerajaan Uridonia dan Kekaisaran Iblis menandatangani kesepakatan bisnis dengan jangka waktu 4 tahun. Kekaisaran mendapat izin untuk berjualan di tanah Kerajaan Uridonia dan Kerajaan Uridonia mendapatkan 30% hasil tambang selama 4 tahun.
To be continue