Last Boss

Chapter 174 - kebangkitan malapetaka



Chapter 174 - kebangkitan malapetaka

3Kekuatan yang tidak pernah terdaftar kedalam sistem dimiliki lelaki itu. Seluruh statusnya meningkat 5 kali lipat, wujud fisiknya juga sedikit berubah; tanduknya membesar, terdapat corak hitam disekitar matanya yang memanjang melalui sebagian pipi hingga kebelakang tengkuknya, pakaiannya juga pedang yang terkena efek [Hells of Claws] juga berubah.     

Dia melayang ke udara tanpa sihir [Wind Step] tersenyum penuh percaya diri seakan sudah siap berhadapan dengan sosok yang mengaku sebagai Dewa.     

"Bagaimana bisa ... Darimana kekuatan itu!? Lalu ID ini ...."     

Raut wajah sang Dewa Iblis atau mungkin, Edward mengenalnya sebagai salah satu rekan Developer, tampak kebingungan dengan mata yang menyipit seakan sedang menganalisa sesuatu.     

ID, itulah yang ia katakan. Jika berdasarkan pengetahuan Edward, sebutan itu diartikan sebagai pengenal untuk sebuah Objek ataupun benda. Lalu, dalam penyelidikannya, ia melihat terdapat 2 ID dalam satu sosok dihadapannya. ID pertama adalah milik manusia yang jiwanya dibawa dari dunia lain, sedangkan ID yang lain merupakan milik makhluk ciptaannya yang sudah dibuang.     

"Haaaaa!"     

Edward menerjang secepat cahaya, Dewa itu tersentak tetapi dengan tepat waktu ia menangkis serangannya.     

"Ghh! Kenapa ... Kenapa ID itu ada di dalam dirimu!?"     

Edward terkekeh mendengar pertanyaan penuh emosi itu.     

"Kenapa seorang dewa bertanya kepada ku? Bukankah kalian sendiri yang menciptakan dunia ini? Haaa!"     

Seraya berbicara, Edward melepaskan sihir dari ujung pedangnya, lingkaran cahaya merah dengan cepat tercipta di ujung pedang; melesatkan sebuah bola api ke wajah sang Dewa. Tetapi, Dewa itu menyadari sihirnya sejak awal. Ia menarik tubuhnya menjauh dari Void, lalu menangkis serangannya dengan sihir pelindung.     

"Sial–Huh!?"     

Tak ada jeda, Edward kembali melesat dengan cepat mengarah kepada sang Dewa. Kali ini pedang mereka tak terikat, pedang mereka beradu dengan keras hingga sang Dewa yang tak begitu siap dengan serangannya dibuat terpental cukup jauh.     

"Ghhhh ... Hah!"     

Sang Dewa tak membiarkan dirinya terseret jauh, ia menghentakkan tubuhnya di langit hingga membuatnya berhenti terpental.     

"Sial! Kekuatannya tidak normal, semua ini gara-gara ID sialan itu."     

Kembali, Void menerjangnya secepat cahaya. Tetapi Dewa itu memiliki ketajaman yang luar biasa hingga mampu menahan serangan dua pedang Edward dengan satu pedang hitam miliknya–pedang itu tidak dibuat dari baja, tetapi dari energi sihir gelap yang sangat kuat.     

"Apa yang sebenarnya kalian inginkan ... Kenapa kau kemari ..."     

Void bertanya seraya terus mengayunkan pedangnya secepat mungkin.     

"Huh? Bukankah aku sudah mengatakannya? Kau adalah kesalahan, kau harus dilenyapkan dari dunia ini!"     

"Padahal kalian yang membawaku kemari keparat!"     

Pedang mereka berayun, saling menyerang dan menangkis dengan cepat, begitu cepatnya hingga mata orang lain tidak dapat mengikutinya. Iblis itu mencoba menahan amarahnya mendengar ucapan kasar sang dewa, meskipun ungkapan kasar ia keluarkan tetapi itu tidak membuatnya kehilangan fokus dalam pertarungan.     

Void mengayunkan kedua pedangnya bersamaan kearah sang dewa dengan sekuat tenaga hingga membuat sang Dewa terpental kembali beberapa meter.     

"Kalian yang membawa ku kemari ... Kalian yang sudah mengacaukan kehidupan ku ... Kalian juga yang ingin membunuhku? Jangan bercanda! Meskipun kau seorang dewa, tak akan kubiarkan kau berbuat seenaknya lagi kepada ku!"     

Void menerjang dengan cepat kearah sang Dewa kembali seraya mengayunkan pedangnya dengan segala kekuatannya, namun kembali sang dewa menahan serangannya. Begitu kuat hingga menciptakan dentuman keras di langit Kota.     

Meski begitu, tidak ada satupun prajurit yang teralihkan pandangannya. Prajurit persekutuan Kekaisaran tengah berperang dengan boneka-boneka berjubah hitam yang dikeluarkan Bell. Boneka-boneka itu memiliki kekuatan setara dengan prajurit elite suatu kerajaan, mereka dapat menggunakan taktik bahkan mempelajari taktik musuh dengan cepat. Selain itu, boneka-boneka itu juga dapat berkomunikasi satu sama lain meski jarak boneka lain itu sangat jauh. Hal itu membuat informasi tempur yang mereka dapat melawan persekutuan Kekaisaran bisa dipelajari oleh boneka lain, berkat itu pasukan persekutuan Kekaisaran dibuat terdesak karena perlawanan mereka.     

Namun, pasukan persekutuan yang sebelumnya telah dibuat lemah karena ledakan besar hingga membuat jumlah mereka berkurang, tidak menyerah melawan mereka. Berulang kali mereka menggunakan beragam taktik baru, sebab mereka memiliki ratusan hingga ribuan taktik–terlebih jika itu pasukan Kekaisaran, prajurit Kekaisaran dituntut untuk menghafal minimal 100 taktik dalam bertempur sendirian, dua orang atau berkelompok. Sebab itu sekarang pasukan Kekaisaran yang memimpin pasukan persekutuan mereka.     

"Jenderal! Pasukan musuh hampir menguasai separuh kota! Kita kekurangan pasukan karena ledakan sebelumnya! Kita tidak bisa mengambil alih sisi kota lain!" lapor seorang prajurit kepada sang Jenderal Iblis ke 8     

"Aku mengerti, saat ini lebih baik kita pertahankan posisi kita. Selama itu kita akan mengumpulkan persediaan yang ada dan selamatkan prajurit-prajurit kita yang masih terjebak, mengerti?"     

"Ya!"     

"Sekarang, beritahu kepada yang lain! Ada waktunya kita akan menyerang balik musuh."     

"Baik!"     

Sekelompok prajurit yang ada disana menjawab serempak titah Jenderal Iblis Asmodeus, kemudian membubarkan diri ke berbagai tempat di kota tersebut. Saat ini, seluruh pasukan yang terluka, penduduk kota yang selamat dan juga persediaan pasukan persekutuan Kekaisaran diletakkan di sekitar area kediaman wali kota. Begitu juga dengan sang Ratu Elf yang masih mengenakan penyamarannya, beliau bertugas untuk memulihkan pasukan persekutuan dengan sihirnya.     

"Ra–maksudku Nona, maaf membuat anda kerepotan. Medis dari pasukan persekutuan juga banyak yang terluka, jadi tidak banyak yang bisa mengurus prajurit ... Bahkan mereka kesulitan mengurus diri mereka sendiri," ucap sang Jenderal, merasa sedikit kecewa dan malu atas keadaan pasukannya sekarang.     

Namun sang Ratu menggelengkan kepalanya dengan senyuman tipisnya "Tidak perlu meminta maaf, mau bagaimana juga tidak ada yang bisa memperkirakan kejadian tadi. Meski ledakannya besar begitu, tetapi ..." Ratu melihat ke langit, bukan melihat awan warna merah yang bercampur dengan hitam. Melainkan melihat dua sosok dengan kekuatan luar biasa tengah bertarung seakan sedang mempertaruhkan dunia ini.     

Ratu Sylvia menggertakkan giginya seraya berkata "Meskipun ledakannya sangat besar, tetapi Kaisar masih hidup ... Luar biasa ... Bahkan sewaktu perang besar yang lalu, dia tidak pernah mengeluarkan kekuatan sebesar ini ... Apakah ini kekuatan Kaisar sesungguhnya?"     

Sebagai sosok yang diselamatkan oleh sang Kaisar, ia memahami betul bagaimana kekuatan sang Kaisar waktu itu, kekuatan yang teramat kuat hingga membuat musuh mundur dalam sekejap, kekuatan yang membuatnya mengagumi sang Kaisar. Ia tahu jika kekuatan itu bukanlah kekuatan penuh sang Kaisar, energi sihir cahayanya bereaksi kuat ketika berada di dekatnya, merasakan getaran yang kuat dan aura intimidasi dari kekuatan gelap sang Kaisar; menjadi bukti kuat jika kekuatan sihir cahayanya tidak sebanding dengan sang Kaisar.     

Lalu, sekarang terbukti. Sang Kaisar yang terkena ledakan itu pun kembali bangkit dengan kekuatan luar biasa. Tubuhnya gemetar luar biasa merasakan kebangkitannya, merinding dan terasa sesak dadanya melihat pemandangan mengerikan di matanya.     

Apakah itu adalah kekuatan sang Kaisar sebenarnya? Batin kecilnya menjawab ... Tidak.     

Kaisar terus mengayunkan pedangnya di langit demi menebas kepala sang Dewa. Meski begitu, tak semudah di ucapkan. Sang Dewa juga dengan lihai menghindari segala serangan sang Kaisar. Kekuatan mereka tampak imbang, dan itu adalah kabar baik untuk sang Kaisar ... Tetapi tidak untuk sang Dewa.     

"Menyebalkan ... Menyebalkan! Apa kau pikir kedatangan mu adalah keinginan ku juga!? Itu adalah keinginan mereka, bahkan keinginan terbesar sosok yang kau sebut developer! Dia memiliki ambisi yang gila dan itu membuatku muak!"     

"...!?"     

"Dunia ini ... Harus kuhancurkan!"     

Dewa itu menghentakkan tubuhnya kembali, aura merah menutupinya. Perlahan membentuk pilar hingga menembus langit–pilar yang sama seperti milik Void sebelumnya, namun berwarna merah. Layar sistem ia buka, tetapi hasilnya adalah garis-garis yang terus bergerak menutupi status kekuatannya ... Layar sistem tak berfungsi untuk sang Dewa sekarang.     

"Aku ... Akan membunuhmu!"     

Seluruh fisiknya berubah, tidak ada wajah, hanya ada mata yang bercahaya dengan seluruh area tubuhnya yang menyelimutinya dengan energi yang penuh dengan kekuatan berwarna kemerahan.     

Malapetaka ... Telah tiba     

To be continue     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.