Last Boss

Chapter 43 - Pertemuan 3 penguasa



Chapter 43 - Pertemuan 3 penguasa

0Penjaga mengganti meja bundar di balkon belakang istana, Bahan dan warna yang sama namun sedikit lebih besar dari pada sebelumnya yang nantinya akan digunakan para pemimpin aliansi untuk memulai pertemuan mereka.     

Biasanya pertemuan seperti ini akan menarik perhatian dunia, terlebih lagi ketiga pemimpin itu adalah pemimpin yang sama yang pernah melawan umat manusia. Void mengkhawatirkan hal itu, jika ini adalah dunianya, mungkin informasi pertemuan mereka secepat kilat langsung menyebar sampai ke penjuru dunia dan entah apa yang akan terjadi jika hal itu terjadi, ia tidak ingin membayangkannya.     

"Sudah lama sekali rasanya, kita bertemu 50 tahun yang lalu, kan?"     

Sang Ratu membuka pembicaraan mereka dengan fakta yang sedikit mengejutkan Void. '50 tahun itu bukan waktu yang sebentar, setidaknya bagi manusia,' batin Void.     

Void dan Tuan Riedle hanya terdiam, tepatnya mereka tidak tahu bagaimana merespon ucapan Ratu Sylvia. Mereka berdua lebih tertarik alasan kenapa Ratu Sylvia mengundang mereka ke Istana Elf, meski dalam undangannya tertulis hanya undangan minum teh saja, tetapi mereka percaya jika ada maksud lain dari undangan sang Ratu Elf itu.     

"Jadi, kenapa anda memanggil kami kemari, Ratu Sylvia?"     

Tidak pakai basa-basi, Ketua Dwarf mengeluarkan suaranya langsung bertanya pada inti yang membuat mereka penasaran. Ratu Sylvia seketika tertawa lepas mendengar pertanyaan itu, masih dalam keadaan tertawa ia pun menjawab.     

"Sa--saya tidak memiliki alasan khusus atau maksud tertentu, Tuan Riedle. Mungkin paduka Void juga beranggapan yang sama seperti Tuan Riedle, tapi sungguh saya tidak memiliki maksud khususu," Ratu Sylvia menghentikan tawanya kemudian memperbaiki suaranya yang sedikit pecah "Tujuan saya mengundang anda sekalian ke Istana Elf hanya untuk mempererat aliansi Dwarf, Iblis dan Elf. Terlebih mengingat Dwarf kini memiliki pemimpin baru, Saya ingin kembali memperkuat aliansi ini … Mau bagaimana pun juga," matanya berpaling untuk sesaat dari mereka setelah mengatakan itu.     

Ketakutan, tidak tepatnya kekhawatiran begitu jelas terasa di akhir ucapannya. Mungkin, kami menyimpan terlalu lama luka, itu yang dikatakan Ratu Sylvia sebelumnya di depan lukisan pemberian manusia untuknya, mungkin itu juga berlaku untuk dirinya. Sampai saat ini, ia hanya menutupi luka itu dengan keteguhannya tetapi ia tidak pernah mengobati lukanya, tepatnya ia tidak pernah bisa mengobati luka itu.     

"Apa Anda takut perang 500 tahun yang laku terulang kembali?"     

Suara serak orang tua itu kembali di dengar Void, seketika Void menoleh terkejut menatap Tuan Riedle yang berbicara tanpa sungkan sama sekali. Disaat yang sama, wajah Ratu Sylvia menegang mendengar ucapan dari ketua Dwarf itu.     

'Gile, orang tua itu kurang peka atau bagaimana, sih? Aku yang jarang bersosialisasi saja bisa mengerti kalau Ratu Sylvia tidak ingin mengingat itu!' ucap Void seakan ingin berbicara seperti itu kepada Tuan Riedle, ia sungguh tidak habis pikir dengan Tuan Riedle yang sangat terang-terangan dan to the point dalam berbicara.     

Menyembunyikan wajahnya yang menegang, Ratu Sylvia tertawa meski terdengar terpaksa kemudian ia berkata "Ahahaha … Anda berpikiran seperti itu ya, Tuan Riedle. Tapi … ya saya memang masih belum bisa melupakan peperangan itu, melupakan saat-saat kami terpojok dan saat-saat paduka Void bersama pasukannya," pandangannya beralih kepada Void, tersenyum seakan tengah menikmati kenangan yang kelam itu.     

Void tidak begitu mengetahui tentang apa yang terjadi pada perang 500 tahun yang lalu, ia hanya mengetahui jika Kekaisaran berhasil bertahan sampai dan membuat Aliansi kerajaan manusia yang disebut Aliansi suci itu mundur akibat perpecahan yang terjadi di dalamnya. Selebihnya, apa yang terjadi selama peperangan, kepada Dwarf juga kepada Elf, ia sama sekali tidak mengetahuinya, bahkan di dalam game pun tidak diberitahu dengan jelas bagaimana perang suci itu terjadi.     

"Begitu. Ya memang begitu, kami pun dapat bertahan lebih lama berkat pasukan Kekaisaran di wilayah kami. Saat itu saya masih menjadi prajurit biasa dan saya juga ingat kejadian paling buruk … Ah saya tidak ingin mengingatnya lagi," ucap Tuan Riedle yang juga mulai mengingat-ingat masa lalu yang tidak Void ketahui.     

'Kalau tidak mau ingat, kenapa kau bahas sih?' batin Void yang entah kenapa dirinya merasa kesal dengan Ketua Dwarf itu.     

Wajah Tuan Riedle mengeras, ia memikirkan sesuatu yang sulit kemudian mengeluarkannya melalui ucapannya "Tapi, apa yang terjadi setelahnya? Saya tidak begitu ingat. Saya hanya mendengar jika pasukan musuh mundur dan tiba-tiba perang pun berakhir begitu saja. Entah mengapa, semua itu terasa seperti mimpi tapi juga tidak seperti itu."     

"Benar, saya juga merasa seperti itu. Ketika bersiap untuk menyambut serangan selanjutnya dari pasukan aliansi suci, entah kenapa tiba-tiba mereka mundur dan keluar dari wilayah Elf."     

Mereka berdua menoleh kearah Void bersamaan, menatapnya seakan memberikan pertanyaan kepada dirinya 'Apa kau tau apa yang terjadi?' meski begitu Void tidak tahu apa-apa tentang masa lalu dunia ini.     

"Ah … Ehem! Saya pun tidak mengerti, tapi kabarnya saat itu ada perpecahan di dalam aliansi mereka. Mungkin, karena itu mereka mundur dan mengakhiri perang," balas Void hanya berdasarkan pengetahuannya dari buku yang ia baca di perpustakaan Kekaisaran.     

Tuan Riedle maupun Ratu Sylvia memejamkan matanya dengan raut lemas, mereka tidak merasa kecewa namun terlihat begitu kurang puas dengan jawaban Void. Mungkin itu juga salah satu misteri dalam dunia ini selain siapa orang yang membakar desa sang pahlawan.     

Suasana terasa sangat canggung setelah membahas masa lalu, berat, mereka bingung bagaimana melepas suasana itu.     

'Menyebalkan, suasananya sangat tidak enak.'     

Void yang semakin tidak tahan akhirnya membuka suara walau beberapa saat ia perlu mengumpulkan keberaniannya "O--oh benar, Ratu Sylvia."     

"Hm?"     

"A--apakah anda mengetahui sesuatu tentang kerajaan tetangga Anda? Mungkin mereka mengalami konflik atau semacamnya?"     

Void kembali teringat dengan surat permintaan dari Kerajaan manusia yang dikirim untuk Kekaisaran agar menjadikan mereka aliansi Kekaisaran. Void tidak begitu mengerti apa yang terjadi nanti dan apa dampaknya jika ia menyetujui atau tidak, karena itu ia lebih memilih untuk mencari tahu lebih dulu setelah berunding dengan Ink Owl.     

Ratu Sylvia memegang dagunya, memikirkan sesaat pertanyaan Void. Sedangkan Tuan Riedle menyipitkan matanya saat melihat kearah Void, tampak merasa heran dengan pertanyaan Void.     

"Apa terjadi sesuatu, paduka Void?" Ia menanyakannya kepada Void.     

"Ah, sebenarnya saya mendapa permintaan dari kerajaan itu. Tapi saya kurang tahu apa yang terjadi disana, saya tidak mungkin mengirimkan bantuan tanpa mengetahui apa yang terjadi, kan?" Void pun langsung menjawab tanpa menyembunyikan apapun darinya.     

Seakan puas dengan jawabannya, Dwarf itu memejamkan matanya kembali dengan raut wajah yang seakan berkata 'Oh benar', ia juga satu pemikiran dengan Void dan akan melakukan hal yang seperti Void jika berada di posisi itu.     

Tiba-tiba, Ratu Sylvia berkata.     

"Oh benar, saya mendapat informasi jika kerajaan yang berbatasan dengan kami di timur, Kerajaan Abyc akan terjadi perang saudara."     

To be continue     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.