Chapter 44 - Pertemuan 3 penguasa (bagian 2)
Chapter 44 - Pertemuan 3 penguasa (bagian 2)
Seorang pemimpin revolusi yang membawa persatuan pada negerinya pernah berpidato 'Perjuangan ku lebih mudah karena mengusir para penjajah, tetapi perjuangan mu akan lebih sulit karena melawan bangsa mu sendiri' pidato itu adalah pesan yang jelas untuk para pemimpin berikutnya, juga untuk para pemimpin yang membawa persatuan untuk negeri mereka.
"Oh benar, saya mendapat informasi jika kerajaan yang berbatasan dengan kami di timur, Kerajaan Abyc akan terjadi perang saudara."
Kerutan muncul di kening Void setelah mendengar itu. Dugaannya dan Ink Owl sebelumnya meleset, bukan peperangan melawan kerajaan lain yang menjadi konflik di kerajaan itu. Tetapi kenapa kerajaan itu meminta bantuan Kekaisaran? Bukankah itu adalah konflik dalam kerajaan mereka? Void sama sekali tidak mengerti kenapa mereka melakukan itu. Apa yang mereka inginkan sampai meminta bantuan Iblis?
"Saya tidak begitu tahu pasti, tapi yang saya dengar dari prajurit elf yang tengah berlibur di sana, penduduk bagian timur kerajaan itu merasa tidak puas dan ditindas oleh raja yang baru. Raja itu naik tahta sekitar 3 tahun yang lalu, setelah Raja sebelumnya wafat dan diteruskan oleh keturunannya. Tapi … Ada kabar kurang mengenakan mengenai Raja sebelumnya."
Selesai berkata, Ratu Sylvia menuangkan teh dari teko ke masing-masing cangkir kosong milik mereka. Kemudian ia mengangkat cangkir beserta tatakannya, saat itu Void kembali bertanya.
"Kabar kurang mengenakan?"
Ratu Sylvia mengangguk sekali, lalu meminum teh dari cangkirnya. Lalu, seraya meletakan cangkirnya ia pun kembali berbicara.
"Benar, tapi saya tidak berkata ini adalah kabar yang benar. Terdengar kabar jika Raja sebelumnya … diracuni oleh sang pangeran."
Tuan Riedle membuka matanya dan raut wajahnya menegang untuk sesaat, tak lama melemas seakan menyayangkan kejadian itu. Begitu juga dengan Void, meski ia merasa hal itu tidak mungkin tetapi dalam dirinya menyangkal hal itu. Keinginan, keserakahan, kesombongan, manusia penuh akan hal itu. Hanya dengan sedikit kekuasaan, manusia bisa dengan mudahnya melupakan segalanya, bahkan hubungan kekeluargaan pun menjadi setipis kertas yang mudah hancur terlalap api.
"Tapi itu hanya kabar burung saja, pihak kerajaan sudah menyangkal hal itu dan berkata jika sang Raja mati karena penyakit yang di deritanya."
"Walau begitu tidak mungkin menutup kemungkinan hal itu terjadi, benar? Dalam perebutan kekuasaan hal itu bisa saja terjadi, sangat menyedihkan. Bisa saja orang-orang yang mengatakan hal itu adalah orang yang berkolaborasi dengan pangeran, kan?"
Meski terdengar sangat berlebihan, tetapi Void setuju dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Riedle, karena hal seperti itu pernah terjadi di dunianya.
"Tapi kenapa mereka meminta bantuan kepada Iblis? Maksudku … Kerajaan Hertia yang juga kerajaan manusia sama seperti mereka pastinya akan membantu mereka, jika mereka meminta bantuan kepada mereka, benar?"
Benar, pertanyaan Tuan Riedle itu juga tengah dipikirkannya, kenapa Kekaisaran bukan Kerajaan Hertia? Semakin dipikir semakin sulit ia menemukan titik terang alasan surat dikirim untuk Kekaisaran. Ketika Tuan Riedle kembali meliriknya sebagai tanda pertanyaan itu untukny, Void pun menjawab seraya menggelengkan kepalanya.
"Saya dan penasihat saya pun masih berdiskusi tentang hal itu."
"Lalu apa yang akan Anda lakukan, paduka Void?"
Void terdiam sesaat mendengar pertanyaan Ratu Sylvia, memalingkan wajahnya sesaat karena bingung kemudian ia memberikan jawaban yang sama seperti yang ia berikan kepada Ink Owl "Saya tidak akan menanggapinya untuk sementara. Alasan mereka bergabung tidak begitu jelas, kami pun tidak melihat keuntungan jika beraliansi dengan mereka, yang ada kami mungkin hanya akan mendapat masalah saja."
Ratu Sylvia tersenyum seraya mengangguk menanggapi jawaban itu, ia juga setuju apa yang dikatakan oleh Void. Namun, Tuan Riedle hanya terdiam sambil menutup kembali matanya seakan. Raut wajahnya tampak rumit, tampak tengah memikirkan sesuatu yang berat, keraguan pula tampak dari rautnya hang rumit itu. Sedikit mengkhawatirkannya, tepatnya ia mengkhawatirkan apakah jawabannya tidak diterima oleh Tuan Riedle. Void pun bertanya kepadanya.
"Ada apa Tuan Riedle? Apakah ada yang salah?"
Tuan Riedle menggelengkan kepalanya kemudian menjawab "Tidak, pernyataan anda sedikit meragukan saya."
"Maksud anda?"
Tuan Riedle menghela nafas berat, kini semua pandangan mereka tertuju kepada Dwarf itu yang tampak sulit untuk mengutarakan hal yang ia pikirkan. Tampaknya Tuan Riedle juga bisa mengendalikan diri agar tidak berterus terang, atau mungkin ia hanya menahan diri jika itu membicarakan yang berkaitan dengan dirinya.
"Tentang bekerja sama dengan manusia … Sebenarnya ini pun ada kaitannya dengan Kekaisaran Iblis, paduka Void."
Void mengerutkan keningnya mendengar hal itu, ketika mendengarnya yang terpikirkan olehnya hanyalah konflik yang akan terjadi di dunia Aester World–konflik yang terjadi pada game, sampai saat ini juga ia masih belum menemukan titik kapan konflik itu muncul dan apa penyebabnya, terlebih kali ini berhubungan dengan salah satu sekutunya.
"Bisa anda menjelaskannya kepada saya?" Pinta Void.
Tanpa ragu, Tuan Riedle menganggukkan kepalanya dan menjawab permintaanya "Tentu saja paduka, saya memang sudah memiliki niat untuk memberitahu Anda tentang ini," Tuan Riedle memperbaiki posisi duduknya, meminum tehnya sebelum kembali berbicara "Kerajaan yang berada di timur wilayah persatuan Dwarf, Kerajaan Uridonia, mereka berniat untuk menyewa tambang kami selama satu tahun. Tambang itu berisikan macam-macam material untuk membuat pedang, perisai dan alat-alat lainnya."
'Uridonia?' Void ingat nama Kerajaan itu, begitupun dengan Scintia. Nama kerajaan itu adalah tempat asal dari petualang yang beberapa hari lalu mereka temui di dungeon dekat Ibukota.
"Mereka berniat menyewa tambang itu sampai satu tahun dengan biaya yang luar biasa. tetapi tambang yang mereka inginkan itu adalah tambang milik Kekaisaran."
Tambang milik Kekaisaran di wilayah Dwarf, Kekaisaran tidak membeli tambang itu akan tetapi tambang itu adalah sebagai rasa terima kasih telah melindungi mereka selama perang berlangsung, menjadikan mereka sebagai sekutu Kekaisaran, dan juga bantuan-bantuan Kekaisaran lainnya sampai saat ini. Sangat pantang jika hal itu sampai dijual kepada orang lain, meskipun tambang itu berada di tanah Dwarf tetapi tambang itu dijual kepada orang lain.
"Saya sudah berkata jika tambang itu adalah milik Kekaisaran dan bukan milik Kami lagi, tetapi orang-orang itu tetap menginginkan tambang itu."
"Apa anda bimbang, Tuan Riedle?" Pertanyaan itu keluar dari mulut sang Ratu. Senyuman di wajahnya menghilang, raut wajahnya terlihat sangat datar sambil terus menatap cangkir teh di tangannya "Pemimpin anda sebelumnya telah menyerahkan tambang itu kepada Kekaisaran sebagai rasa terima kasih, seharusnya anda tidak merasa bimbang tentang hal itu, benar?"
"Saya tidak bermaksud begitu."
"Tapi anda bilang pernyataan paduka Void meragukan anda, bukankah itu artinya anda sudah memiliki niat untuk bekerja saa dengan manusia."
Dalam sekejap suasana menegang, tatapan Ratu Elf menjadi tajam terarah kepada Ketua Dwarf itu. Lalu mendengar hal itu, Tuan Riedle tidak dapat membalas ucapannya tapi ia juga tampak tidak suka dengan ucapan Ratu Sylvia.
To be continue