Suami Dingin Tapi Kaya

Orang Lain Lebih Cocok



Orang Lain Lebih Cocok

0Helian Zhen mengerutkan kening mendengar perkataan Jing Yihan, "Kalung Wan Wan?"     

"Hm."     

"Apa itu sangat penting baginya?"     

"Sangat penting."     

Helian Zhen sedang merencanakan sesuatu dalam pikirannya dan setelah beberapa saat, ia tersenyum pada Jing Yihan, "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal ini."     

Jing Yihan bertanya, "Kenapa? Itu semua karena aku, jadi menurutku..."     

"Tidak, orang lain lebih cocok untuk menebus kembali kalung itu." Senyuman Helian Zhen terlihat semakin jelas.     

Jing Yihan semakin kebingungan mendengarnya.     

"Sudahlah, aku yang akan mengurus masalah itu, jadi kamu tidak perlu khawatir lagi!" Setelah mengatakannya, pria itu meletakkan tangannya di bahu Jing Yihan, lalu mereka berjalan menuju rumah Jing Yihan, "Ayo, aku akan mengantarmu."     

Jing Yihan masih bingung di sepanjang perjalanan mereka.     

Siapa orang lain yang lebih cocok untuk melakukannya?     

"Di sini?"     

Di malam yang gelap itu, saat Helian melihatnya berhenti, ia tidak pernah merasa kalau waktu jadi sesingkat itu, bahkan jika bisa ditambah satu menit saja, ia pasti akan sangat senang.     

"Iya." jawabnya yang masih memikirkan perihal kalung itu.     

"Kalau begitu... aku pergi dulu."     

"Baiklah."     

Pria itu sedikit melambatkan langkahnya, tapi akhirnya ia berbalik dan pergi juga.     

Setelah punggung pria itu tenggelam di bawah gelapnya malam, Jing Yihan juga berbalik dan akhirnya menaiki tangga rumahnya.     

Tiba-tiba langkahnya terhenti saat menyadari kalau kartu itu masih ada di tangannya.     

Pria itu berkata agar dirinya tidak perlu mengkhawatirkan perihal kalung itu, jadi seharusnya ia juga tidak perlu menyimpan kartu ini.     

"Tunggu..."     

Ia berbalik dan ternyata Helian Zhen sudah tidak ada di sana, jadi ia hanya bisa menggenggam kartu itu dan kembali ke rumahnya.     

Di sisi lain, Helian Zhen segera pergi dan menghubungi Gu Tingyuan.     

Di bangsal yang sangat sunyi.     

Gu Tingyuan biasanya punya banyak urusan, tapi kali ini, ia hanya berdiam diri di bangsal itu untuk menjaga Mu Wan. Pria itu bahkan tidak pergi selangkahpun dari tempatnya. Diam-diam, ia selalu memperhatikan orang yang berbaring di ranjang itu.     

Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Karena ia takut kalau Mu Wan akan bangun dari tidur nyenyak nya, jadi ia segera meraih ponselnya dan berjalan ke luar bangsal.     

"Halo?"     

"Aku akan memberi kesempatan bagus untukmu!" kata Helian.     

Ia sedikit menyerit, "Apa maksudmu?"     

Helian Zhen yang ada di seberang langsung merotasikan matanya, lalu melanjutkan, "Tentang kalung!"     

"Kalung apa?"     

"Mu Wan punya kalung yang sangat berharga baginya, tapi dia menjualnya karena keadaan genting. Dia meminta pada pembeli kalung itu untuk menebus kalungnya setelah dia mengumpulkan 200.000 yuan, jadi apa menurutmu ini bukan kesempatan yang bagus?"     

Gu Tingyuan merenung selama beberapa detik setelah mendengarnya, lalu dia berkata, "Aku tutup panggilannya."     

Melihat panggilannya ditutup, Helian Zhen langsung tersenyum dan ia tahu bahwa pria itu pasti akan pergi untuk menebus kalung Mu Wan.     

Sesampainya di bangsal, kebetulah Mu Wan sudah bangun.     

Pria itu berhenti dengan tangannya yang masih terdiam di kenop pintu. Ia menatap wanita yang sudah sadar itu dan kebetulan wanita itu juga menatapnya.     

Mu Wan sedikit terkejut melihat perabotan di ruangan itu dan ia yakin kalau ini adalah bangsal rumah sakit.     

Apa ia pingsan lagi?     

Gu Tingyuan berjalan menuju ranjang dan bertanya dengan suara yang rendah, "Sudah merasa lebih baik?"     

Mu Wan sedikit tegang dengan hubungan mereka yang tiba-tiba jadi seperti itu. Setelah beberapa saat, ia mengangguk dan menjawab, "Iya, sudah lebih baik."     

"Kita akan pulang." Nada suara pria itu masih terdengar lembut.     

Ia tidak tahu apakah ini hanya ilusi saja, tapi ia bisa mendengar nada bicara pria itu tidak sedingin sebelumnya.     

Apa itu karena dirinya baru sadar, jadi pria itu tidak tega untuk bersikap dingin padanya?     

Sebelum Mu Wan sadar, tiba-tiba ia digendong oleh pria itu.     

"Apa yang kamu lakukan?"     

Tampangnya yang terlihat sangat waspada itu membuat Gu Tingyuan merasa sedikit tidak bersemangat, "Kita ini suami istri, bahkan kalau aku mau melakukan apa-apa saat ini, itu masih normal. Apa menurutmu ada gunanya bersikap waspada seperti itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.