BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Bertarung X



Bertarung X

2Seekor burung merpati putih mendarat sempurna di balkon tiga kerajaan negeri Persei. Burung itu bertengger dan berbunyi sesekali sebagai pertanda kedatangannya. Pada bagian kaki kirinya terdapat gulungan kecil yang diikatkan kuat.     

Itu adalah surat dari Raja Wedden yang memerintahkan untuk pelatihan perang dan penambahan prajurit baik untuk di Kerajaan maupun di wilayah perbatasan.     

Di kerajaan Timest.     

Seorang pelayan muda yang biasa dipanggil Adik oleh Raja Gael, adalah yang pertama melihat burung merpati yang bertengger di balkon. Segera saja dia menghampiri burung itu dan mengecek pesan yang dibawanya.     

Digulung dengan rapi, jelas sekali itu merupakan surat untuk sang Raja yang berasal dari Kerajaan Selatan.     

Adik tidak berpikir macam-macam, dia hanya segera membawa surat itu untuk diserahkan pada sang Raja yang sedang duduk di dekat jendela dengan menatap ke arah luar, arah taman yang masih direnovasi oleh para pekerja yang merupakan mantan tahanan Kerajaan kasus perampokan waktu itu.     

Pelayan itu mengetuk pelan pintu ruangan Raja Gael kemudian masuk dan menyerahkan surat dari merpati itu.     

Raja Gael hanya menyuruhnya untuk meletakan kertas itu diatas meja, dengan raut yang memerlihatkan keadaan emosinya sedang tidak stabil.     

"Kurasa itu penting, Tuan. Raja Wedden ingin menyampaikan sesuatu padamu, Tuan." Pelayan enggan menjauh sebelum sang Raja menyentuh kertas yang telah ia letakkan.     

"Aku akan membacanya nanti," ujar Raja Gael sambil menikmati minumannya.     

Pelayan muda itu masih diam di tempat, memperhatikan semua hal yang dilakukan oleh Raja Gael dengan kesendiriannya.     

"Kau tidak mendengarku? Aku akan membacanya nanti. Maka kau boleh pergi!" suara Raja Gael meninggi dengan hanya melirik pada pelayan itu.     

Haira, pelayan muda nan mash baru itu sedikit membungkuk. Dia merasa bersalah karena telah membuat sang Raja marah, namun dia juga ingin memastikan kalau surat itu terbaca dan pesan tersampaikan dengan baik.     

"Kurasa Raja ….,"     

"Pergilah! Lakukan saja pekerjaanmu!" Raja Gael melemparkan gelas kecilnya ke lantai hingga pecah berhamburan.     

Haira terkesiap, segera saja dia menundukkan kepala dan melangkah mundur kemudian keluar dari ruangan sang Raja.     

Tubuhnya gemetar, Haira merasa seuruh tubuhnya lemas karena sikap kasar Raja Gael. Memang bukan yang pertama, namun ini masih terlalu pagi untuknya menerima teriakan dan sikap kasar seperti itu.     

Haira masih di depan pintu, ia menarik napas panjang mencoba untuk menenangkan diri.     

"Ada apa?" tanya seorang prajurit yang hendak menuju ruang Raja. Dia adalah Vido, salah satu kepercayaan sekaligus rekan Raja Gael di kerajaan.     

Haira hanya menggeleng, dan dia segera menuju dapur untuk menemui pelayan lain dan menyelesaikan tugas. Dia bahkan hingga melupakan alat pel yang semula ia bawa untuk membersihkan balkon, masih tertinggal di depan pintu kamar Raja.     

Vido memperhatikan langkah pelayan itu dengan bingung, namun setelah ia memasuki ruangan Raja, dia segera paham dan mengetahui sebab dari sikap Haira yang baru saja.     

"Apa ada yang salah, Tuan?" Vido menghampiri Raja Gael yang masih duduk dengan menenggak minumannya.     

Pecahan gelas masih berantakan, lantai menjadi basah karena tertumpah minuman. Vido mehela napas panjang. Bukan hal baru jika Raja Gael mabuk, hanya saja Vido cukup bosan dengan hal itu.     

"Seorang prajurit mengatakan kalau ia melihat burung merpati bertengger di balkon, Tuan. Apa itu sebuah pesan dari Kerajaan Northan?" tanya Vido.     

Raja Gael masih tidak merespon.     

Pandangan Vido tertuju pada meja di dekat sang Raja, dilihatnya gulungan surat kecil yang belum tersentuh. Segera saja ia membuka dan membacanya tanpa permisi dari sang Raja.     

"Penambahan Prajurit untuk Kerajaan dan seluruh wilayah perbatasan guna memperkuat system pertahanan negeri Persei. Akan diadakan pelatihan perang bersama juga pembelajaran ilmu sihir untuk seluruh Raja dan jajaran Kerajaan …," Vido membaca inti dari surat yang ditulis oleh Raja Wedden.     

"Walau selama ini kita hidup nyaman, hanya selisih antar wilayah. Namun kita harus tetap waspada dengan serangan dari luar yang akan menghancurkan. Segera tindak lanjuti dan maksimalkan kekuatan per wilayah. Tertanda, Raja Wedden Arrgagegs Rapherson."     

Vido selesai membaca.     

"Kurasa Raja Wedden tahu kalau kita sama sekali belum melakukan penambahan prajurit," gumam Vido.     

"Berapa jumlah mantan tahanan yang dapat dilatih?" ujar Raja Gael dengan pandangan masih pada halaman di luar jendela.     

"Aku tidak yakin, Tuan. Kurasa ada lebih seratus," jawab Vido.     

"Wajibkan semua penduduk terutama pria dewasa untuk menjadi bagian dari prajurit Kerajaan juga perbatasan. Aku tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun," kata Raja Gael.     

"Itu bisa kuatur, Tuan. Para pemuda sudah tidak lagi asing dengan pertarungan setelah banyaknya kejadian di wilayah Selatan," ujar Vido. "Tapi kau diminta untuk mempelajari ilmu sihir. Bisakah kau …." Vido sengaja menahan kalimatnya.     

"Aku akan menemukan guru terbaik untukku sendiri," sahut sang Raja.     

"Kau yakin tidak akan bermasalah seperti wanita penyihir waktu itu?"     

"Kau meremehkanku?" Raja Gael melirik Vido.     

"Tidak. Hanya saja … kukira Raja Wedden ingin seluruh Raja menguasai kekuatan yang sama sehingga kalian jika bersatu maka akan dapat membentuk suatu kekuatan besar untuk pertahanan," kata Vido.     

"Apa aku harus berguru dengan Wedden?"     

Vido diam.     

"Ah kurasa pria itu bisa mengajariku. Ha ha ha." Raja Gael tertawa karena pikirannya sendiri. "Ketua Pasukan Northan, bukankah dia dirumorkan sebagai keturunan penyihir?"     

"Emm mengenai hal itu … kurasa bukan rumor, Tuan. Aku baru saja mendapat kabar kalau ternyata Egara benar merupakan keturunan penyihir yang bahkan mampu membaca isi Buku SIhir milik Raja Wedden."     

Raja Gael nyaris tersedak mendengar kalimat dari prajuritnya itu. "Berhentilah kau berucap omong kosong!" geramnya.     

"Aku tidak mendapat detilnya, namun berita itu menyebar dengan cepat melalui para pedagang juga beberapa prajurit perbatasan yang saling berbincang. Aku yakin itu kabar benar," ujar Vido lagi.     

Raja Gael mengerutkan dahinya. Dia kemudian berdiri dn membenarkan jubah kebesarannya.     

"Kau! Segera perintahkan prajurit untuk mengurus prajurit baru, kabarkan juga pada seluruh prajurit perbatasan. Saat matahari mulai tinggi, kita akan pergi ke Selatan."     

"Tapi, Tuan. Kau tidak akan mengumpulkan para Ketua pasukan terlebihdulu? Bukankah perintah darimu akan lebih baik? Lagipula, perjalanan menuju Selatan akan membutuhkan waktu yang panjang kau membutuhkan asupan dan istirahat yang cukup," kata Vido. "Aku tahu kau belum ada tidur sejak kemarin, Tuan. Istirahatlah dulu …," imbuhnya.     

Raja Gael mehela napas panjang. Dia memang belum ada tidur, namun dia juga tidak memiliki beban yang membuatnya harus merasa sangat lelah. Dia hanya menghabiskan waktu untuk minum dan sesekali berkeliling kerajaan lalu pergi ke pemukiman untuk menyapa penduduk dan seringkali berkeluh kesah mengenai harga dagangan mereka yang tak kunjung membaik selama dua windu terakhir.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.