Terlarang 2 X
Terlarang 2 X
Untuk saat ini Raja Wedden, Pangeran Ren, dan Raseel sedang berada di ruang perpustakaan rahasia di dalam ruangan pribadi yang belum diketahui pastinya milik siapa. Namun besar kemungkinan kalau itu adalah ruangan pribadi milik Raja Rapher karena ruangan itu sangat besar dengan segala ornament yang tidak biasa juga barang-barang yang terlihat mewah dan istimewa.
Ketika Raja dan Pangeran sedang berbincang dengan melihat-lihat koleksi buku Sang Raja Elf, Raseel disibukkan dengan koleksi keranjang bayi yang berlimpah dan bersusun rapi di sebuah ruangan kecil. Ada juga beberapa yang tergeletak di meja dan tempat lain.
Pangeran Soutra masih membaca salahs atu judul buku ketika Raja Wedden bertanya sehingga dia memberikan jeda untuk jawabannya.
"Bukan seperti itu. Ayahku tidak akan terganti hingga beliau wafat. Begitulah peraturannya," sahut Pangeran Ren.
"Bukankah kau sudah seharusnya naik?" Tanya Raja Wedden yang tidak menghiraukan Pangeran Ren.
"Aku akan mengurus hal diluar Kerajaan yang tidak dapat diurus ayah sendirian. Aku juga memimpin pasukan untuk berlatih dan persiapan perang di masa yang akan datang. Menangkap para penjahat di desa juga menjamin kesejahteraan rakyat. Begitulah …."
"Wanita itu … pendampingmu?"
"Emm," angguk Pangeran Ren.
"Kau akan menikahinya?" Tanya Raja Wedden, hal itu berhasil membuat Pangeran Ren terdiam sejenak lalu menatap sang Raja yang sedang memilah buku di dekatnya.
"Aku sama sekali tidak memikirkan hal itu," jawab pangeran. "Apa kau akan menikahi putri Leidy?" Tanya Pangeran Ren balik. "Aku mendengar banyak kisah mengenai kalian berdua, bahkan hingga dia tidak berdaya karena kekuatan alam yang menguasainya, kaulah orang yang selalu ada di samping untuk membantunya. Begitukah?"
Pertanyaan Pangeran sangat lengkap dan jelas, sangat tidak mungkin jika Raja akan mengelak karena tidak mendengarnya.
"Dia akan bertahan di Barat. Apakah itu hal baik jika dia adalah seorang permaisuri kerajaan Northan?" Raja Wedden lalu menatap Pangeran Ren.
Pangeran diam sejenak. "Jika dia berkenan kembali dan tinggal di Northan? Apa kau akan melakukannya? Menikahinya dan menjadikan dia sebagai permaisurimu?" ucap Pangeran.
"Entahlah. Aku juga tidak yakin. Namun kurasa tidak ada salahnya jika kita menyambung hubungan baik antar Kerajaan, 'kan?"
Pangeran Ren mengangguk samar. "Kau adalah Raja Utama kami, memang sudah seharusnya bersama dengan seorang putri. Bukankah keadaan Kerajaan di masa depan lebih baik daripada hanya dua perasaan yang disatukan?"
Raja Wedden berdecak. Dia lalu mengambil sebuah buku besar dan membawanya pada kursi untuk segera dibacanya.
"Ah bisakah kau memberiku kekuatan sihir untuk menjaga perbatasan wilayah Utara?" Pangeran Ren menyusul Raja Wedden duduk.
"Kalian negeri bagian yang paling aman. Hal apa yang kau khawatirkan akan menyerang kalian?" tanya Raja Wedden tanpa mengalihkan fokusnya pada buku yang sedang dia baca.
"Hanya untuk berjaga-jaga. Wilayah TImur telah diserang oleh penyihir wanita berambut merah, lalu Barat mendapat serangan dari para roh alam yang bahkan berada di dalam lingkungan wilayah Barat itu sendiri. Lalu wilayah Selatan, kurasa wilayahmu ini adalah yang menjadi favorit Energi Yang Lain selama ini. Aku tidak menunggu giliran, namun jika memang semua wilayah akan mendapat jatah melawan sihir, maka kami akan siap untuk menyerang dan mempertahankan." Pangeran Ren menjelaskan.
Raja Wedden menyimak kali ini. Dia menjadi sangat tertarik setelah Pangeran Soutra secara tidak langsung memberitahukan kalau hanya wilayah Utaralah yang selama ini selalu baik-baik saja.
"Aku akan mengajarkan padamu beberapa, namun untuk perlindungan per wilayah akan kubantu dari kejauhan begitupun dengan perlindungan seluruh negeri," ujar Raja Wedden.
"Tapi sebenarnya aku tidak yakin apakah aku mampu. Aku tidak pandai belajar hal baru," keluh Pangeran Ren.
"Egara bahkan menguasai semuanya," sahut Raja Wedden yang membuat Pangeran Ren menoleh terkejut.
"Benarkah? Ah tapi itu pasti karena dia memang keturunan penyihir, 'kan?"
"Emm tapi dia menguasai semua kekuatan Elf."
"Sungguh?" Pangeran Ren masih tidak percaya.
Raja Wedden hanya mengangguk. "Ah aku baru saja mengamati penampilan barumu, Pangeran. Kemana rambut panjangmu yang cantik itu? Kenapa kau berubah menjadi tampan?" pengalihan topic yang tidak disukai Pangeran Ren.
"Ya ampun. Bisakah hanya membahas kekuatan sihir saja …," Pangeran Ren berdecak tidak berminat.
Raja Wedden mengangguk samar. Sosok rekannya yang semula cantik dan anggun itu kini menjadi sosok Pangeran yang tampan. Itu jelas membuatnya bertanya-tanya karena sangat mengejutkan.
Namun Raja tidak ingin memikirkannya berlebihan, hanya masih sesekali memperhatikan penampilan Pangeran Soutra itu.
"Teman-teman!" teriak Raseel mengejutkan. "Maksudku … Raja dan Pangeran," ucapnya merevisi kalimatnya.
Peri lembah itu menghampiri Wedden dan Ren dengan membawa sebuah keranjang bayi yang terhiasi bunga di sekelilingnya, terlihat indah.
"Apa itu?" Tanya Ren mengamati.
Raja Wedden segera tertarik dan mendekati Raseel. Dia mengenali keranjang bayi yang seperti itu, dia hanya merasa déjà vu untuk beberapa saat.
"Kurasa Raja Rapher memiliki hobi yang unik. Dia memiliki banyak sekali koleksi keranjang bayi di ruang sana." Raseel meletakkan keranjang yang ia bawa diatas meja.
Wedden ingat dia memiliki satu yang dahulu ia simpan di bawah tempat tidurnya.
"Itu keranjang bayi keturunan Raja Rapher," gumam Wedden. "Aku masih menyimpan satu. Kata ayah dan ibu, mereka menemukanku di hutan dengan keranjang bayi. Sama persis," imbuhnya.
"Lalu apakah sebanyak ini untuk semua keturunan Raja? Maksudku … sebanyak ini, kenapa hanya dirimu?" ucap Raseel.
Ren menatap peri lembah itu, dia mencoba mencerna kalimatnya namun gagal paham.
"Kurasa Raja mempersiapkan untuk permaisuri dan para selir," ujar Ren.
Hening sejenak.
"Kurasa aku tidak sendiri," ucap Wedden kemudian.
Kembali hening.
"Tapi bisa saja mereka semua telah tertangkap dan dikalahkan oleh Kimanh dan anak buahnya," celetuk Raseel memutus harapan Wedden.
"bBenar juga. Rader bahkan kesulitan menemukanku karena energinya tertutup oleh banyaknya manusia," ujar Wedden.
"Tapi tidak menutup kemungkinan jika kau memang tidak sendiri. Atau jangan-jangan Egara sungguh saudaramu dan ternyata ibunya adalah salah satu selir Raja Elf?"
"Selisih usia kami jauh," sahut Raja Wedden.
"Usiamu dengan masa kepemimpinan Raja Rapher juga jauh," ujar Ren lagi. "Darah yang mengalir dalam tubuh kalianlah satu-satunya pengikat antar saudara. Terlalu sulit jika harus menarik garis keturunan hingga bertemu di puncak, hingga Raja Rapher."
Raja Wedden mengangguk samar.
Raseel membenarkan posisi duduknya. "Jadi, apakah kita akan melakukan pencarian saudara Raja Wedden yang lain?" ucapnya.
"Aku akan melakukannya sendiri. Kurasa energy kami dapat saling bertaut dan itu akan lebih mudah." Wedden menyentuh keranjang bayi itu. Dia tidak dapat merasakan energy apapun, juga tidak dapat melihat memori apapun dari benda bersejarah itu.
***