BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Perbaikan X



Perbaikan X

1Kerajaan Soutra adalah pusat kepemimpinan negeri Persei wilayah Utara. Kerajaan Timest adalah pusat kepemimpinan negeri Persei wilayah Timur. Kerajaan Barwest adalah pusat kepemimpinan negeri Persei wilayah Barat. Kerajaan Northan adalah pusat kepemimpinan negeri Persei di wilayah Selatan, yang selama ini menjadi pusat dari seluruh wilayah PErsei.     

Di dalam rencana Raja Wedden, dia menambah satu Kerajaan baru yang akan menjadi pusat kepemimpinan keseluruhan wilayah negeri Persei. Dia sadar betul jika membangun sebuah KErajaan baru itu tidak akan mudah.     

Dia yang sebeumnya hanya tinggal menempati dan mengatur ulang kerajaan Northan saja kesulitan dan perlu bantuan banyak pihak, kini Raja Wedden mulai memutar otak mencari bala bantuan lagi.     

Wedden kembali mencoret-coret diatas kertas mengenai perpotongan wilayah untuk Kerajaan baru. DIa menginginkan wilayah Tengah negeri Persei tidak jauh lebih luas karena pada dasarnya, Raja pusat akan     

memimpin dan mengurus seluruh wilayah.     

Raja Wedden memahami juga kalau dia akan sangat membutuhkan prajurit dan pelayan kerajaan. Dia bahkan mencatatnya agar tidak terlupakan nantinya.     

Di tengah pikiran untuk membangun Kerajaan Baru, Raja Wedden kembali teringat keadaan Egara yang telah dua kali mengalami sekarat pada dua malam berturut-turut.     

Saat bertarung dengan Raja Wedden, Egara benar-benar kesakitan ketika mendapat serangan pada jantungnya. Itu berdampak pada seluruh tubuhnya yang menjadi lemah untuk waktu yang lama dan harus beristirahat total untuk waktu yang cukup lama.     

Ketika bertarung dengan Jeo, terlihat kalau keadaan Egara telah pulih walau belum total. Namun setelah ia menggunakan semua kekuatannya dia menjadi lemah dan bahkan terjatuh tidak sadarkan setelah ia juga menahan hunusan pedang dari Jeo yang diarahkan padanya.     

"Kegelapan ... apakah itu sudah benar-benar menghilang?"     

Wedden tiba-tiba terpikir mengenai ruang bawah tanah. Dia ingat, dia belum sempat berkunjung sejak lama.     

Wedden segera bangkit dari tempat tidurnya. Ditengah malam yang sangat sepi, dja berjalan seorang diri menuju ruang bawah tanah.     

Hanya bersapa dengan beberapa prajurit yang bertugas, dia memilih untuk memelankan suara langkahnya agar tidak memgganggu istirahat semua anggota Kerajaan.     

Tanpa tujuan pasti, Raja Wedden hanya merasa perlu untuk berkunjung ke ruang bawah tanah dan melihat keadaan disana.     

Dia sempat mendapat beberapa info dari Ley mengenai baju perang dan senjata yang seolah dipersiapkan di ruang bawah tanah.     

Terlihat rapi dan terawat, Ley mengatakan kalau itu sangat tidak mungkin untuk barang yang bertahun-tahun tidak dirawat oleh siapapun.     

Suara burung malam terdengar samar dari kejauhan. Raja Wedden tahu keadaan di luar sana sedang baik-baik saja.     

Namun dia menghentikan langkahnya sejenak, suara alam mengingatkannya pada sosok putri Leidy.     

"Ah wanita itu ...," gumamnya. Dihelakan napas panjang, segera saja ia melanjutkan langkahnya.     

Suasana malam di perkebunan Kale yang gelap menjadi pemandangan sepanjang perjalanan Raja Wedden menuju pintu yabg menuju ruang bawah tanah.     

Wedden meraba bagian saku jubahnya. Sialnya, dia melupakan belati. Namun dia tidak akan kembali ke kakarnya untuk mengambil senjatanya itu.     

Hanya berbekal kekuatan sihir, dia tidak lagi merasa khawatir hanya saja dia terbiasa untuk menyerang dengan menggunakan belati.     

Sebuah pintu batu besar menyambut kedatangan Raja Wedden. Ia lalu menarik gerendel besar dan membukanya dengan kekuatan penuh.     

Debu dan aroma tidak sedap mengepul keluar membuat sang Raja terbatuk tidak keruan.     

Bau abu dan hawa panas dari api yang yang masih menyala di dasar ruang bawah tanah membuat Raja Wedden mengernyitkan dahi. Dia sangat tidak menyukai suasana itu.     

Raja Wedden lalu menyalakan obor yang ada pada dinding dengan kekuatannya, hal itu agar ruangan menjadi bercahaya dan jika ada seseorang yang mencarinya akan mudah untuk menemukan jejak langkah sang Raja.     

Hanya sisa energi, tentu saja sosok itu tidak memberikan perlawanan dan hanya menghilang karena dayanya telah memudar.     

Raja Wedden mengepalkan kedua tangannya. Dia sangat marah mendengar semua perkataan sosok tadi. Namun dia harus menenangkan diri dan kembali pada pikirannya sendiri.     

"Sisa energi sepertinya tidak tahu apa-apa tentang masa depan." Gumam Raja Wedden.     

Dengan napas yang masih tersengal, ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda menuju ke palung api abadi.     

Udara di sekitar menjadi semakin panas. Lagi-lagi Raja Wedden merasakan kehadiran energi lain yang semakin mendekat kearahnya.     

Raja Wedden diam, dia memekakan seluruh inderanya untuk mengecek sekitar.     

Semula dia hanya melihat cahaya terang yang merupakan pantulan dari api abadi. Kemudian dia melihat banyak peristiwa yang terjadi di tempat ia berdiri sekarang. Peristiwa sejak awal berdirinya Kerajaan yang dipimpin oleh Raja Rapher, lalu direbut oleh Raja Kimanh yang penuh kekejaman lalu Kembali direbut oleh Raja Wedden dengan pertarungan dengan persiapan yang apa adanya.     

Raja Wedden banyak diam, namun jiwanya seolah terbawa ke masa lalu untuk melihat dan ikut serta dalam semua peristiwa yang telah terjadi.     

"Argh! Aku tidak ingin mengetahui semua ini," geramnya. Dia memijat pelan kepala seraya memejamkan kedua matanya.     

Perubahan udara di sekitar tubuh Raja Wedden membuatnya mulai merinding. Tidak lagi dapat diam, Raja Wedden segera melindungi diri dengan kekuatan sihirnya. Seluruh tubuhnya terbalut cahaya hijau begitu juga dengan kedua manik matanya yang nampak menyala.     

"Tunjukkan dirimu," ucap Raja Wedden semakin geram. Dia semakin merasa dipermainkan dengan energy yang terus mengeliinginya.     

Hanya dalam sekali kedipan, Wedden merasakan tubuhnya yang tertarik kuat hingga membentur dinding batu di belakangnya.     

"Agh!" dia bahkan tidak mampu menahan diri.     

Raja Wedden lalu menyerang seluruh sisi dengan kekuatan sihirnya. Tanpa arah, Raja Wedden sama sekali tidak dapat mendeteksi keberadaan energy yang berpindah-pindah.     

Tiba-tiba Raja Wedden kembali diam. Dia sengaja mematung dan memekakan semua inderanya. Dengan pikiran yang fokus, Raja Wedden mulai dapat mengendalikan dirinya.     

Merasakan panas di bagian belakang, dengan segera Raja Wedden menyerangnya dengan kekuatan penuh.     

Sama sekali tidak terlihat, namun kali ini Raja Wedden benar-benar merasakan pertarungan yang sesungguhnya. Beberapa serangan ia terima di bagian tubuh, wajah, juga punggungnya.     

Beruntung Raja dapat mengendalikan diri agar tetap tenang dan menyerang dengan lebih hati-hati.     

BRUK!!     

Tubuh Raja terjatuh setelah mendapat serangan kuat dari kepulan asap yang selalu gagal untuk diserang olehnya.     

Raja mulai lelah, dia belum mampu menemukan cara untuk mengalahkan musuh tak kasat mata itu.     

Sedikit terpikir olehnya untuk kabur, namun itu akan melukai harga dirinya sebagai Raja Northan.     

"Kalahkan aku, Raja. Jika kau bahkan tidak dapat mengalahkanku, maka kau tidak selayaknya menjadi Raja di Kerajaan ini karena aku akan menguasainya kembali."     

Suara menggelegar terdengar jelas di telinga Raja Wedden. Seketika ia bangkit, dia mengenali suara itu. Sangat persis dengan suara kegelapan yang pernah ia dengar dahulu, hanya saja … kali ini dia tidak melihat sosoknya sama sekali.     

"Kau berani meyebutmu sebagai Raja, artinya kau siap untuk melawanku."     

Suara itu kembali terdengar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.