Pelayan Baru Kerajaan
Pelayan Baru Kerajaan
Aira juga merupakan orang yang mudah bergaul dengan orang baru, sehingga dia tidak merasa canggung saat berkenalan dengans eorang pelayan bernama Ezy. Ezy merupakan seorang pelayan yang berusia lebih tua dari Aira. Wanita yang telah memiliki seorang putri yang tinggal di perkampungan bersama dengan nenek dan kakeknya.
Keduanya berada di kamar yang sama, Aira merasa nyaman karena Ezy adalah seorang ibu sehingga dia mampu memperlakukan Aira dengan baik. Dia juga memberikan banyak masukan dan dapat menjadi teman yang baik untuk Aira yang sudah sangat lama hidup sendiri.
Mulai dari belajar memasak, AIra cukup menikmati setiap kegiatannya selama di dapur. Dia juga pergi ke kebun disaat tugas di dapur telah selesai. Dalam sehari, ia cukup sering bertemu dengan Wedden dan para tamu. Terlebih ketika ada kunjungan dan pertemuan dari tiga Kerajaan dari wilayah negeri Persei, Aira yang masih belum ahli dengan tugasnya itu cukup lelah karena kesana kemari membantu untuk menyediakan makanan juga kebutuhan para Raja dan pasukannya.
"AIra, kau baik-baik saja?" Ezy menghampiri Aira yang sedang bersandar di tembok dekat pintu dapur.
"Emm, hanya sedikit lelah karena aku sudah sangat lama tidak banyak kegiatan seperti ini," sahut Aira dengan tawa kecil.
Ezy menepuk pelan bahu teman barunya itu. Dia lalu memberikan air minum agar Aira kembali bersemangat.
Satu hari yang sangat lelah. Aira belajar mengenali dari semua tamu yang datang ke Kerajaan Northan.
Raja dari Kerajaan Timur. Raja Gael, dia adalah sosok yang sombong dan sangat jarang bicara. Namun sangat berwibawa ketika mengutarakan pendapat. Raja Gael sangat senang berbincang dengan Egara, tidak jarang keduanya terlihat berdiskusi setelah ia mengobrol dengan Raja Wedden. Lirikan mata Raja Gael adalah yang paling tidak disukai oleh Aira, sangat tajam dan mengintimidasi. Sikap kasarnya juga membuat Aira harus lebih berhati-hati ketika ia menyuguhkan hidangan atau apapun pada Raja Gael TImest itu.
Aira sempat bingung beberapa saat, karena dia belum benar mengerti siapa Raja Northan yang sesungguhnya. Karena semua orang memberikan hormat pada Wedden, namun bahkan Wedden tidak menyebut kalau dirinya adalah Raja. Tapi Egara-lah Rajanya.
Aira menahan diri untuk bertanya banyak hal pada Ezy, dia hanya ingin menyelesaikan pekerjaannya dan mencari tahu dengan pengmatannya sendiri.
Raja Barat, Raddone Barwest. Aira mengamati pria yang berperawakan tampan itu dengan sangat cermat. Dia menyukai kepribadian pria itu, terlebih ketika melihat Raja Raddone memberikan perhatiannya pada dua wanita yang bersama dengannya. Famara, yang merupakan pendamping Raja, juga Putri Leidy yang merupakan adik dari Raja Raddone.
Aira mengetahui satu hal lain, yaitu Putri Leidy memiliki hubungan yang dekat dengan Corea dan Cane. Putri cantik itu juga sempat berbincang lama dengan Raja Wedden, namun terlihat sangat serius tanpa adanya candaan. Aira sempat penasaran, namun dia tidak dapat lebih dekat dengan mereka karena adanya pekerjaan yang harus ia selesaian bersma dnegan pelayan yang lain.
Mengenai Raja Utara, Aira sempat terkejut karena melihat sosoknya yang sudah lewat paruh baya. Dia baru mengetahui kalau rupanya salah seorang rekan Raja yang berada di Kerajaan Northan merupakan Pangeran dari Kerajaan Soutra. Ia adalah pria yang cantik dengan rambut merah mudanya yang menawan.
Aira mengangguk pelan, merasa cukup untuk mengenal semuanya. Namun dia sedikit mengerutkan dahi ketika melihat salah seorang prajurit wanita yang menolongnya saat di pasar, sangat dekat dengan Raja Soutra. Terlihat berbincang dan bergurau dan sama sekali tidak berjarak antara Raja, Pangeran, dan prajurit wanita itu.
Aira mengangguk samar. Dia telah mengenali perbedaan lambing dari keempat kerajaan yang ada, begitupun dengan jubah kebesaran masing-masing wilayah yang semuanya terlihat indah.
Perhatian Aira terus tertuju pada Putri Leidy. Selain karena parasnya yang cantik dan penampilannya sang anggun juga menarik. Aira penasaran karena semua pelayan Northan menghormatinya dengan tidak biasa.
Berbeda dengan perlakuan para pelayan pada pendamping Raja Raddone yang hanya sewajarnya, Putri Leidy benar-benar diperlakukan dengan sangat istimewa. Beberapa pelayan juga tidak segan untuk mengajak berbincang Putri Barat itu dan saling bertukar tawa.
"Kau mempunyai banyak pertanyaan, 'kan?" ujar Ezy mengejutkan Aira yang sedang mengedarkan pandangan ke seluruh tamu Kerajaan.
Aira segera berbalik dan mengangguk pelan. Dia kemuian menyeringai malu.
"Apakah trlihat sangat jelas kalau aku penasaran dengan mereka?" ujar Aira.
"Tidak ada pelayan yang memperhatikan para tamu karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, tapi tidak dengan dirimu." Ezy tertwa. "Sangat wajar jika kau sangat penasaran karena ini pasti pengalaman pertamamu, 'kan? Mereka semua adalah bangsawan dengan kepribadian yang berbeda-beda. Tapi perlu kau ketahui kalau Raja Wedden untuk saat ini adalah Raja tertinggi," ujar Ezy.
"Eh bukankah Raja Egara yang memimpin Northan?" tanya Aira dengan polosnya.
"Benar, tapi belum ada acara penobatan. Jadi, Raja Wedden masih berhak atas mahkotanya," jawab Ezy santai.
Dengan jawaban-jawaban dari Ezy, Aira menjadi semakin tertarik dan membuatnya semakin ingin mendngar tentang banyak hal mengenai tempat ia tinggal sekarang.
Tanpa diketahui oleh Aira, rupanya semua kegiatan dan gerak geriknya diamati oleh Ley. Pria dengan rambut berwarna merah marun itu memang selalu berjaga-jaga mengenai 'hal baru' yang ada di sekitar Raja.
Cantik, itulah yang ia pikirkan mengenai Aira. Namun ada sesuatu yang membuat Ley ingin terus memperhatikan wanita itu padahal dia telah mengetahui banyak hal mengenai wanita itu dari Corea dan Cane.
Saat Putri Leidy hendak berkeliling Kerajaan seorang diri, Aira segera menghampiri dan menawarkan diri untuk menemani. Putri Leidy semula menolak, namun dia juga tidak ingin teradi apa-apa dengannya saat ia seorang diri. Akhirny dia mengijinkan pelayan baru itu, Aira, untuk menemaninya berkeliling.
Putri Leidy tidak mengatakan apapun selama berkeliling, hanya berjalan dan menghirup dalam-dalam udara sejuk yang merasuk ke dalam hidungnya.
Perkebunan Tomat dan Kale adalah ayng dituju oleh Putri Barat. Tatapannya mendadak berubah lesu dengan ekspresi sedih yang jelas terlukis. Aira tidak berani untuk bertanya, dia hanya memilih untuk tetap menemani putri Leidy dengan diamnya.
"Putri Leidy!"
Seseorang memanggil dari arah belakang. Segera saja Aira dan Putri Leidy berbalik untuk mengetahui sumber suara. Rupanya itu adalah Raja Wedden yang sedang bersama dengan Cane.
Mereka berdua menghampiri putri Leidy dengan bergegas, terlihat seperti hendak segera mengatakan sesuatu.
Aira yang merasa tidak nyaman berada di dekat mereka, segera menepi dan hanya memantau dari kejauhan.
Semula emreka berbincang bertiga, namun berikutnya Cane menyusul Aira dan hanya membiarkan Raja Wedden bebrincang berdua dengan Putri Leidy.
***