BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Cuaca yang kurang baik



Cuaca yang kurang baik

0"Dia semula adalah perampok ulung, jauh sebelum dia menjadi salah satu dari prajuritmu. Dia adalah pimpinan dari para pecundang di desa. Tetapi aku tidak tahu kenapa dia bisa menjadi prajurit kerajaan pembela kebenaran padahal dia sangat buruk."     

      

Kalimat Seredon sangat aneh terdenagr oleh Raja Gael. Namun kalimat itu membuat sebagian tersangka mehela napas panjang.     

"Kau mengatakan kebenaran?" Tanya Raja Gael yang berjalan mendekat.     

"Tentu."     

"Kenapa selama ini kau diam?"     

"Aku menikmati kepolosanmu sebagai Raja yang tidak dapat melihat sikap asli para prajuritmu," sahut Seredon. Ia berhasil membuat Raja Gael tersentak dan kesal.     

      

"Kalau begiu, kau yang pertama akan dieksekusi!"     

.     

.     

      

Keberhasilan pasukan kerajaan menangkap kelompok perampok beserta ketua mereka, membuat Raja Gael sedikit lebih lega.     

Walau ada kejanggalan mengenai harta yang tidak ditemukan, Raja tetap melanjutkan eksekusi berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan.     

Sudah beberapa waktu berlalu, namun belum ada sama sekali tanda-tanda memgenai keberadaan harta jarahan yang menghilang.     

.     

.     

      

Suasana pagi yang mencekam di kerajaan Timur diiringi dengan awan mendung yang gelap dan berangin lirih. Beberapa perwakilan dari kerajaan tetangga telah tiba, para Raja datang dengan didampingi para prajurit juga pendamping.     

Keheningan membuat suasana semakin terasa tidak nyaman. Halaman belakang kerajaan Timur adalah tempat untuk pelaksanaan eksekusi bagi semua tersangka.     

Suatu peristiwa yang mengerikan, namun hal ini juga merupakan salah satu dari bentuk dari pembersihan negeri dari segala jenis kejahatan yang ada.     

Disela kedatangan para raja, dari pintu gerbang depan pula masuklah seorang wanita dengan rambut merah mudanya bersama dengan kendaraan berkuda.     

Wanita itu membawa sesuatu di tangannya, sebuah buntelan kecil namun sepertinya sangat berharga karena dia sangt berhati-hati ketika membawanya.     

Para pengawal kerajaan menghadang langkah wanita itu, tentu saja mereka hendak mengetahui apa tujuan dari kedatangan wanita itu.     

      

Vido, pengawal Raja yang sebelumnya telah bertemu dengan wanita itu, segera menghampiri Selina yang turun dari kendaraan kuda dengan segala barang bawaannya.     

"Biarkan dia masuk. Raja yang memintanya secara pribadi," ujar Vido pada penjaga kerajaan yang menhadang langkah Selina.     

Selina tersenyum sumringah, dia nampak lega setelah kedatangan Vido yang membantunya untuk masuk.     

"Turunkan senjata kalian, Kawan. Sudah kubilang dia undangan Raja," ujar Vido lagi.     

Para penjaga menurunkan senjata. Walau masih kebingungab karena tidak biasa Raja mengundang orang asing di acara khusus kerajaan yang tertutup untuk warga biasa.     

      

"Kau hanya sendiri?" sapa Vido.     

"Iya," jawab Selina ramah.     

"Kemarikan bawaanmu, aku akan membawakannya."     

"Ah aku bisa membawanya sendiri, lagipula ini tidak berat. Kau tunjukkan saja jalan menuju Raja." Selina kembali dengan senyumnya.     

Vido mengangguk. Dia penasaran dengan buntelan di tangan penyihir itu, namun dia berusaha untuk bersikap biasa agar Selina tidak merasa canggung.     

      

"Ada apa? Apa ada yang salah denganku?" Selina mengetahui rasa ingin tahu Vido yang sesekali meliriknya.     

"Ah tidak. Maaf, aku hanya masih sangat bersemangat jika mengingat kau adalah seorang penyihir."     

"Kenapa? Apakah aku tidak cocok menjadi penyihir?" tanya Selina dengan senyumnya.     

"Benar," angguk Vido. "Dalam kepalaku, seorang penyihir itu wanita tua yang mengerikan tetapi kau terlihat sangat muda dan cantik," imbuhnya.     

"Begitukah? Kurasa itupun yang ada dalam benakku saat mendengar tentang Raja Gael," sahut Selina ramah.     

"Ah benar juga," ucap Vido lirih.     

"Kurasa saat ini negeri kita memang sedang dipimpin oleh orang-orang muda, 'kan?"     

"Benar, hanya negeri Utara yang masih dipimpin seorang Raja yang tua."     

"Kurasa akan segera terganti oleh putra cantiknya itu," sahut Selina.     

Vido tertawa lirih dan mengangguk.     

      

Para pasukan keamanan kerajaan masih disibukkan dengan para tamu dari kerajaan lain yang berdatangan juga persiapan eksekusi yang belum siap sepenuhnya.     

Raja Gael belum menemui para tamu, dia masih disibukkan dengan persiapannya dan perbincangan dengan Logne.     

Raja Gael terpikirkan kalimat dari Seredon mengenai keikutsertaan Logne dalam aksi perampokan di Kerajaan. Namun Raja masih diam dan menyelidiki dengan tenang.     

      

Vido bersama dengan Selina masuj ke ruangan sang Raja yang sedang bersiap untuk keluar. Mereka disambut oleh beberapa penjaga juga pelayan yang ada di ruang Raja.     

"Permisi, Raja. Nona Selina telah tiba," ucap Vido menghadap Raja Gael.     

Sang Raja berbalik dan segera memindai sosok penyihir cantik di hadapannya dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu mengangguk pelan.     

"Kau sudah melakukan sesuatu?" tanya Raja.     

"Maaf?" Selina memekakan pendengarannya.     

"Cuaca yang kurang baik ini, bisakah kau merekayasanya menjadi cerah?" ujar Raja Gael lagi.     

Selina terdiam sejenak.     

"Ah kurasa kau harus bertemu dengan Raja Wedden untuk berkolaborasi," gumam Raja Gael.     

"Raja, sepanjang perjalanan aku menuju tempat ini. Aku tidak melihat ada kekuarangan suatu hal apapun di Kerajaan. Kau yakin sedang membutuhkanku?" tanya Selina.     

Raja Gael menarik napas panjang. Mendadak dia tidak dapat berpikir jelas mengenai jawaban untuk pertanyaan dari wanita penyihir itu.     

"Kau ingin aku merekayasa cuaca? Ataukah memperbaiki sesuatu? Atau menghidangkan jamuan untuk para tamu?"     

Raja Gael melirik wanita itu. "Kau pikir upacara eksekusi memerlukan jamuan? Apa mereka akan menikmati sebuah pertunjukan kematian?" ucapnya dengan mengerutkan dahi.     

"E eh, tidak ada seorangpun yang memberitahuku mengenai upacara eksekusi …," ucap Selina lirih.     

Raja Gael mendengkus. Dia melirik Vido.     

Baru dia ingat kalau kedatangan Selina memang bukan undangan menghadiri hari eksekusi kelompok perampok. Namun hanya untuk berbincang dengan Raja mengenai kekuatan yang dimilikinya.     

      

"Ah maafkan aku. Kurasa untuk perbincangan harus kita tunda terlebihdulu. Aku akan disibukkan dengan para tahanan juga para tamu yang datang. Tetapi karena kau sudah jauh-jauh datang kemari maka aku meminta bantuan untuk rekayasa cuaca, juga membuat para tahanan tidak ribut menjelang eksekusi. Kau bisa melakukannya?" Raja Gael berdiri dan membenarkan jubah Kerajaan     

Raja juga berjalan mendekati Selina yang masih berdiri di dekat pintu bersama Vido.     

Selina mengangguk. "Akan kucoba semampuku, Raja." Ia tersenyum dan segera mendekatkan diri pada jendela ruangab Raja untuk melihat seluruh halaman kerajaan dengan cuaca yang kurang begitu menyenangkan.     

      

Pandangan Selina tertuju pada rombongan Raja Wedden bersama pasukan Kerajaan Selatan. Disana, ia juga melihat sosok putri Leidy yang nampak menadampingi raja. Selina mengerutkan dahi, lalu ia menyunggingkan senyum yang tak terlihat oleh Raja Gael.     

      

"Aku akan keluar, jika kau mengalami kendala atau apapun segera saja temui aku," ujar Raja yang segrra meninggalkan ruangan. Raja juga menepuk pelan bahu Vido dan meminta dengan tersirat pada pengawalnya itu untuk menemani Selina dalam mengerjakan tugas darinya.     

Selina mengangguk pelan sambil tersenyum. Dia nampak lugu dengan sikapnya yang sangat tenang.     

      

"Jadi … ada yang bisa kubantu, Nona?" tanya Vido .     

Selina menggeleng. "Kau tetaplah disana dan temani aku," sahut Selina. Wanita itu lalu mengikat tinggi rambut merahnya, lalu membuka buntelan yang ia bawa diatas meja di dekatnya.     

Vido mengamati dari kejauhan, hanya bersiaga jika wanita itu sewaktu-waktu meminta bantuan darinya.     

      

***     

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.