BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Gua di Tengah Hutan



Gua di Tengah Hutan

2      

Perlahan, dengan komando dari Logne, semua pasukan mengepung gua aneh berbatuan itu perlahan dari semua sisi.     

Pasukan Logne bersiap dengan pedang masing-masing, sementara Dayi dan Mod masih akan menggunakan tangan dan kaki, hanya akan mengeluarkan pedang jika memang benar-benar harus digunakan.     

Bercak darah yang nampak berceceran di bagiaj depan gua membuat semua orang menarik napas dalam-dalam. Mereka yakin sekaligus pasrah mengenai apa yang akan mereka jumpai di dalam sana.     

Dayi dan Logne saling bertatap dan keduanya mengangguk bersamaan sebagai isyarat siap menyerang.     

Mereka lalu masuk ke gua dengan langkah cepat dan siaga.     

      

"Keluarlah! Kalian telah dikepung!" teriak Logne sangat percaya diri.     

Namun mereka semua menjadi sangat bingung setelah mendapati keadaan gua yang sepi. Hanya ada sebuah meja batu panjang dengan seseorang yang terbaring diatasnya.     

Masih siaga dengan senjatanya, Logne memberanikan diri untuk mendekati sosok yang terbaring itu perlahan     

Sementara Dayi dan Mod memekakan pendengaran karena suasana di dal gua itu terasa sangat tidak nyaman, prajurit lain juga bersiaga dan beberapa berjaga dengan mengelilingi gua dengan pedang di tangan mereka masing-masing.     

      

"Hah? Ada apa ini?" ucap Logne yang terkejut dengan sosok Vernon, pria botak, ketua kelompok pencuri yang terbaring dalam keadaan yang menyedihkan.     

Luka pada bagian kepala dengan bekas darah yang sudah mengering. Ia segera mengecek denyut nadi serta hembisan napas yang ternyata masih terdeteksi namun sangat lemah.     

      

Tidak ada nenda apapun di dekat proa yang terbaring itu, hanya kekosongan dan keheningan.     

"Mereka belum jauh," ujar Dayi. Dia melihat adanya jejak tidak beraturan di lantai gua yang hanya berupa tanah berdebu.     

Mendemgar ucapan dari rekannya itu, Logne segera memerintah prajuritnya untuk kembali menyebar ke seluruh wilayah.     

"Tangkap semuanya, hidup ataupun mati, bawa mereka ke hadapan Raja!" perintah Logne nyaring.     

"Siap, Ketua!" semua prajurit bergegas berpencar.     

      

Dayi dan Mod masih menyisir semua sudut gua yang tidak begitu luas itu. Banyak keanehan yang terjadi secara kebetulan.     

Dayi hanya berpikir untuk segera membawa pria botak itu ke Kerajaan untuk mendapat pertolongan pertama.     

"Tugasmu beres, bukan?" ujar Dayi yang menatap Logne dengan senyuman.     

Logne terlihat iba, namun dia mengangguk samar. "Terimakasih. Walau kita tidak melakukan apapun  tapi aku tetap berterimakasih padamu, Dayi."     

"Ah semua ini karena kemampuanmu, Kawan. Prajuritmu sungguh cekatan dan hebat," puji Dayi.     

      

Mod yang hanya diam merasa ngeri saat mendengar dua ketua pasukan itu saling berebut kalimat positif. Terlebih Dayi yang belum pernah ia dengar mengatakan kata Terima Kasih, untuk sesaat Mod merasa asing.     

      

"Tapi bagaimana kau bisa mengenali kalau dia adalah Vernon? Apakah para pencuri yang tertangkap memgutarakan ciri-ciri fisik ketua mereka?" tanya Dayi saat mereka telah keluar dari gua.     

Pasukan berkuda, prajurit Logne telah dieprintahkan untuk membawa pria botak yang tidak sadarkan diri menuju Kerajaan lebihdulu.     

"Ah aku pernah mendengar mereka menyebutkan tentang proa botak dengan banyak bekas luka di seluruh tubuhnya. Aku hanya menebak, namun penampilannya menjelaskan kalau dia adalah oenjahat," jawab Logne.     

"Begitukah ... kau rupanya pandai menemukan buronan," puji Dayi lagi.     

Hal itu membuat Logne merasa tidak nyaman. Ia hanya mengangguk dan tersenyum samar.     

"Kalian akan menangkap anak buah yang lain? Arah mana? Kurasa kami bisa membantu hingga tuntas," ujar Mod yang masih bersemangat.     

"Tidak perlu, terimakasih. Anak buah selalu mudah ditangkap, jadi kami akan mengerahkan pasukan terbaik dan ini semua akan selesai dengan segera," sahut Logne.     

"Kalian kemari khusus untuk membantu kami? Ah aku sangat terharu atas kebaikan hatimu, Ketua Dayi. Aku mewakili semua rekan kembali mengucapkan terimakasih ... mari bertemu di Kerajaan pekan depan saat sidang para penjahat setelah keadaan pria tadi pulih." Ujar Logne yang kemudian tersenyum dan meninggalkan Dayi dan Mod.     

      

"Kami bertemu dengan pemuda ...,"     

"Ah pedagang," sahut Dayi segera membuat Mod terdiam segera. "Dia semula mencari rotan untuk keranjang dagangan, namun tersesat." Dayi mengarang kisah itu.     

"Begitukah? Kalian ingin kami memgantarnya kembali ke desa?" ucap Logne.     

"Tidak perlu. Mereka sudah kembali saat matahari yerbit pagi ini."     

"Baiklah. Kami harus melanjutkan tugas kami. Sampai jumpa."     

"Emm," Dayi hanya mengangguk. Tidak ada lagi ekspresi ramah yang sempat dilihat oleh Mod.     

      

"Kenapa kau merahasiakan mereka, Ketua. Kukira pasukan Logne membutuhkan kedua pemuda itu," ujar Mod protes.     

"Aku belum selesai dengan keduanya. Lagipula, pekan depan kita akan membawa kereka ke Kerajaan. Tidakkah ini bagus karena kita membawa barang-barang milik Kerajaan ysng seharusnya dibawa oleh Logne?" ucap Dayi.     

Mod terdiam.     

"Aku menemukan ini." Dayi mengeluarkan belati perak dsri balik saku jibahnya. Persis seperti yang ada pada buntelan milik Guide dan Frag.     

"Eh? Di dalam gua?" tanya Mod, Dayi menggeleng.     

"Milik Logne," sahut Dayi singkatMod mengerutkan kening, bertanya-tanya namun tak terucap.     

"Apa kau tidak pemasaran dengan ini? Ah kedua pemuda itu akan memberikan jawaban atas rasa penasaran kita." Dayo tersenyum lebar. Ia lalu kembali menyimpan belati itu dan menepuk pelan bahu Mod.     

      

.     

.     

      

Sebelumnya.     

Setelah mendapat pukulan keras dari pemuda bermata biru  pria botak itu tidak sadarkan diri dan tergeletak di dalam hutan untuk beberapa saat. Namun dia bertemu dengan seorang wanita cantik bergaun putih dengan rambut panjangnya nan berwarna merah muda.     

Wanita itu lalu membawa tubuh pria botak pada sebuah gua terdekat. Rupanya gua yang dituju bukanlah gua yang kosong melainkan gua yang memang menjadi tempat pria botak menyimpan semua harta curiannya juga sekaligis sebagai tempat berlindung dari kejaran Kerajaan.     

Malihat banyak barang berharga, wanita itu kalap mata dan memindahkan semuanya ke rumahnya dengan sekali jentikan jari.     

"Ah menguntungkan sekali, aku menemukan harta juga kekuatan," gumam wanita itu yang mengendus tubuh pria botak itu.     

Darah yang masih mebgalir absah berhasil membuat wanita itu menelan ludahnya dan menggigit lidah. Dia menemukan makanan yang telah lama dia inginkan, seorang pria dengan energi murni dan darah yang manis.     

Wanita cantik itu menampakkan deret gigi bertaringnya, jelas sekali kalau dia bukanlah manusia, melainkan nimfa penyihir jahat yang selama ini hidup diantara penduduk di sebiah desa di wilayah Timur.     

      

Di dalam gua hanya ada pria botak yang sedang lemah juga wanita berambut merah kuda itu. Saat wanita itu sedang menghirup energi dari Vernon, beberapa pria yang merupakan anggota dari kelompok pencuri memergokinya saat mereka sedang hendak mengambil sesuatu di dalam gua.     

Segera saja wanita itu melenyapkan semua pria itu dalam sekejap. Karena mereka sempat kabur dan berpencar, Nimfa itu sedikit kesulitan namun dengan kekuatannya semua pria itu lenyap dalam sekejap.     

      

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.