BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Kedatangan Para Tamu



Kedatangan Para Tamu

2Di wilayah Selatan, lebih tepatnya di kerajaan Northan. Semua orang Nampak disibukkan dengan persiapan dari pertemuan seluruh raja yang diselenggarakan oleh Raja Wedden.     

Sangat mendadak dan merupakan pertemuan yang mendesak, namun hal itu tetap membutuhkan persiapan dengan melibatkan seluruh prajurit, pelayan, bahkan penduduk sekitar.     

Para penduduk bergantian menyerahkan hasil kebun juga hasil dari nelayan ke Kerajaan. Hanya sebatas kabar burung, namun pertemuan seluruh raja merupakan hal yang sangat istimewa bagi seluruh penduduk.     

Raja Wedden yang merasa sangat berterimakasih, memberikan imbalan berupa beberapa keping koin emas pada penduduk yang mengirimkan banyak barang. Para penduduk mengatakan kalau itu adalah salah satu bentuk dari 'sambutan' serta pengabdian mereka kepada para raja, namun tetap saja Wedden merasa ini tidak seharusnya ia dapat secara gratis.     

Banyak berbagai buah yang telah disusun oleh para prajurit juga pelayan di halaman belakang. Gudang penyimpanan bahan makanan bahkan hingga penuh dan tidak dapat lagi dijadikan tempat untuk menyimpan.     

Tidak sedikit pula dari penduduk yang memberikan bingkisan berupa kain ataupun aksesoris yang dapat digunakan oleh para tamu kerajaan. Sungguh sambutan yang sangat hangat dari penduduk wilayah Selatan.     

Seluruh wilayah Selatan telah dijaga guna menyambut para tamu dan memastikan kalau mereka semua tiba di Kerajaan Northan dalam keadaan baik-baik saja.     

Disaat hari mulai senja, pasukan dari Kerajaan Timest tiba dengan ditandai dengan nampaknya sang saka Kerajaan yang menjulang tinggi.     

Pasukan Kerajaan Northan menyambut mereka dan mengiringi hingga mereka semua tiba di Kerajaan. Bukan hanya itu, penduduk di sekitar juga banyak yang menawarkan makanan juga minuman untuk Raja Gael yang hari itu terlihat sangat tampan dengan jubah juga mahkotanya.     

Dengan senyum dinginnya yang khas, Raja Gael hanya sempat meminta secawan minuman pada seorang wanita muda yang menawarinya air.     

Hal itu membuat Logne sedikit melirik sang Raja. Belum pernah sebelumnya dia melihat Raja Gael bersikap ramah kepada wanita asing, bahkan untuk sekilas ia berpikir kalau pria bermahkota itu genit.     

Di waktu yang nyaris bersamaan, saat matahari telah terbenam, pasukan dari Kerajaan Soutra dan Kerajaan Barwest tiba di wilayah Selatan. Kedua pasukan saling bersapa lalu saling beriringan menuju Kerajaan Northan.     

Tidak seperti kunjungan untuk sebuah pertemuan yang mendesak, namun kunjungan kali ini lebih mirip seperti kunjungan kenegaraan untuk suatu perayaan karena sambutan dari para penduduk yang sangat antusias pada para tamu.     

Pangeran Ren berada di halaman depan, bersiap untuk menyambut ayahnya yang telah ia perkirakan waktu tibanya. Segera saja dia menghampiri pasukan Kerajaan Soutra dengan memastikan keadaan ayahnya baik-baik saja.     

Namun rasa khawatirnya itu seketika berubah dan membuat wajahnya suram. Dia mendapati sosok Diya mengiringi Raja Soutra yang bersikap sangat cekatan dengan apapun yang dibutuhkan oleh ayah dari pria berambut panjang emrah muda itu.     

Pangeran Ren menarik napas panjang, dia mencoba untuk bersikap baik di hadapan sang ayah walau sesungguhnya dia sangat tidak menyukai keberadaan prajurit wanita itu.     

"Apa perjalanan ayah aman?" sapa Ren pada ayahnya. Keduanya lalu saling berpelukan dan segera menuju ruangan dimana Raja Wedden telah menunggu.     

Pangeran Ren mengabaikan pasukan lainnya, hal itu membuat Diya sedikit canggung. Prajurit wanita itu hanya menundukkan kepala dan memerintah pasukan lainnya untuk menepi dan mencari tempat untuk beristirahat, tempat yang juga masih dapat memantau keamanan sang Raja.     

Raja Gael berjalan tanpa disambut siapapun, dia hanya sempat bertegur sapa dengan Pangeran Ren saat di halaman depan. Dia melihat putri Leidy sedang menyiapkan beberapa hidangan untuk para tamu, hal itu membuat fokusnya segera tertuju pada wanita itu.     

Raja Gael dengan didampingi oleh Logne segera menuju tempat pertemuan.     

Egara yang mendampingi Raja Wedden, sedikit mengerutkan dahi saat melihat pasukan kerajaan Timest. Sosok Logne yang menarik perhatiannya. Dia bahkan sampai bertanya pada Raja Wedden mengenai sosok pendamping Raja Gael.     

"Kurasa itu adalah pendamping Raja Gael yang baru," jawab Raja Wedden.     

Egara belum mengenal sosok Logne, dia hanya mengenal Dayi. Namun dia mencoba untuk memahami perubahan struktur pada Kerajaan tetangga itu.     

"Kau membutuhkan bantuanku, Tuan Putri?" Raja Gael menghampiri putri Leidy yang sedang sibuk.     

"Tidak perlu. Kau silahkan duduk saja, Tuan.," jawab putri Leidy dengan senyumnya yang khas, anggunnan cantik.     

Corea dan Cane juga membantu pelayan untuk meyiapkan makanan. Mereka benar-benar menginginkan suasana nyaman yang akan membuat pembahasan pada pertemuan itu menjadi lebih fokus.     

Kedatangan pasukan Barat yang cukup menarik perhatian, sesuai dengan perkiraan dari Raja Raddone. Senyum lebar dari Raja Barwest itu membuat Raja lain membalasnya, namun ada sedikit pertanyaan di wajah mereka.     

"Adikku. Bagaimana keadaanmu?" sapa Raja Raddone saat menghampiri putri Leidy yang baru saja menyeruput minumannya.     

"Ah kakak!" segera saja putri Leidy meletakkan kembali gelasnya pada baki yang masih dibawa oleh pelayan.     

"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" ujar Leidy yang segera memeluk Raa Raddone. Hal biasa yang selalu mereka lakukan jika lama tidak bertemu.     

"Aku merindukanmu," ujar Raddone. "Kuharap kau tidak lagi marah dan pulang walau hanya sekali," imbuhnya.     

Putri Leidy menarik napas panjang. Dia masih menyimpan rasa kesal, namun sedang berusaha untuk kembali menjalin hubungan baik dengan sang Raja.     

Saat Leidy hampir tersenyum, ekspresinya kembali merengut saat manik matanya menangkap sosok wanita yang mengenakan gaun dengan warna senada dengan yang ia kenakan. Wanita yang melangkah pelan menghampiri Raja Raddone yang masih dalam pelukan sang adik.     

Putri Leidy segera melepas pelukannya. "Kenapa kau membawa wanita ini?" ujar Leidy lirih dan kesal.     

Raddone berbalik, mendapati sosok Famara yang sedang berdiri di belakangnya dengan senyum yang canggung.     

"Dia pendampingku. Tentu saja aku membawanya," sahut Raja Raddone dengan senyum lebarnya. Ia lalu menarik Famara agar wanita itu berdiri di sampingnya.     

Putri Leidy mengalihkan pandangannya. Namun dia juga sadar kalau dia harus menjaga sikapnya.     

"Emm duduklah kalian, kami akan memberikan hidangan terbaik." Putri Leidy segera meninggalkan kakaknya itu bersama wanita yang masih asing baginya.     

Atmosfer yang sedikit berbeda. Sebuah ruangan besar yang diisi oleh para Raja, Pangeran, juga prajurit terbaik. Sangat tertutup, semua prajurit dan pelayan yang tidak berkepentingan dipersilahkan untuk keluar juga menjaga di depan pintu.     

Semua hidangan telah dipersiapkan untuk kebutuhan hingga pertemuan selesai.     

Ley dan Tao sempat hendak keluar, namun Raja Wedden memberi mereka kursi untuk dapat menyimak walau dari kejauhan karena walau bagaimanapun kedua Arkenstone bersaudara juga ikut andil dalam penyelidikan kasus yang berhubungan dengan Energi yang Lain.     

Pertemuan dimulai dengan seorang perawat juga tabib kerajaan yang menyampaikan mengenai keadaan prajurit Nadio yang sempat kembali drop setelah kejadian mendadak di beberapa malam yang lalu.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.