Pertemuan Seluruh Raja
Pertemuan Seluruh Raja
Di Timur.
Burung merpati berhenti di depan ruangan Raja, menghampiri seorang prajurit yang berjaga dengan mengepakkan sayap beberapa kali sebagai tanda kalau ia datang dengan membawa sebuah kabar.
Prajurit segera menghampiri burung merpati itu dan mengelusnya pelan. Diambillah surat yang bergulung dan terikat pada kaki burung itu, lalu ia berikan kepada Raja yang sedang duduk di singgasana dan menikmati makanan ringan.
Raja Gael sedang berbincang dengan Logne mengenai kelompok pencuri yang belum ditemukan pemimpinnya. Mereka sedang merencanakan perluasan wilayah pengejaran hingga ke wilayah lain dengan meminta bantuan prajurit perbatasan TImur juga prajurit dari tiga wilayah lainnya.
Prajurit yang membawa sepucuk surat dari Selatan menghampiri Raja dan langsung menyampaikan kertas itu.
"Kurasa ini dari Kerajaan Northan, Raja."
Raja Gael mengambilnya lalu mulai membaca. Seketika dia mengerutkan dahi, dia juga mendengkus kasar dan berdecak kesal.
"Ah apa lagi ini …energi yang lain? Ah apa ini juga yang menjadi penyebab kegaduhan di wilayah Timur?" gumam Raja Gael segera menggaruk kepalanya.
"Logne, perintahkan prajurit untuk segera membereskan yang masih tersisa. Ketua kelompok pencuri, juga penjahat lain yang masih berkeliaran!" sentak Raja cukup mengejutkan.
"Kau! Ikut bersamaku ke wilayah Selatan. Tanpa penolakan."
Logne hanya mengangguk, dia benar-benar tidak diberi jeda untuk menjawab kalimat dari sang Raja.
Dengan didampingi oleh sedikitnya sepuluh prajurit, Raja Gael meninggalkan Kerajaan setelah menerima surat dari Kerajaan Northan. Walau sambil bergumam karena hal ini sangat mendadak, namun dia sangat patuh dan tidak ingin menjadi penyebab dari 'sesuatu' yang mungkin akan menjadi hal buruk bagi Negeri Persei.
Raja Gael mengenakan jubah kebesarannya, dilengkapi dengan mahkota yang berkilau. Mereka mulai menunggangi kuda di tengah hari yang terik tak berangin.
Para prajurit membawa cadangan air serta makanan untuk dapat dikonsumsi selama perjalanan
Di wilayah Utara, lebih tepatnya di Kerajaan Soutra yang sangat megah.
Seekor burung merpati mendarat di bahu seorang prajurit yang sedang berjaga di depan pintu ruang tidur Raja. Kehadirannya itu sempat membuat prajurit lain terkejut dan nyaris menyerang rekannya. Namun mereka segera menyadari adanya sepucuk surat yang dibawa oleh burung nan cantik itu.
Tanpa ragu, prajurit segera mengetuk pintu dan menyerahkan surat pada sang Raja yang sedang beristirahat. Beberapa pelayan sedang merapikan ruangan itu, juga dua prajurit yang selalu siaga jika Raja membutuhkan sesuatu.
"Panggilan dari Kerajaan Northan …," gumam Raja. Beliau membaca dengan serius, sesekali mengangguk dan mehela napas panjang.
"Ren selalu berada di tempat yang tepat," gumamnya lagi. Beliau segera memanggil prajurit dan memerintahkannya untuk memanggilkan prajurit Diya, yang sejak cidera perutnya waktu itu masih belum diperintahkan kembali ke perbatasan hutan oleh Raja.
"Aku akan pergi ke Northan, aku memintamu dan prajurit untuk mendampingi. Kita berangkat sekarang." Perintah Raja yang singkat namun sangat mengejutkan bagi semua prajurit dan membuat mereka hanya mengangguk siap tanpa waktu untuk mempertimbangkan.
Diya membawa lebih dari sepuluh prajurit, termasuk prajurit bernama Eveno yang selalu siap untuk tugas kenegaraan.
Perjalanan jauh, semua orang membawa bekal untuk perjalanan. Diya bahkan memeringati dirinya sendiri untuk tidak lagi mengambil air di hutan dan berpisah dari barisan. Dia benar-benar belajar dari pengalaman agar tidak mendapat teguran dari Raja.
Raja Soutra sama sekali tidak berpikir aneh mengenai perintah dadakan Raja Wedden, beliau jusru merasa tenang karena kali ini beliau sungguh merasakan adanya sosok Raja Tertinggi di negeri Persei.
Di wilayah Barat.
Suasana Kerajaan Barwest cukup dingin saat ini, terlebih saat Famara, wanita perkampungan yang dibawa pulang oleh Raja Raddone dengan tidak sengaja nyaris membuat Raja celaka.
Wanita itu rupanya tidak pandai memasak. Dia mendapat perintah khusus dari sang Raja untuk membuat bubur yang biasa dimakan oleh Raja Raddone untuk sarapan. Namun entah bagaimana detilnya, wanita itu justru membakar kuali dengan api besar dan menyala dengan sangat besar.
Famara panic, dia meminta bantuan namun saat itu Raja yang berada paling dekat dengannya sehingga Raja yang menghampiri dan memberi pertolongan.
Sialnya, jubah Raja yang panjang justru termakan oleh api hingga terbakar. Singkat cerita, Raja harus merelakan jubahnya rusak dan tidak dapat diselamatkan lagi, juga dengan bubur yang gagal untuk dijadikan sarapan.
Raja sangat kesal karena ini bukan kali pertama wanita itu membuat kerusuhan. Famara juga pernah tidak sengaja menjatuhkan guci dari keramik terbaik kesayangan mendiang Raja Audore, saat ia sedang membersihkan ruangan Raja.
Prajurit Jana, telah kembali memperingatkan Raja untuk mengembalikan wanita itu ke perkampungan, namun Raja Raddone tidak mempedulikannya. Dia masih menyebutkan menganai pernikahan yang membuat prajurit Jana semakin kesal.
Seekor burung merpati mendarat di balkon kerajaan, menghampiri Raja Raddone yang sedang menikmati secangkir minuman panasnya.
Raja Raddone segera menghampiri hewan itu dan membaca surat yang dibawa.
Santai, Raja Raddone justru terlihat senang ketika membaca surat dari Raja Wedden itu.
"Pertemuan para Raja, persiapan pelenyapan energy yang lain. Apakah ini akan perang kedua?" gumamnya. Dia mengangkat kedua alisnya dan segera kembali melanjutkan untuk bersantai.
Raja Raddone menikmati angin sejuk yang menyapa. Terik matahari membuatnya enggan utnuk beranjak, terlebih untuk bersiap melakukan perjalanan menuju Selatan.
"Permisi, Tuan. Air panas telah siap, anda bisa pergi untuk membersihkan diri sekarang. Akupun sudah menyiapkan makan siang untukmu, Tuan." Famara menyusul Raja Raddone di balkon.
Kali ini dia mengenakan gaun berwarna keemasan yang jika dilihat itu terlalu glamour untuk seorang pelayan kerajaan.
Raddone hanya menoleh dan merespon dengan anggukan samar. Namun dia kembali mengingat mengenai perintah berkumpul yang dia yakini tidak mungkin hanya akan mengundang Kerajaan Barat.
"Ah Famara. Apa kau memiliki jadwal berlatih pedang setelah ini?" tanya Raddone masih berusaha ramah.
Famara mengangguk dengan polosnya.
"Jangan datang! Pergilah bersamaku ke negeri Selatan pada sebuah pertemuan. Pastikan kau mengenakan pakaian terbaik yang pernah kubelikan untukmu." Raddone tidak menjeda kalimatnya.
"Kau keberatan?" tanyanya lagi.
Wanita itu terdiam, "Tidak" jawabnya sambil mengangguk.
"Baiklah. Aku akan berendam untuk sekarang." Raja Raddone pergi.
Satu-satunya Raja yang paling lambat persiapannya adalah Raja Raddone. Dia sungguh bersantai dan menikmati hari, bahkan dia sempat berpikir kalau dirinya akan menjadi satu-satunya Raja yang akan datang dengan membawa pasangan.
Raja Raddone memulai perjalananan setelah dia selesai dengan semua persiapannya. Famara dan seluruh prajurit segera mengikuti Raja yang telah lebih dulu menunggangi kudanya.
Perjalanan yang sangat panjang dimulai. Semua Raja telah menuju Selatan karena ingin segera bertemu dengan Raja Wedden dan membahas lebuh lanjut mengenai energy yang tidak biasa.,
***