BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Logne dan Misinya



Logne dan Misinya

2Sebuah lembaran penuh goresan denah terhampar di lantai ruangan milik Logne. Ia dengan ditemani dua prajurit lainnya (Hyun dan Bin) sedang membaca salinan denah wilayah Timur dengan seksama. Mereka sedang membaca sekaligus menduga kemana kiranya kelompok pencuri akan melarikan diri untuk bersembunyi dari kejaran prajurit kerajaan.     

Setelah pemuda yang mengaku Seredon, lima pemuda lain telah ditangkap oleh Dayi. Sayangnya, diantara mereka semua belum ada ketua dari kelompok pencuri itu.     

"Vernon. Lincah sekali kau," gumam Logne dengan helaan napas panjang.     

"Wilayah mana saja yang sudah kalian periksa? Desa Bagan?" Logne meminta Hyun, pria bermata sipit untuk memberikan tanda wilayah yang sudah ia dan Dayi periksa sebelumnya.     

Banyak tempat telah dicoret oleh dua prajurit itu, Logne merasa ada yang salah. Jika sebanyak itu tempat yang diperiksa, kenapa hanya lima orang yang tertangkap.     

"Kurasa kita harus berpencar hingga ke wilayah hutan hingga pesisir pantai," ujar Bin.     

"Haruskah? Kurasa mereka tidak akan menyukai tempat seperti itu," sahut Logne.     

"Kau merasa begitu? Bukankah hutan adalah tempat paling aman karena kita membutuhkan banyak tenaga untuk menuju tempat mereka?" tambah Hyun.     

"Masuk akal. Tetapi tidakkah kalian mereka akan kesusahan untuk membawa barang curian ke hutan? Terlebih untuk banyak koin emas. Mereka tidak akan dapat menjadi kaya jika hanya membawanya ke hutan. Benar, 'kan?" kata Logne.     

Hyun berpikir, ada benarnya juga.     

Sempat hening, lalu Logne memutuskan untuk kembali menemui para tahanan dan meminta informasi dari mereka mengenai keberadaan ketua dan anggota mereka yang lain.     

Seorang diri, Logne sama sekali tidak takut untuk menemui enam pemuda yang telah ditahan. Masih sama seperti sebelumnya, pemuda pertama yang disebut Redon, disibukkan dengan kucing hitamnya seraya bergumam tidak jelas.     

Sementara lima pemuda lainnya duduk bersandar dan menatap Logne dengan tajam. Saat Logne mendekat, Redon segera mengangkat kepalanya dan menyeringai saat melihat Logne ada di hadapannya.     

"Hey, Prajurit kepercayaan Raja. Apa kau merindukan kami sehingga kau mengunjungi kami seorang diri?" celetuk Redon yang membuat lima pemuda lainnya semakin menatap Logne.     

"Diamlah kau sialan! Katakan padaku dimana ketua kalian berada!" sentak Logne.     

"Kau bertanya tentang dirimu sendiri?" ucap Radon lagi dengan seringai yang sangat menyebalkan.     

"Hey! Aku bisa memenjarakan kalian seumur hidup disini! Cepat katakana dimana dia!" ujar Logne kembali nyaring.     

"Kalian jawablah pertanyaan Prajurit Kepercayaan Raja ini," ujar Redon yang kembali mengelus kucing hitamnya.     

"Ah kami tidak akan mengkhianati ketua kami. Kami tahu rasa dikhianati yang sangat menyedihkan, kami tidak akan melakukan hal itu pada Ketua," sahut seorang pria berambut keriting yang panjang hingga bahu.     

"Kalian ingin dihukum mati? Sebutkan saja dimana dia, maka kalian akan mendapat keringanan," ujar Logne.     

Kembali hening. Hal ini membuat Logne membara.     

Dengan gerakan cepat, Logne menarik seorang pemuda yang duduk paling dekat dengan jangkauannya. Dia lalu mengecek punggung pemuda itu. Sesuai dengan dugaannya, ia menemukan pemuda dengan lingkaran hitam bekas bakar di punggungnya.     

"Hah! Kalian tidak akan bisa bersembunyi dari kami! Mengerti? Kalian terlalu bodoh karena membela orang yang bahkan membiarkan kalian tertangkap seperti ini." Kalimat Logne ini membuat para pemuda geram. Namun mereka tidak dapat melakukan apapun karena tidak dapat keluar dari jeruji.     

Redon memerintahkan kucingnya untuk menyerang Logne. Dan benar saja, Logne mendapatkan cakaran dari hewan berbulu itu pada bagian wajahnya hingga menampakkan luka bergaris di seluruh wajahnya.     

Logne kembali ke ruangannya. Hyun dan Bin mendapat tugas untuk kembali membentuk tim yang dipencar ke seluruh wilayah, bahkan hingga ke pelosok paling ujung sekalipun.     

"Aku ingin dalam tiga hari kedepan kita sudah menemukan mereka semua."     

"Apa petunjuk yang dapat kami gunakan?"     

"Kalian bertanya? Bukankah kalian sudah berhasil menangkap lima?" ujar Logne.     

"Kami hanya mengandalkan informasi dari warga, juga insting Dayi," jawab Bin.     

"Ah … kalian seharusnya sejak awal menggunakan petunjuk ini. Jika kalian beruntung, kalian akan menemukan pemuda dengan lingkar hitam bekas luka bakar pada bagian punggung mereka. Itulah tanda dari kelompok pencuri itu. Mereka tidak akan beraksi di wilayah asal mereka, maka dari itu aku yakin mereka tidak akan bersembunyi di hutan karena mereka dapat berbaur dengan warga lain."     

"Kau mengenal mereka?" tanya Hyun.     

"Maaf?" Logne menatap pria sipit itu.     

"Aku hanya penasaran kenapa kau tahu banyak tentang mereka," jawab Hyun lagi.     

"Aku pernah mengetahui tentang mereka saat aku masih di perkampungan. Mereka tidak kejam, hanya saat beraksi tidak akan segan untuk membunuh. Itulah yang kuketahui dari orang-orang yang sering bercerita," kata Logne menjelaskan.     

"Ah begitu rupanya. Baiklah, kami akan berpencar sekarang. Apa kami boleh melukai mereka?" tanya Bin.     

"Aku ingin mereka hidup, terutama ketua mereka yang bernama Vernon. Dia harus menghadap Raja dan menyesali semuanya. Dia berani-beraninya mencuri mahkota dan jubbah kerajaan."     

"Emm, baiklah. Kami telah membawa sumpit beracun yang dapat melumpuhkan mereka untuk sesaat." Hyun dan Bin segera keluar dan mencari pasukan masing-masing untuk selanjutnya berpencar ke seluruh penjuru wilayah TImur.     

"Kau tidak berkoordinasi dengan prajurit perbatasan?" suara Raja Gael mengejutkan Logne yang sedang memikirkan suatu hal.     

"Pasukan Kerajaan sudah cukup, Raja. Mereka sudah kuperintah untuk menyebar," jawab Logne.     

Raja Gael yang berdiri di belakang Logne hanya segera mengangguk. Dia lalu pergi dan kembali ke kamarnya untuk mempersiapkan sebuah ucapan untuk Raja Barwest yang baru.     

Walau sangat terlambat, namun Raja Gael tidak ketinggalan untuk memberi ucapan pada rekannya itu. Dia juga menyiapkan hadiah sederhana untuk Putri Leidy berupa gaun dan aksesoris lainnya.     

Raja Gael juga sebelumnya memberitahu Logne untuk dapat menghubungi prajurit dari kerajaan Lain, meminta bantuan sekaligus berjaga-jaga kalau kelompok pencuri memasuki wilayah mereka.     

"Aku akan meminta bantuan jika memang kami tidak dapat menemukan mereka di wilayah kita, Tuan." Jawab Logne membantah.     

"Kau yakin mereka tidak menyeberang sekarang?"     

"Mereka mudah berbaur dengan warga, Tuan. Kurasa mereka hanya akan berada di wilayah Timur. Hanya saja menyamarkan identitas."     

Raja Gael menarik napas panjang. sedikit mengerutkan dahi namun mengangguk pelan. "Kupercayakan kasus ini padamu. Aku tidak bercanda mengenai lencana istimewa," ujarnya lalu menepuk pelan bahu Logne.     

Logne mengangguk optimis, dia lalu menundukkan kepala dan pergi untuk menjalankan tugas.     

Bukan kasus kecil, Raja Gael sungguh berharap wilayah Timur, khususnya Kerajaan, aman dari pencuri. Dahulu, ada banyak kasus pencurian namun tidak satupun terjadi di Kerajaan karena pertahanan yang berlapis.     

Raja Gael harus banyak instropeksi diri mengenai masalah ini. Bukan hanya mengenai barang yang kemungkinan akan hilang, namun juga mengenai keselamatan seluruh penghuni Kerajaan. Luasnya lagi, seluruh penduduk wilayah Timur adalah tanggung jawab Raja Gael yang membuatnya tidak boleh lagi ceroboh dalam bertindak.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.