BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Pencuri Berbakat Wilayah Timur



Pencuri Berbakat Wilayah Timur

0Selalu disibukkan dengan kasus pencurian. Wilayah Timur kini sedang memperkuat pertahanan untuk lingkungan kerajaan. Raja Gael bahkan menambah personel prajurit ysng sksn dilstih berkuds sekaligus bertarung.     

Kasus terbesar dan sangat fenomenal adalah pencurian mahkota Raja Timest yang dilakukan oleh seorang bocah perkampungan yang tidak mengenal adab. Raja Gael sangat murka dan telah merencanakan hukuman berat untuk bocah itu, namun rupanya kebaikan masih memihak Kerajaan.     

Seorang prajurit perbatasan hutan, anak buah Nig, mengantarkan mahkota kebesaran Raja dan menyampaikan kalau mereka telah berhasil menangkap pencuri dan kinipun bocah pencuri itu bergabung dengan pasukan Wedden untuk melakukan perjalanan menuju Selatan.     

Bukan hanya beralih profesi menjadi orang baik, bocah itu juga tercatat sebagai pahlawan muda wilayah Timur yang harus gugur di medan perang melawan kegelapan.     

Sayangnya, Raja Gael belum bertemu dengan bocah itu sehingga dia hanya membayangkan sosoknya dari beberapa kisah prajurit lainnya.     

Waktu itu, Raja Gael tidak ikut serta dalam upacara pemakaman para prajurit yang gugur di medan perang. Raja hanya hadir sejenak saat prosesi pemakaman Nig yang dilakukan lebih dulu juga ada di jadwal awal karena termasuk dalam golongan petinggi di Kerajaan.     

Setelah pencurian itu, Kerajaan cukup sering kehilangan barang yang didguga kembali dicuri oleh bocah perkampungan. Hanya saja bukan sesuatu yang menggemoarkan seluruh kerajaan, hanya seperti stok makanan ataupun stok roti yang akan diberikan pada para prajurit berkuda.     

Raja Gael tidak begitu mempedulikan mengenai pencurian barang kecil itu, dia berusaha untuk tidak berpikir keras karena hal yang tidak seharusnya ia pikirkan dengan berlebihan.     

Namun tidak dapat dipungkiri semua peristiwa pencurian itu membuatnya sangat marah dan kecewa pada seluruh penjaga dan pelayan yang ada, karena dia berpikir kalau mereka semua tidak dapat menjaga Kerajaan dengan baik.     

Peristiwa yang hampir mirip dengan peristiwa fenomenal dengan Seredon sebagai bocahnya, kembali terulang beberapa waktu lalu saat Raja Gael pergi berburu dengan Raja Wedden juga Pangeran Barat, Raddone Barwest.     

Seorang bocah dengan rambut lurus cukup panjang hingga leher dan bagian poni hingga menutup sebagian wajahnya. Menjadi tersangka atas pencurian jubah kebesaran sang Raja.     

Berbeda dengan Seredon yang segera kabur setelah mengambil Mahkota yang diletakkan sembarangan oleh sang Raja, bocah berambut panjang ini justru tertangkap dan mendapat sapaan dari Dayi berupa pukulan keras di wajahnya.     

Seluruh prajurit telah memburu sindikat dari pencuri yang sangat hapal dengan tata bangunan kerajaan ini. Ajaibnya, para pencuri selalu merupakan orang yang pernah mendapatkan ijin untuk masuk.     

Mereka seolah memanfaatkan pengetahuannya mengetahui bangunan kerajaan itu untuk mencari keuntungan.     

Raja Gael, kini hanya menerima tamu yang benar-benar utusan dari kerajaan lain ataupun mereka yang merupakan distributor stok bahan makanan yang telah dipercaya. Itupun harus melewati pemeriksaan berlapis di halaman depan sebelum memasuki area Kerajaan.     

Masih menjadi misteri walau sudah beberapa hari ditahan dan terus diintrogasi. Pemuda perkampungan yang berambut seleher itu mengaku kalau jubah kebesaran Raja Gael berada di rumahnya sejak dua tahun lalu.     

Pemuda itu bilang, dia tidak tahu kenapa ada di rumahnya, juga tidak tahu bagaimana untuk mengembalikannya. Dia bahkan hingga bersumpah mengenai hal itu. Namun ketika ditanya mengenai akses masuknya, dia selalu memilih untuk tidak banyak bicara.     

"Dia sempat mengatakan kalau dirinya menyusup karena tidak meyukai bertemu dengan banyak orang. Jelas sekali itu hanya omong kosong, karena dengan menyusup dia justru membahayakan dirinya sendiri," ujar Dayi saat kembali menghadap Raja Gael.     

"Kau mempercayainya?" tanya Raja.     

"Tentu saja tidak. Aku yakin dia menyusup untuk hal lain. Lagipula, bukankah kau bilang itu bukan jubah yang asli?" ucap Dayi lagi.     

Raja Gael megangguk. "Jubah itu benar milikku, hanya saja aku tidak memakainya untuk urusan Kerajaan, hanya sesekali saat pergi berkeliling wilayah juga berkuncung ke perkampungan. Ah tapi aku yakin sekali tidak pernah meninggalkan benda itu sembarangan."     

"Tetapi mahkota anda …kau meletakkannya sembarangan, Tuan." Sahut Logne yang membuat semua orang di ruangan menoleh padanya.     

"Aku meletakkan sembarangan karena itu di lingkungan Kerajaan. Aku ceroboh namun tidak terlalu bodoh," ujar Raja Gael seraya meanrik napas panjang.     

"Tidak terlalu berharga memang barang yang ia bawa, tetapi kita harus mengetahui motif ia kemari dan bagaimana cara dia bisa mengetahui seluruh bagian ruangan di Kerajaan. Kalian bekerjalah lebih giat. Aku tidak ingin hal semacam ini kembali terulang!" Raja Gael meninggikan suaranya.     

Logne segera mengangguk patuh. Dia memang prajurit yang tidak pernah membantah perintah dari Raja.     

"Prajurit Dayi. Aku menitikberatkan tugas ini padamu. Temukan kelompok mereka, dan bereskan!" perintah Raja dengan tatapan tajamnya yang khas.     

"Baik." Dayi mengangguk, dia sudah memulai hal ini sejak beberapa hari lalu namun selalu mendapat halangan yang membuatnya cukup geram namun dia masih diam.     

"Aku akan menentukan pengganti Nig setelah kasus ini selesai," imbuh Raja.     

Sebenarnya, itulah yang paling ditunggu oleh para prajurit. Walaupun tanpa ketua pasukan perbatasan tetap dapat melakukan tugas dengan baik, namun mereka, yang diwakilkan oleh Wite dan Mod, sangat membutuhkan sosok yang dapat memimpin mereka dan sosok penentu keputusan.     

Kembali ke kasus pencurian. Raja Gael dengan didampingi oleh seorang prajurit menuju penjara untuk mengunjungi pemuda yang menjadi tersangka pencurian jubah.     

Dayi sempat memperingatkan rekannya yang mendampingi Raja untuk selalu sigap, karena Raja Gael memiki emosi yang tidak terkendali. Dia khawatir kalau-kalau sang Raja akan melakukan hal yang membahayan untuk si pemuda juga untuk dirinya sendiri.     

Di sebuah lorong yang sepi, sebuah ruas kamar berjeruji di bagian ujung ruangan menjadi satu-satunya ruangan yang terisi.     

Raja Gael tidak suka menyimpan penjahat, jika memang kesalahannya fatal, Raja tampan nan murah senyum iyu akan segera melenyapkannya. Namun kali ini tidak. Pemuda itu masih dibiarkannya hidup karena banyak pertimbangan.     

Pemuda dengan rambut panjang itu duduk meringkuk di sudut ruangan, tanpa alas, hanya memiliki secarik kain yang ia gunakan untuk selimut ketika malam.     

Masih ada piring juga gelas yang telah kosong, semula Raja mengira kalau pemuda itu telah memakan semuanya, namun wajahnya segera muram saat ia menyadari ada makhluk lain di sana yang justru menghabiskan makanan dari tahanan ini.     

Seekor kucing hitam dengan mata merah terang menyala mengerang karena kedatangan rombongan Raja. Kucing itu menunjukkan sikap yang tidak suka dan siap untuk menyerang jika dia mendapatkan serangan.     

Hal itu membuat si pemuda menoleh padanya, lalu segera memandangi sosok Raja yang masih berdiri tepat didepan jeruji di hadapannya.     

Pemuda itu acuh, dia bahkan kembali meringkuk dan memejamkan matanya tanpa memberikan respon apapun pada Raja.     

"Siapa namamu, bocah?" ucap Raja yang suaranya menggema ke seluruh ruangan.     

"Seredon," jawab pemuda itu tanpa mengakat wajahnya     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.