BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Bersama Seluruh Raja



Bersama Seluruh Raja

2"Wedden!"     

"Keff!"     

Kedua pria itu segera saling memeluk dan menepuk punggung satu sama lain. Keduanya merasa sangat lega karena akhirnya bertemu dengan keadaan yang baik dan sangat sehat.     

Laver, Landa, dan Tsania berdiri dengan senyum tipis pada Wedden. Mereka sudah mengetahui banyak tentang pemilik penginapan itu, hanya saja belum pernah saling bersapa sehingga membuat ketiganya merasa canggung.     

Keff memperkenalkan ketiga pelayan itu pada Wedden. Pria keriting itu sempat mengerutkan dahi, namun segera mengangguk dan tertawa kecil setelah Keff menjelaskan betapa repotnya dia mengurus penginapan seorang diri.     

Perbincangan panjang terjadi. Wedden memperkenalkan saudaranya itu pada semua rekannya yang sedang berkumpul. Mereka yang berbeda profesi juga tahta itu dapat saling berinteraksi dengan baik.     

"Dimana bocah itu?" bisik Laver sambil celingukan.     

"Siapa yang kau cari?" tanya Raseel yang mendengar ucapan Laver.     

"Kau mendengarku?" ucap Laver histeris. Posisi duduknya dan Raseel cukup jauh, juga suaranya yang lirih sangat mustahil untuk dapat di dengar dengan jelas.     

Raseel hanya mengangguk.     

"Bocah itu. Ah dia lebih muda dariku tapi nampak lebih besar dari bocah ini," ucapnyas eraya menunjuk Tao. Tao hanya melirik tida minat.     

"Tidak ada bocah selain dia disini," ujar Raseel.     

"Benarkah? Tapi dia sangat hebat. Dia bahkan menyerang wanita penyihir tanpa takut." Laver sangat bersemangat.     

"Benar. Apa mereka bukan bagian dari kalian? Lalu kemana dia membawa buku itu?" sambung Landa yang juga mencari ke kanan dan kiri.     

"Buku apa?" sahut Wedden yang menyimak.     

"Ah ini. Beberapa waktu lalu saat badai menerjang wilayah Utara, kami diserang penyihir dan tubuh kami snagat kaku. Lalu ada seorng bocah yang tidak kami kenal masuk ke penginapan lalu dia menyerang penyihir dengan tombak dan membawa buku besar yang dicuri wanita itu kabur. Kami tida melihatnya lagi setelah itu," sambung Keff menjelaskan.     

"Buku besar berwarna keemasan?" tanya Wedden yang segera membuat Ley tertarik.     

"Maksudmu … buku sihir itu?" ujar Ley.     

"Ah aku tida tahu buku apa itu, tapi kupikir buku itu menyebabkan kehancuran di penginapan karena penyihir mengincarnya," jawab Keff.     

Semuanya menatap Wedden. Pria keriting itu seketika terngat dengan pertarungannya dengan Rader di penginapan. Dia jelas mengingat kalau Ser memberikannya buku besar itu dengan keadaan tubuh yang tidak baik-baik saja.     

"Ah rupanya dia lebih dari yang kuduga," gumam Wedden. "Dia, Seredon. Dia yang mengambil Buku SIhir itu. Tapi Rader menghancurkannya tepat di hadapanku."     

Hening sesaat.     

"Bocah itu gugur dalam pertarungan. Kurasa dia sudah sangat senang sekarang karena benar-benar menebus kesalahannya dengan menjadi pahlawan," uajr Wedden.     

Keff terdiam. Wedden lalu menceritakan pada semua rekannya mengenai kisah awal pertemuannya dengan Seredon.     

Matahari sudah semakin tinggi. Pangeran Raddone sudah mulai dapat berdiri dengan dibantu oleh Putri Leidy. Mereka menghampiri Wedden, serta para Raja yang sedang berkumpul.     

Kali ini Raja Gael datang. Namun Raddone tidak begitu berminat terlebih saat melihat keadaan Raja Timur itu yang baik-baik saja.     

Ini pertemuan pertama Wedden dengan Raja Gael. Dia terpana dengan wibawa dari pria itu yang dengan tatapan tajamnya, dia tersenyum memberi selamat kepada Wedden dengan sedikit menganggukkan kepalanya.     

Wedden membalas anggukan itu, namun dia mendengar Raddone berdecak tidak suka.     

Mod dan Witt menghampiri Raja mereka dan segera memberikan salam hormat. Mereka lalu berkumpul sebentar untuk berkabung. Banyak prajurit Timur yang gugur, hal itu sungguh memilukan namun di sisi lain juga membanggakan karena pengorbanan mereka tida sia-sia.     

Para Raja telah berkumpul. Upacara penobatan dilakukan di Selatan dengan sebelumnya berbagai persiapan telah dilakukan oleh semua pelayan juga pasukan gabungan.     

Seluruh warga berbondong datang untuk menyaksikan penobatan Raja baru mereka. Bukan hanya untuk Wilayah Selatan, namun Raja seluruh Negeri Persei.     

Wedden merasa mulai antusias. Di sepanjang perjalanan menuju Kerajaan yang sebagian besar masih hancur itu, ia melatih kekuatannya.     

Tidak memiliki mantra atau apapun, Wedden masih penasaran dengan Buku Sihir yang belum sempat i baca.     

Teringat dengan kejadian saat menuju Utara, ia ingin kembali menemui Naga yang membawanya pada memori kepemimpinan Raja Rapher.     

Beruntung Wedden kali ini menaiki kereta kuda bersama dengan Ren, Raddone, Raja Gael, Raja Soutra, dan Raja Audore. Ia tidak akan terjatuh dari kuda seperti sebelumnya saat bersama dengan Seredon.     

Wedden memejamkan matanya, dia mulai mengumpulkan energy dan mencoba untuk menerobos dimensi dalam jiwanya sendiri. Sulit untuk focus saat mereka melewati jalanan yang sulit, namun ia berhasil mencapai puncak fokusnya dan kembali berada di tempat rindang yang pernah ia kunjungi.     

"Halo. Apa ada seseorang disini? Aku Wedden, keturunan terakhir Rapher Elfkinn." Teriak Wedden. Kali ini dia dapat bergerak, ia melangkahkan kakinya dan mencari ke sekitar.     

"Ah aku tidak mengetahui namamu," gumamnya. "Naga? Bisakah kau menemuiku? Aku ingin bertanya tentang sesuatu. Kurasa aku telah melewatkan kesempatan untuk membaca Buku Sihir milik leluhurku. Namun aku berhasil mengalahkan Kimanh. Tapi apakah itu cukup? Au merasa masih sangat kurang kuat untuk memimpin Negeri yang sangat luas ini. Aku masih perlu …," kalimat Wedden terhenti saat ia menyadari kalau dia telah beridiri di tepi jurang yang sangat dalam dan tidak terlihat dasarnya.     

"Argh! Aku dimana?" gumamnya lagi. Kepalanya mendadak pening saat melihat ke dasar jurang hingga dia memutuskan untuk melangkah mundur perlahan.     

"Apa yang aku butuhkan!"     

Suara mengejutkan dari belakang Wedden hingga membuatnya terkejut dan nyaris terpeleset.     

Naga itu menyelamatkan tubuh Wedden dengan ekor panjangnya, ia lalu membawa pria itu menepi ke tempat yang lebih aman.     

"Aku akan dinobatkan menjadi Raja. Bisakah aku melakukannya dengan baik?"     

"Kenapa tidak? Kau pernah melakukan itu tiga abad yang lalu."     

Wedden diam.     

"Kau adalah Rapher Elfkinn dalam wujud yang berbeda. Kau tidak perlu buku sihir atau apapun. Dirimulah, kekuatanmu." Suara naga itu menggema di telinga Wedden.     

"Tapi aku tidak memiliki Buku SIhir itu," ujar Wedden lagi.     

"Kau tidak membutuhkannya. Mantra itu telah ada dalam dirimu, hanya ucapkan apa yang kau inginkan maka kau akan mendapatkannya. Kalimat sederhana, karena sihir yang kau butuhkan adalah adalah dirmu sendiri, keyakinan pada dirimu sendiri."     

Hening sejenak.     

"Pergilah. Mereka menunggumu!" Naga itu berbalik dan meninggalkan Wedden.     

Wedden berteriak memanggil namun sama sekali tida ada respon. Ia hendak mengejar namun kakinya tertahan, dan samar ia mulai mendengar seseorang memanggil namanya.     

"Wedden, kau baik-baik saja? Kita sudah tiba." Ren menepuk pelan tubuh Wedden yang tersandar dengan memejamkan kedua mata. Tubuh Wedden kaku dan dingin, hal itu sempat membuat panic semua orang yang ada di dekatnya.     

Wedden terbangun dan ia segera membenarkan posisi duduknya.     

"Kau tegang, Kawan? Tenanglah. Semuanya akan berjalan lancar. Kau adalah Raja yang hebat," ujar Raja Gael ramah.     

Raddone mehela napas panjang, dia meminta bantuan sang ayah untuk dapat segera turun dari kereta kuda itu.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.