BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Puing Negeri Persei



Puing Negeri Persei

1Kembalinya keadaan langit menjadi terang berawan, membuat seluruh penduduk Negeri Persei bersuka cita. Tidak lagi diselimuti kegelapan dan ilmu sihir, para penduduk dapat menghirup udara segar dan merasakan hidup yang sesungguhnya.     

Penduduk yang masih berlindung di kerajaan, segera diperbolehkan untuk kembali dan membantu merapikan wilayah terutama tempat mereka tinggal.     

Di kerajaan Timur, raja Gael tersenyum lebar namun dia juga harus mengeluh karena belum mendapatkan kabar mengenai status dari si Pewaris apakah sudah langsung diangkat menjadi raja atau belum.     

Para prajurit dan sebagian warga keluar dari tempat persembunyian dan bergegas mengerahkan tenaga untuk merapikan semuanya.     

Sisa dari kabut hitam lalu hujan air hitam, menepel di seluruh permukaan bangunan dan barang yang dilalui.     

      

Puing reruntuhan dari bangunan memenuhi seluruh jalanan, benar-benar kacau walau tidak ada pasukan dari Selatan yang datang, namun angin, hujan dan kabut membuat keadaan sangat buruk.     

Raja Gael mengajak seluruh warganya untuk segera membereskan wilayah untuk menyambut Raja yang Baru.     

Kerajaan Timur belum mendengar kabar kematian Nig dan orajurit yabg lain.dia hanya tahu kalau kegelapan telah musnah karena perubahan alam yang sangat signifikan.     

      

Di wilayah Utara, sang Raja memperlaukukan hal yang sama seperti yang dilakukan Gael. Setelah memberikan perlindungan untuk rakyatnya dari kabut hitam yang menggelapkan seluruh wilayah, bahkan mereka tidak dapat mengetahui berapa lama mereka berada pada ruang bawah tanah.     

Mereka lalu diijinkan keluar setelah melihat adanya cahaya matahari yang menyinari alam.     

Mereka menunggu kabar terbaru mengenI raja Penguasa. Raja Soutra telah mengirimkan pasukan menuju Barat, ia sangat mengkhawatirkan putra mahkota yang ikut berperang.     

      

Ratusan prajurit yang masih tersisa di wilayah Timur dan Utara, segera diutus untuk mengecek seluruh wilayah mereka dan mengevakuasi warga yang tertinggal.     

Masih banyak rupanya dari warga penduduk yang memilih tinggal di rumah mereka, ada yang selamat namun tidak dalam keadaan sehat. Banyak dari mereka mengalami sesak napas dan menjadi lemah.     

Sementara yang lain ada yang mulai mengalami gangguan tenggorokan, serta yang paling banyak adalah kasus kelaparan karena mereka tidak lagi fokus dengan urusan perut saat sibuk menyelamatkan diri dari badai penuh sihir.     

      

Di penginapan keluarga Arragegs. Seluruh warga yang terjebak di dalam, beruntung masih selamat dan mereka kembali dapat bergerak seperti sedia kala setelah sihir yang mengikat mereka memudar.     

Keff dan ketiga karyawannya saling berpelukan lega karena mereka berakhir selamat. Mereka hanya saling bertanya kemana perginya bocah pemberani yang menyerang wanita penyihir.     

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Laver yang dijawab oleh Keff dengan mengedikkan bahu.     

      

Seluruh bagiaj dari penginapan mengalami kerusakan parah. Bocor dimana-mana, hingga menyebabkan masuknya air hujan dari segala arah serta debu hitam dari badai yang menerjang.     

Seluruh warga dmembubarkan diri tanpa aba-aba, mereka mencari keluarga yang telah terpisah selama badai.     

Sementara Keff, ia masih penasaran dengan serbuk putih gemerlip yang tertinggal di jejak wanita sihir.     

Ia memberanikan diri menyentuhnya, dia sangat terkejut saat merasakan ujung jemarinya seperti tersengat listrik tegangan tinggi.     

      

"Berhenti! Jangan sentuh itu!" teriak Keff pada Tsania yang hendak mencoba menyentuh.     

Tsania yang terkejut segera menarik tangannya dengan bingung.     

"Itu akan mencideraimu." Keff menampakkan ujung jemarinya yang seketika memar karena sengatan listrik tadi.     

"Sebaiknya kita bersihkan ini semua segera. Kita juga harus mengambalikan keadaan sesegera mungkin karena penduduk sekitar masih memerlukan kita untuk berteduh." Keff memandadangi seluruh ruangan yang dipenuhi debu hitam.     

      

Tombak yang digunakan oleh bocah itu masih tergeletak dengan dipenuhi darah. Wanita sihir menghilang setelah dia mengerang kesakitan dan kesulitan untuk bergerak.     

Tsania dengan ditemani oleh beberapa orang yanf menginap dari luar daerah membersihkan sisa debu dan reruntuhan penginapan di langai atas juga lantai bawah.     

Lalu para pria membersihkan sisa banjir juga menambal semua atap yang tidak hanya sekedar bocor, namun hancur hingga berlubang.     

      

Keff ingat, bocah yang menyerang wanita sihir membawa lari buku tebal keemasan itu keluar dengan bergegas. Keffalu tiba-tiba saja memikirkan Wedden.     

"Apakah bocah itu kemari bersama Wedden? Lalu apa yang mereka lakukan disini? Dimana mereka sekarang?" gumamnya bingung.     

Ia segera mencari di sekeliling, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan sausaranya itu.     

Paea warga yang membantu membersihkan penginapan beberapa ada yang bergumam karena menemukan sisa kayu bakar, lalu benda lain yang terbakar.     

Mereka bertanya-tanya, bagaimana bisa terjadi kebakaran dalam keadaan hujan lebatjuga banjir yang menggenangi jalanan.     

Garis batas air di dinding yang menunjukkan jalanan terendam hingga lebih dari mata kaki orang dewasa, membuat 'kebakaran' itu sungguh mustahil untuk terjadi.     

      

"Apakah mungkin tersambar petir? Bukankah saat badai kemarin kita banyak mendengar petir?" ujar seorang warga yang mengumpulkan puing yang terbakar.     

"Ah benar. Mungkin saja."     

      

Keff masih diam, dia sibuk dengan pikirannya sendiri yang tak kunjung tenang karena dia sungguh memikirkan tentang Wedden.     

Lima prajurit kerajaan mengunjungi penginapan. Mereka lalu mengecek keadaan seluruh lokasi dan sempat bertanya-tanya kenapa keadaan para pelayan oenginapan dan semua pelanggan sehat tanpa ada cidera ataupun masalah kesehatan.     

      

"Kurasa kami harus berterimakasih pada penyihir itu. Dia membekukan selurih tubuh kami sehingga kami tidak dapat bergerak, bahkan merasa laparpun tidak karena memang tidak dapat melakukan apapun," jawab Keff.     

"Begitukah? Tapi apakah ada yang terluka?" tanya Prajurit itu.     

"Ada. Tapi dia tidak disini. Bocah itu lari di tengah badai dan aku tidak bisa menahan karena tidak dapat bergerak."     

"Bocah?"     

Keff mengangguk.     

"Kurasa dia bersama dengan sèseorang yang menyelamatkan kita," imbunya.     

Prajurit itu diam sejenak. "Kami mendapat perintah untuk membawa seluruh warga ke kerajaan untuk  perawatan lebih instensif."     

"Tidak perlu. Katakan pada Raja kami sungguh baik-baik saja. Jika kalian hendak merawat kami, kueasa kalian bisa memberikan bantuan itu kemari," sahut Keff yang disetujui oleh beberapa orang di sekitarnya.     

"Jangan khawatir, semuanya akan segera kemari. Kami hanya tidak ingin membiarkan kalian tanpa perawatan setelah diserang penyihir."     

"Kami baik-baik saja." Keff sedikit menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.     

      

Prajurit itu segera menginggalkan penginapan. Mereka kembali berpatroli.     

      

Kehancuran juga terjadi di wilayah perbatasan hutan. Keadaan hutan yang semula gelap karena terlalu rimbun, kini menjadi semakin gelap karena debu hitam memenuhi seluruh celahnya.     

Untuk swntara, air aungai belum bisa dimanfaatkan seperti sedia kala.     

Para penduduk juga harus membersihkannya lalu memanfastkannya untuk kebutuhan sehari-hari. Lahan perkebunan juga belum dapat dimanfaatkan.     

Disaat seperti ini, memang bantuan dari kerajaanlah yang dapat dimanfaatkan untuk bertahan hidup.     

Prajurit kerajaan, warga biasa, semuanya saling membantu untuk memulihkan keadaan Wilayah. Bahkan Raja Soutra ikut membersihkan sisa kotoran di area kerajaan.     

Sementara Raja Gael, dia mengharap cemas memgenai wilayah kekuasannya. Dia masih menginginkan pencuri mahkota menerima hukuman yang setimpal.     

Pandangannya selalu tertuju pada langit Selatan yang juga sudah nampak cerah. Ia menunggu burung penghantar pesan menghampirinya dan menyatakan kalau perang sungguh telah berakhir.     

Raja Gael telah memikirkan hadiah besar untuk para prajuritnya yang ikut berperang.     

      

***     

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.