Kekuatan Tidak Seimbang
Kekuatan Tidak Seimbang
Teriak Ley lantang yang segera diikuti oleh pasukan hingga suaranya menggelegar membuat Wedden merinding.
Merasa semakin berat tangfung jawabnya, namun Wedden semakin yakin pada dirinya sendiri karena dukungan dari para pasukannya.
Suara erangan dan auman nyaring terdengar dari pasukan seberang. Prajurit kegelapan sudah tidak ingin berlama-lama lagi.
Awan hitam telah menyelimuti seluruh langit dan mulai menjatuhkan butiran hujan sihir. Suara lengkingan kucing api sangat nyaring hingga memekakan telinga diiringi dengan suara langkah makhluk mengerikan dengan senjata yang sangat besar.
Wedden mencoba untuk berinteraksi dengan alam. Berbenturan dengan kekuatan sihir Kimanh, Wedden mengendalikaj angin yang datang juga air yang berjatuhan dan mengubah arahnya hanya pada pasukan lawan.
"SERAANG!"
Ley memimpin barisan semua pasukan bergerak maju dengan senjata masing-masing .
Dentingan antar senjata, teriakan lawan yang terluka, langkah pasukan kuda serta ledakan dari tembakan api dari kerajaan Kimanh menyebar di segala arah.
Tidak ada seorangpun yang nampak senang, gemetar sekaligus berani itulah yang membuat bocah seperti Tao bahkan memposisikan diri untuk dapat menang.
Wedden menyerang dengan angin, begitupun para peri lembah, namun mereka tetap menggunakan pedang untuk menyingkirkan musuh di hadapan mereka.
Petir menyambar, angina kencang bertiup, kabut hitam menyelimuti pertempuran berdarah itu. Langit dengan awan hitam bergulung seolah menandakan kalau kegelapan tidak akan terkalahkan.
Seluruh pasukan mengerahkan kekuatan maksimal mereka. Banyak gnome dan makhluk raksasa mengerikan yang telah menjadi korban, namun kucing sihir sama sekali belum tersentuh.
Wedden sangat ingin menembus pertahanan pasukan kegelapan dan langsung berhadapan dengan Kimanh. Walau dia tidak sedang mengandalkan kekuatannya, namun dia sangat yakin jika dia berhasil mengalahkan Raja Kegelapan maka dia akan membawa kemenangan untuk seluruh negeri.
Wedden mencari celah, dia bergegas menghindari musuh dan menyelinap hingga pertahanan paling belakang pasukan kegelapan.
Berlindung pada sebongkah batu besar, Wedden berharap kalau pasukan kegelapan tidak memiliki penciuman yang tajam.
Pasukan monster dengan kapak besar keluar dari gua bawah tanah. Mereka adalah garda terkuat yang hanya dengan melihatnya saja Wedden sudah menggidik dan menyerah untuk melawan.
Wedden mencengkeram pedangnya, hanya itulah satu-satunya senjata yang dapat dia andalkan.
Kekuatan angina dan api sihirnya masih belum maksimal sehingga dia belum berani untuk mengambil resiko dengan menyerang para monster.
Suara erangan raja kegelapan kembali terdengar nyaring dan menggelegar.
Wedden menggidik dan kembali mempercepat langkahnya.
"Ekstecafotime," ucapnya lirh. "Akulah sang raja yang akan memimpin negeri Persei. Kegelapan harus musnah."
Wedden mengucapkan kalimat itu berkali-kali hingga dia dapat merasakan jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya.
Dia ingat dengan betul, saat ia melafalkan kalimat itu, Rader menjadi lengah hingga akhirnya ia berhasil untuk menyerang putra Kimanh itu.
Wedden kambali berlindung di sebuah batu besar di dekat sebuah pintu besar yang terbuka lebar. Ia mendengar lengkingan kucing sihir dari dalam. Pria keriting itu menarik napas panjang. Harus tenang, dan tetap focus dengan dirinya sendiri.
Tuk!
Sebuah batu kecil terjatuh tepat didepan Wedden. Batu biasa, namun segera Wedden sadari kalau dia sedang tidak sendiri.
Segera ditariknya pedang dan diarahkan pada sosok diatasnya.
Seorang wanita yang sangat cantik dengan mata merah yang berkilau menyapanya dengan senyum lebar. Tubuh wanita itu berlumuran darah, di tangannya ia menggenggam sebuah belati yang berpindar.
"Ah akhirnya aku bertemu denganmu secara langsung. Aku sudah sangat lama merindukanmu, Anakku." Wanita itu perlahan mendekati Wedden, namun dia mengarahkan belati itu siap untuk menyerang sehingga membuat Wedden terus melangkah mundur.
Wedden mengenali wanita itu, penyihir jahat yang hendak membunuh Pangeran Soutra. Ia segera menark napas panjang, kembali mengatur focus, dia mencengkeram pedangnya dan menyerang wanita itu tanpa basa basi lagi.
Pedang dan belati saling beradu. Wanita itu kalah cepat karena kekuatannya telah banyak berkurang. Namun Wedden tidak mudah untuk mengalahkannya
Zztt!
Wedden menyabetkan pedang pada tubuh wanita penyihir itu. Tanpa ragu lagi dia segera mendorong dan menghempaskan tubuh wanita itu pada dinding batu dengan kekuatan penuh hingga membuatnya ta sadarkan diri.
Lengkingan kucing sihir nyaring terdengar, rupanya makhluk itu telah mengincar Wedden dan segera menyemburkan api kearah pria itu.
Wedden bergegas masuk ke pintu dan mencar perlindungan disana.
Namun dia sungguh tida beruntung karena dia memasuki sarang dari kucing sihir yang siap menghancurkannya.
Mendengar adanya langkah kaki kecil yang memasuki wilayahnya, pasukan kucing sihir segera siaga dan mulai bersuara nyaring.
Wedden hanya bisa berdiam diri. Di tempat seperti itu, suara kecil menjadi sangat sensitive dan akan mudah diketahui oleh pasukan makhluk sihir itu.
Dia ingat betul perkataan Ren yang melarangnya untuk bergera saat pertama mereka bertemu dengan kucing sihir.
Wedden menghembuskan napas kasar, hal itupun di dengar oleh makhluk itu hingga membuat mereka berjalan teratur menuju arah Wedden bersembunyi.
Wedden sedikit mundur, kainya menabra sebuah batu kecil hingga membuatnya berhenti.
Sebuah ide konyol muncul di kepalanya. Segera saja dia mengambil batu kecil itu dan melemparkannya kearah yang jauh darinya.
Tak!
Darr!
Batu kecil itu pecah menjadi beberapa bagian. Hal itu membuat para kucing sihir berhamburan dengan menyemburkan api ke segala arah untuk mencari sumber suara.
Momen itu dimanfaatkan Wedden untuk lari dan menyelamatkan diri.
Masih berteman dengan pedangnya, Wedden menyelinap masuk ke kerajaan Kegelapan.
"Ekstecafotime," ucapnya lirh. "Akulah sang raja yang akan memimpin negeri Persei. Kegelapan harus musnah."
"Ekstecafotime," ucapnya lirh. "Akulah sang raja yang akan memimpin negeri Persei. Kegelapan harus musnah."
"Ekstecafotime," ucapnya lirh. "Akulah sang raja yang akan memimpin negeri Persei. Kegelapan harus musnah."
Wedden terus bergumam lirih.
Sementara itu, di bagian yang lain pasukan wanita peri sedang melawan para monster yang setiap kali terluka mengeluarkan lender yang sangat lengket dan bau. Bukan hanya itu, makhluk itupun susah untuk mati hingga mereka perlu menebas kepalanya dan menendang jauh tubuh monster itu agar tidak dapat kembali menyatu.
Leidy merasa lelah dan mual, dia terjatuh dan tidak dapat lagi berdiri untuk menyerang.
"Aku harus memanggil para pohon," ucapnya.
Corea tidak mendengar ucapan putri Barat itu, namun dia mendengar erangan monster yang hendak menghujamkan tombak pada Leidy. Segera saja Corea menyerang monster itu dan merobek tubuhnya dengan brutal.
Leidy sangat terkejut dengan hal itu. Corea segera membawa Leidy sedikit menepi agar tidak terlalu bahaya.
"Kau tidak perlu memanggil pohon ajaib. Mereka telah berada disini," ujar Corea.
Benar saja. Pasukan pohon ajaib telah tiba dari segala sisi dan siap untuk membantu menyerang pasukan kegelapan.
Para gnome hutan satu per satu mulai dihabiskan oleh pohon itu. Hanya saja para pohon mudah dikalahkan dengan kapak dari para monster berlendir.
*