BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Tamu Cantik di Penginapan



Tamu Cantik di Penginapan

3Kabut putih menyelimuti wilayah Utara dengan membawa embun yang membuat suasana menjadi sangat dingin. Perubahan cuaca yang sangat tidak tentu sungguh tidak membuat nyaman.     

Perkebunan yang baru saja hendak kembali memulai aktivitasnya setelah serangan hujan sihir, kembali mendapatkan cuaca dingin yang tidak cocok untuk semua jenis tanman.     

Tidak mempresentasikan kegelapan, namun embun yang dingin itu juga membawa hal tidak baik.     

Penginapan milik keluarga Arragegs sudah tutup beberapa menit yang lalu. Suasananya tidak lagi riuh seperti sebelumnya, kini hanya beberapa kali terdengar suaradentingan gelas atau botol dari pelayan yang merapikan meja pelanggan.     

Keff yang sering tidur bersama dengn dua pelayan pria, kini pindah ke kamar Wedden dan membiarkan kamarnya itu dihuni oleh wanita cantik yang mencurigakan. Sementara pelayan wanita diijinkan untuk pulang oleh Keff.     

Pada hari-hari sebelumnya, Keff selalu terlambat masuk kamar untuk istirahat karena harus memastikan semuanya benar-benar beres baru dia akan tidur. Tetapi untuk kali ini dia berdalih tidak enak badan sehingga dia masuk ke kamar terlebihdulu dan membiarkan para pelayan bekerja.     

Bukan takut, namun Keff merasa selama wanita cantik tadi masih berada di penginapan ini, dia harus bersembunyi dan tidak perlu bertemu.     

Sejak bertemu, Keff masih beberapa kali bergumam dengan dirinya sendiri mengenai luka sayatan pada leher serta kedua lengan wanita itu.     

"Dia ramah, cantik. Apa mungkin di adalah prajurit tarung yang menyamar? Ataukah dia perampok yang menyamar dan perlu bantuan." Gumam Keff.     

Malam mulai menjelang. Suasana penginapan menjadi semakin sepi saat pelayan telah naik dan menyusul Keff di kamar. Mereka sempat bercengkerama sebelum mulai berbaring.     

Suasana malam yang semakin dikit membuat mereka semakin ingin segera terlelap, namun banyak kejadian bersama pelanggan yang membuat mereka masih antusias untuk berbagi kisah.     

Namun samar mereka mulai mendengar suara yang sebelumnya belum pernah mereka dengarkan. Seketika mereka hening.     

Keff memekakan pendengarannya, namun dia tidak dapat mengetahui suara apa itu. Kedua pelayan itu juga diam dan memekakan pendengaran, namun keduanya segera mengabaikan dan kembali bercerita.     

Detik berikutnya, suara itu kembali terdengar.     

Suara indah itu yang mengalun. Berawal dari gumaman merdu, lalu mulai diimbuhi dengan suara siulan samar. Benar-benar seperti musik penenang jiwa yang biasa mereka dengar dengar saat berada di salah satu desa di Utara yang memang dipenuhi oleh warga yang membutuhkan perhatian khusus untuk kejiwaannya.     

Keff merasa ngeri, dia lalu bersiaga. Sialnya, dua pelayannya justru malah tertidur karena terhipnotis dari nyamannya suara yang memanjakan telinga mereka.     

Bukan suara yang buruk, namun ini tidak biasa dan sangat aneh baginya.     

Keff mencoba untuk tetap waspada, namun tidak dapat dipungkiri kalau dirinya mulai diterpa rasa kantuk yang semakin memberatkan kedua matanya.     

.     

.     

.     

Tok Tok Tok!     

"Keff? Apa kau di dalam?"     

Tok Tok Tok!     

"Laver! Landa! Apa kalian juga di dalam?!"     

Tsania, pelayan wanita penginapan mengetuk keras pintu kamar yang sedang ditempati oleh ketiga pria itu.     

Cahaya matahari sudah semakin tinggi, namun ketiga pria itu masih belum terbangun juga.     

Tsania harus mengurus pelanggan yang menyelesaikan sewa kamar seorang diri. Dia juga menyiapkan beberpa pesanan dari pelanggan yang hendak sarapan. Wanita muda dengan rambut pendek dan diberinya pita itu terus saja menggerutu. Dia tidak habis pikir kalau ketiga pria itu akan tidur hingga siang.     

Saat Tsania hendak kembali keatas untuk membangunkan, kebetulan sekali Keff keluar kamar rupanya dialah yang bangun terlebihdulu.     

"Eh kau sudah disini? Apa kau punya masalah hingga datang sangat pagi?" tanyanya santai.     

"Pagi katamu? Apa kau tidak melihat cahaya matahari yang sudah panas itu? Ahh bisa-bisanya para pria seperti kalian bangun siang dan membiarkan seorang wanita untuk bekerja seorang diri," gerutu Tsania.     

Keff yang tidak terima kalau dia kesiangan segera membuka kaca untuk melihat keadaan diluar.     

Dia segera mengumpat saat mendapari cahaya matahari sudah benar-benar tinggi. Dia lalu kembali mengecek keadaan kamar saat dua pria lainnya masih belum bangun. Hal lain yang membuatnya kebingungan adalah, kamar tempat mereka tidur itu sangat berantakan dengan semua lemari terbongkar dan semua barang milik Wedden berhamburan.     

Sangat aneh. Karena Keff dan kedua pelayan lainnya jelas masuk kamar dan langsung terlelap.     

Keff segera mengintip bagian kolong tempat tidur, dia masih menemukan keranjang berbungkus kain tidak berpindah tempat. Namun sisi kamar yang lain sungguh berantakan.     

"Hey! Kalian bangunlah! Segera rapikan kamar ini dan pastikan tidak ada barang yang hilang!" perintah Keff seraya menepuk bahu Laver dan landa.     

Kedua pelayan itu membuka mata malas, namun mereka segera menuruti perintah Keff walau belum sepenuhnya sadar.     

Keff berpindah untuk memeriksa kamar yang disewa oleh tamu cantik. Saat ia tiba di kamar itu, dia kembali bertemu dengan Tsania yang baru selesai membereskan kamar dengan raut wajah yang kurang bersemangat.     

"Kau ingin menemui tamu cantik itu? Sayangnya dia sudah pergi." Celetuk Tsania.     

"Ahh kukira wanita cantik itu sangat penyuka rapi, rupanya tidak. Kau tahu? Kamar ini sangat berantakan seperti kapal yang baru diterpa badai di lautan. Aku tidak habis piker dengan bagaimana dia tidur dengan suasana macam itu."     

"Apa kau bilang? Berantakan? Apa kah ada barang yang hilang?" Keff menahan lengan Tsania yang hendak turun.     

"Kurasa tidak. Hanya menyesakkan pernapasan saat kau tidak tau lagi dimana celah untuk duduk nyaman di dalam kamar," sahut wanita itu. Ia segera turun dengan membawa keranjang selimut serta sprai kotor.     

Keff semakin bingung. Dia masuk ke kamar dan mengecek seluruh sudut. Memang susunannya banyak berubah karena dirapikan ulang oleh Tsania.     

"Apakah dia orang yang sama dengan yang menghancurkan kamar tempat kami tidur?" gumam Keff. "Ahh tidak mungkin. Untuk apa dia melakukan itu?"     

Dia lalu duduk di tempat tidur. Pandangannya masih mengarah ke segala arah.     

"Tapi ini sangat aneh. Dia tidur dengan keadaan berantakan, namun hingga seperti kapal pecah? Apa dia latihan bertarung disini?" gumamnya lagi.     

Keff hingga mengecek seluruh sudut ruangan dan seluruh bagian dinding. Hanya memastikan kalau tidak ada bekas pedang atau semacamnya di kamar ini.     

"Ah sialan! Wanita itu sungguh meninggakan kesan mendalam. Parasnya sulit sekali dilupakan, namun kejadian aneh ini membuat ekspektasiku berantakan."     

Keff memijat pelan kepalanya. Dia turun dan kembali membantu pekerjaan. Dia menyiapkan Bruen, menyiapkan makanan juga kayu untuk perapian.     

Cahaya matahari yang Nampak baik-baik saja, faktanya tidak memberikan kehangatan untuk wilayah Utara. Keff harus pergi ke hutan untuk mengambil cadangan kayu bersama Laver, sementara Landa dia masih mengurus kamar yang sebelumnya rusak agar dapat digunakan kembali.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.