Laporan (1)
Laporan (1)
Luca melirik jam yang terpasang di dalam kamarnya dan ternyata waktu baru menunjukkan pukul 02:00 yang berarti mereka baru tidur sekitar satu jam. Keningnya mengernyit samar.
Biasanya, mereka tidak akan mengganggunya di jam tidurnya jika tidak ada hal yang sangat penting atau mendesak. Setelah berpikir sejenak, ia memiliki beberapa dugaan.
Akibat tidak adanya respon dari pemilik kamar, ketukan pintu kembali terdengar beberapa kali lagi.
Kali ini, Mihai benar-benar terganggu hingga ia terbangun. Ia memaksa membuka kelopak matanya yang berat lalu bergumam samar, "Ada apa?"
Matanya hampir tertutup lagi tapi ia takut ada sesuatu yang penting jadi ia memaksa tubuhnya untuk bangun. Baru saja ia bergerak, Luca sudah mencegahnya dan menidurkannya kembali tanpa lupa menarik selimut hingga menutupi leher istri dan putranya.
"Tidak ada apa-apa. Tidurlah," gumamnya lembut.
Tempat tidur yang empuk kembali bertemu dengan tubuh Mihai, membimbing pria itu kembali ke alam mimpinya. Sebelum ia benar-benar kehilangan kesadarannya lagi, ia memaksakan sebuah anggukan lemah dan gumaman, "Mm…."
Luca mengelus kepalanya sekilas sebelum berdiri dengan pelan dan berjalan untuk membuka pintu. Sosok Vasile yang mengangkat tangannya – hendak mengetuk pintu lagi karena tidak mendapat jawaban – terlihat dari balik pintu.
Vasile refleks ingin berkata tapi Luca menaikkan tangannya, menyuruhnya untuk tidak berkata apa-apa. Luca melirik ke bagian dalam kamar tidur seperti memastikan sesuatu. Vasile mengikuti arah pandangnya dan langsung terbelalak ketika menemukan Mihai dan Liviu yang tertidur pulas di dalam kamar tidur keponakannya.
'Apa yang telah terjadi selama aku pergi?!'
Setelah cukup mengamati kedua orang itu, Luca keluar dari kamar tidur dan menutup pintu dengan pelan. Ia melambaikan jari tangannya ke arah pintu lorong lalu berjalan keluar dari lorong kamarnya. Vasile mengikuti dalam diam.
Baru ketika mereka mencapai ruang terbuka lantai dua dan menutup pintu lorong, Luca membuka suara, "Paman baru saja kembali?"
Otak Vasile masih dipenuhi dengan keingintahuannya mengenai bagaimana hubungan suami istri itu bisa kembali damai hingga ia membutuhkan beberapa waktu untuk menjawab Luca. "Em ya. Aku baru pulang dan aku juga membawa Victor bersamaku."
Luca mengernyit tapi kernyitannya segera hilang ketika ia mengingat alasan Victor mengambil ijin cuti kepadanya.
"Aku sudah mengumpulkan yang lain ke ruang kerja Tuan," tambah Vasile.
Luca mengangguk dan tanpa mengatakan apa-apa segera memasuki ruang kerjanya.
Para pelayan yang masih menggunakan piyama – kecuali kedua kembar, Vasile, dan Victor yang mengenakan pakaian gelap khusus untuk melakukan pengintaian – mereka menyapa Luca dengan penuh hormat. Luca mengangguk singkat sebagai jawaban seraya berhenti di balik meja kerjanya dan duduk. Para pelayan juga segera duduk pada kursi-kursi tamu yang disediakan di dalam ruangan mengelilingi meja sang tuan.
Luca menyatukan kedua tangannya di depan meja dan menopangkan dagunya. "Laporkan yang kalian temukan."
Vasile mengangguk kecil lalu melirik Victor yang sedikit pucat. Mata pria berambut biru itu terlihat menerawang, seperti pikirannya tidak sedang berada di sini.
"Kau ingin duluan?" tanya Vasile kepadanya setelah berdehem kecil.
Victor tersentak kecil. "Kau duluan saja."
Vasile tidak lagi mengulur waktu dan segera menyatakan laporannya.
"Pertama, penyerangan itu, semua berhubungan dengan Daigo Tudor seperti kecurigaan Silver. Tidak hanya itu, kami juga bisa memastikan bahwa Tudor memiliki hubungan tertentu dengan Keluarga Stoica dan Keluarga Olteanu dan pil sihir yang diproduksi Udrea benar-benar diberikan Stoica kepada kaum half-beast. Hanya saja, kami tidak menemukan apa yang mereka sepakati hingga kedua keluarga itu bisa berhubungan dengan Tudor."
Luca membalas, "Menurut Adrian Udrea, di permukaan, Olteanu dan Stoica menginginkan kesetaraan antara kaum kita dan half-beast. Bisa saja ia menggunakan alasan ini untuk menjebak kerja sama dari Tudor. Namun, aku tidak tahu keuntungan apa yang diincar mereka untuk didapatkan dari kerja sama dengan Tudor ini."
Yang lain juga mengangguk menyetujuinya. Tujuan kerja sama ini terasa tidak memberikan keuntungan apa pun kepada Olteanu dan Stoica.
"Di sisi lain, Tudor juga sepertinya tidak percaya dengan Olteanu dan Stoica. Penyerangan para polisi juga pergerakan yang dibuat oleh Tudor sendiri dan aku tidak tahu bagaimana caranya tapi ia berhasil mengelabui kedua keluarga itu bahwa ia tidak berhubungan dengan penyerangan ini," tambah Vasile.
Victor juga ikut menambahkan. "Tudor juga menggerakkan organisasi GOHABI itu dengan mengkambinghitamkan Claudiu. Ia menggunakan nama Claudiu sebagai pencetus organisasi ini dan mengambil nama Gohabi, kepala kaum terkuat yang dimiliki kaum itu, menandakan bahwa mereka mendambakan masa-masa jaya itu lagi. Kemudian, ia mengambil nama Nemu dan memposisikannya sebagai wakil ketua tapi itu hanya dipermukaan. Dengan tidak adanya Claudiu, ia adalah pengendali utama organisasi pemberontakan itu. Jelas sekali, Tudor tidak memiliki keinginan untuk mendapatkan kesetaraan tapi lebih dari itu, mungkin seperti mendapatkan kembali posisi kasta tertinggi di Rumbell."
Victor telah membuntuti Tudor lebih lama dari Vasile dan kedua anak kembar jadi ia pernah mendengarkan Tudor yang membincangkan mengenai GOHABI dengan para tetua. Namun, mereka tidak membahas begitu dalam sehingga Victor tidak mendapatkan informasi lebih detail mengenai agenda organisasi itu.
"Apa maksudmu bahwa Claudiu tidak ada?" tanya Luca.
Victor segera menjelaskan. "Tuan tentunya masih ingat alasan mengapa aku mengambil cuti. Tepat setelah aku mengambil cuti, aku segera menyusup ke dalam gedung pemerintahan kaum half-beast dan mencari keberadaan Claudiu. Namun, kamar Claudiu kosong dan aku tidak bisa menemukannya di manapun. Oleh sebab itu, aku mengikuti Tudor dan menyusup ke tempat-tempat pribadinya, mencari dokumen yang bisa memberikanku petunjuk akan keberadaan Claudiu tapi semua dokumen yang disimpan Tudor merupakan dokumen mengenai rakyat kaumnya. Baru hari ini aku menemukan bahwa...." Victor mendecakkan lidahnya dengan kesal dan frustasi. Matanya sedikit merah oleh amarah dan kesedihan.
Vasile akhirnya menggantikan Victor untuk melanjutkan. "Hari ini, dalam percakapannya dengan seseorang, kami mengetahui bahwa Claudiu sudah menghilang, entah sejak kapan. Namun, yang pastinya, Tudor bermaksud membunuh Claudiu. Namun, kami tidak dapat mengorek lebih dalam mengenai hal ini karena mereka menemukan Victor yang sedang menguping pembicaraan mereka juga."
Victor mengeratkan kepalan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih lalu menonjok pahanya dengan kesal. Ia benar-benar marah kepada dirinya sendiri karena telah begitu lalai.
Luca tidak berkomentar apa pun. Ia sudah lama menyadari ketidaksukaan Tudor kepada Claudiu. Namun, ia tidak menyangka Tudor akan begitu kejam hingga membunuh rekan sesama kaumnya sendiri. Ia bisa menduga beberapa tujuan yang ingin Tudor capai dengan membunuh Claudiu, seperti posisi Kepala Kaum.
"Ada satu hal yang membuat kami terkejut," ujar Vasile, mengganti ke topik lain, setelah memastikan Luca tidak akan berkomentar mengenai masalah tersebut.
"Apa itu?"
"Tudor memiliki ramuan untuk memanjangkan umurnya."