This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Jebakan



Jebakan

3Silver mengirimkannya laporan perkembangan penyelidikan kasus tiga bulan lalu. Setelah bekerja keras tanpa henti, akhirnya ada petunjuk yang bisa menerangkan jalan menuju penyelesaian kasus.     

Perawat yang menyamar dan bekerja di samping dokter yang dikatakan mencurigakan itu akhirnya berhasil melacak pemilik rekening pengirimnya.     

Berbagai dokumen terlampir di dalam email tersebut. Setelah melihat semuanya, Steve tidak terlihat begitu terkejut. Lebih tepatnya, ia sudah memiliki beberapa dugaan dan dokumen ini membenarkan dugaannya itu.     

Dokter yang terlibat dalam pengijeksian obat kepada Ioan adalah salah satu dokter muda yang berpraktek di Ruang Tunggu C. Pelaku mengirimkan uang bayaran kepada dokter tersebut satu minggu setelah hari di mana Ioan dan Steve mengalami kecelakaan tersebut menuju sebuah rekening samaran milik dokter tersebut. Pengirimnya pun menggunakan nama rekening samaran dan akhirnya mereka bisa memastikan bahwa rekening tersebut milik Sebastian Pavel.     

Menurut yang ditemukan kepolisian, Sebastian Pavel memiliki beberapa rekening yang tidak menggunakan namanya dan diurus oleh dirinya sendiri atau asisten-asistennya. Salah satu rekeningnya itulah yang dipakai untuk mengirimkan uang kepada dokter tersebut.     

Tidak hanya itu, dokter tersebut juga merupakan keponakan jauh Sebastian yang menguatkan bahwa adanya kerja sama di antara mereka.     

Silver juga melakukan penyelidikan kepada kemungkinan tersangka lain tapi dari calon-calon tersangka yang sudah diberikan Steve berdasarkan ketidaksukaan mereka kepada kebijakannya sebagai kepala keluarga maupun kepala rumah sakit, semua bukti terarah kepada Sebastian.     

Steve berdecak puas dengan hasil ini, melupakan apa yang ia pikirkan dua bulan lalu bahwa pekerjaan pelaku itu terlalu rapi, dan segera menelepon Silver untuk mengurus persiapan berikutnya sebelum melakukan penangkapan.     

*****     

"Mereka jatuh dalam perangkap…." Setelah mengucapkan itu, tawanya menggema di seluruh ruangan. Sudah lama ia tidak pernah merasa sepuas itu.     

Sepasang mata merahnya berputar menuju Rachel yang duduk tidak jauh darinya dengan wajah cemberut. "Apa yang kau kesalkan?"     

Tidak bisa menahan emosinya lagi, Rachel memukul sandaran tangan kursinya. "Half-beast itu sudah mencapai bulan terakhir kandungannya! Jika kau tidak bergerak cepat, dia benar-benar akan melahirkan bayi-bayi keparat itu!"     

Tiba-tiba, orang itu terkekeh santai, seperti menganggap apa yang dicemaskan Rachel adalah sebuah lelucon. Wajah gadis itu menggelap. Ia ingin memprotes lagi tapi orang itu telah membuka suara terlebih dahulu.     

"Tenanglah. Semuanya akan selesai sebentar lagi. Kau hanya perlu melakukan apa yang kukatakan tadi dan bahkan sebelum half-beast itu merasakan sakit kontraksi, mereka sudah tidak akan ada di dunia ini lagi."     

Rachel merasa sedikit lega. Senyum kembali terlukis di wajahnya. Buru-buru, ia berdiri dan berjalan pergi.     

"Apa yang ingin kau lakukan?"     

"Aku akan segera melaksanakan yang kau katakan itu!" seru gadis itu sebelum benar-benar hilang dari pandangan meninggalkan orang itu yang tersenyum licik sembari bersenandung riang, membayangkan kemenangannya yang tidak jauh lagi.     

*****     

Suasana hati Steve yang baik harus dijungkirbalikkan bahkan sebelum adanya pergantian hari. Baru saja ia menutup telepon setelah mendiskusikan cara untuk menangkap Sebastian, teleponnya kembali berdering.     

"Tuan, rumor itu…."     

Tangannya terkepal erat hingga bergetar hebat.     

BAM!     

Tanpa bisa ia hentikan, ia telah menonjok meja kerjanya hingga hampir patah menjadi dua bagian. Retakan muncul di sekitar kepalannya.     

"BRENGSEK!"     

Benar-benar luar biasa busuknya!     

Rumor yang sudah ia tekan dengan susah payah tiba-tiba kembali muncul ke permukaan dan menggemparkan massa. Tidak … sudah tidak bisa dibilang rumor lagi karena tidak hanya berita itu kembali terdengar, bukti konkrit bahwa Steve telah menghamili seorang half-beast juga menyebar bersama berita tersebut.     

Steve menggertakkan giginya. Ia sepertinya tidak bisa menghindari pencabutan jabatannya dan menghentikan penelitiannya ini.     

Namun….     

'Jangan pikir kau sudah menang! Jika aku turun, kau juga akan ikut turun bersamaku!'     

*****     

Telinga Ioan tiba-tiba berdiri tegak dan berputar ke berbagai arah, mengangetkan Damian yang sedang makan di hadapannya.     

"Ada apa?"     

Ioan berhenti menyendok makan malamnya. Alisnya mengernyit dalam dan seluruh tubuhnya menegang. "Ada banyak langkah kaki."     

"Langkah kaki?" Damian menjadi waspada. Ia melangkah menuju jendela, bermaksud mengintip keadaan di luar tapi belum sempat ia melakukannya, pintu kediaman telah diketuk dengan keras.     

"Kami dari pemerintahan Kota Rumbell meminta half-beast bernama Ioan di dalam untuk keluar sekarang juga!" Sebuah perintah terdengar dari luar diikuti dengan seruan-seruan lainnya yang ikut memintanya keluar.     

Firasat buruk menyergapi keduanya. Mereka tahu ada yang salah dan Damian segera menarik lengan Ioan, hendak membawanya kabur terlebih dahulu. Akan tetapi, para petugas pemerintahan sepertinya telah mengantisipasinya sehingga ketika mereka berhasil keluar dari pintu belakang, mereka langsung bertemu dengan petugas itu.     

Sejauh mata memandang, petugas pemerintahan berseragam hitam legam tampak mengepung seluruh sisi kediaman. Semuanya bergerak begitu cepat hingga ketika Ioan tersadar, ia telah dipisahkan dari Damian, terborgol, dan dipaksa masuk ke dalam sebuah kereta.     

"Io!"     

Ioan bisa mendengar panggilan Damian tapi ia sudah tidak bisa melihat sosok pria itu karena kereta yang mengurungnya tidak memiliki apapun selain ventilasi kecil di bagian atas. Ia tidak bisa menggapainya dengan kedua tangan yang terborgol.     

Jantungnya berdegup kencang. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.     

Ia tahu ia dalam bahaya. Rasa gugup dan takut menyergapinya dan refleks, ia mendekatkan lengannya pada perut besarnya.     

Benaknya dipenuhi dengan sebuah tekad untuk melindungi bibit-bibit kehidupan ini apapun yang terjadi.     

Kereta terus bergoyang untuk entah berapa lama sampai akhirnya pergerakannya mulai melambat dan berhenti secara total. Pintu kereta dibuka dengan kasar.     

"KELUAR!" seru petugas yang membuka pintu itu, dengan kasar menarik Ioan keluar dari kereta.     

Ioan hampir jatuh oleh desakan itu. Untungnya, ia memiliki refleks yang baik sehingga berhasil mengembalikan keseimbangannya dan berdiri dengan kedua kaki.     

Tidak merasa bersalah sama sekali, petugas-petugas itu segera mendesak Ioan untuk berjalan memasuki gedung pemerintahan.     

Gedung pemerintahan Kaum Incubus yang megah itu bersinar di tengah malam hari yang kelam, menyilaukan mata Ioan. Para petugas di belakangnya terus menusuknya menggunakan tongkat, memaksanya maju selangkah demi selangkah.     

"KAMI SUDAH MEMBAWA HALF-BEAST ITU!" teriak salah satu petugas di rombongan itu ketika Ioan mencapai sebuah pintu besar nan megah.     

Beberapa petugas membuka pintu itu dan puluhan incubus segera memasuki pandangan Ioan. Terdapat lima buah balkon di kedua sisi yang diisi penuh oleh incubus dari berbagai keluarga besar. Tepat di seberangnya, terdapat sebuah balkon yang paling megah dan berposisi paling tinggi. Di dalamnya, duduk Kepala Kaum Incubus yang terhormat, Luca Mocanu beserta pelayannya. Ioan menyadari wanita berambut putih yang pernah berpapasan dengannya di kaki Bukit Herme.     

Wanita itu menyadari pandangan Ioan dan tersenyum misterius kepadanya, sepertinya juga mengenali Ioan.     

"Masuk!" pinta petugas di belakangnya lagi, kembali mendorongnya untuk maju.     

Ioan melangkah masuk dan segera merasakan berpuluh-puluh pandangan menusuk punggungnya, membuat ia membungkuk semakin dalam. Keringat sudah membasahi tubuhnya bagaikan hujan deras. Dengan cemas, ia mendekati sebuah podium yang terletak di tengah-tengah ruangan.     

Matanya menangkap sepasang kaki juga berdiri di podium itu. ketika ia melirik, ia menemukan Steve dengan wajah datarnya berdiri di sana, membuatnya terbelalak.     

Ka—" Hampir saja ia berucap sebelum kembali terdiam, menelan semua pertanyaannya. Ia tidak berani bertindak gegabah di depan para incubus ini.     

"PENGADILAN BESAR AKAN SEGERA DIMULAI!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.