Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Menumpang



Menumpang

2  Aku menghubungi percetakan yang biasa membantuku membuat paper bag dan kotak khusus untuk pelangganku sepulang dari rumah Astro. Aku mengirimkan desain yang sebelumnya sudah aku buat melalui email dengan format cetak :    

  Dibuat istimewa untukmu    

  Dari XI Bahasa II    

  SMA AMRETA TISNA    

  Angkatan XXIV    

  ~~    

  Please reuse and recycle    

  Lavender's Craft (dengan watermark beberapa tangkai bunga lavender)    

  www.lavenderscraft.id    

  Aku mengetik pesan di bawahnya :    

  Pakai warna soft violet yang biasa. Desain paper bag terlampir. Bikin ukuran 30cm 70 pieces dan ukuran 15cm 150 piece. Dikirim ke alamat yang biasa. Thank you    

  Tak lama email terkirim, lalu aku mulai membuat rekap ulang jenis, warna dan harga yang sudah terlampir di setiap produk. Aku memindahkan semuanya ke tiga buah dus agar hari H aku hanya perlu mengangkutnya ke sekolah.    

  Aku mengecek daftar tugasku untuk mendekorasi kelas:    

  -Membuat burung tiruan untuk digantung di langit-langit    

  -Menyiapkan berbagai macam kuas    

  -Membawa berbagai jenis ukuran tali manila gurita berwarna coklat dan tiga roll kanvas.    

  Aku akan memesan tali manila gurita dan kanvas dari website toko online yang menyuplai bahan baku kerajinan tanganku. Mereka sudah terbiasa mengantar ke rumah pagi-pagi sekali.    

  Besok adalah hari sabtu. Aku akan memiliki banyak waktu untuk menyiapkan segala keperluan dekorasi kelasku.    

  Aku dan tim dekorasi kelas sepakat tak akan membiarkan waktu belajar kami menjadi korban untuk dipakai sebagai persiapan mendekorasi. Hingga kami memutuskan akan menyelesaikan semua persiapan besok dan lusa. Kami baru akan memasang semua dekorasi pada tempatnya sore hari sebelum acara perayaan kemerdekaan diselenggarakan.    

  ***    

  Tepat jam 6 pagi, aku menggantung delapan buah burung tiruan berbagai ukuran di teras belakang. Aku mengambil fotonya dan mengirimkannya ke grup tim dekorasi kelasku.    

  Fani : Itu gimana bikinnya? Kok bisa bagus banget??    

  Tasya : Aah aku mau satu, Za!    

  Reno : Pantes ya kamu pede banget    

  Aku : Aku bikin semalem. Cuma pakai rangka kawat lapis koran bekas sama clay kok. Ini aku bawanya minggu depan aja kan?    

  Tasya : Bawa hari ini aja, Za. Aku pengen lihat    

  Zen : Udah dibikin bagus gitu kalau rusak gimana wahai ketua kelas yang budiman? Kasihan yang bergadang semaleman tuh    

  Tasya : Baiklah bspak wakil ketua    

  Aku : Zen wakil ketua kelas?    

  Zen : Baru tau?    

  Aku : Sorry, ga ada yang ngasih tau    

  Zen : Nanya dong    

  Aah bagaimana ini?    

  Tiba-tiba ada notifikasi pesan dari Astro. Aku membukanya.    

  Astro : Kamu ngurusin dekor kelas hari ini?    

  Aku : Iya    

  Astro : Aku jemput sekalian    

  Aku : Ga usah. Aku mau minta pak Said yang nganter. Barangku ada banyak    

  Astro : Tunggu aku aja. Aku berangkat sekarang    

  Kurasa aku akan menurutinya saja. Maka aku bergegas mandi, memakai kaos dan celana panjang yang kuambil asal saja dari lemari. Lalu memakai kemeja lengan panjang di atas kaos, mengepang rambutku dengan asal, memakai jam tangan dan topi.    

  Aku keluar kamar untuk membantu oma dan bu Asih menyiapkan sarapan di dapur. Aku baru saja akan membantu opa mengambil makanan saat mendengar seseorang mengetuk pintu depan.     

  Aku meminta izin untuk membuka pintu sebentar dan menemukan Astro dengan senyum menggodanya yang biasa. Aku memberi Astro isyarat untuk masuk dan mengikutiku ke dapur.    

  "Pagi Opa, Oma." ujar Astro sambil memberi salam dan mencium tangan keduanya.    

  Opa tersenyum tipis, "Gimana kabar kamu?"    

  "Baik, Opa. Lagi sibuk jagain anak baru." ujar Astro sambil duduk di sebelahku.    

  "Terima kasih ya sudah membantu Opa menjaga Mafaza. Kalau Mafaza malas belajar, Astro bisa lapor ke Opa."    

  "Ga kok, Opa. Faza semangat banget di sekolah. Sampai ga ngecek notifikasi hape seharian."    

  Aku mengabaikan kalimat Astro yang terakhir dan membantu opa mengambil makanan, lalu meletakkannya ke hadapan opa dalam diam.    

  "Ambilkan juga buat Astro ya." ujar opa.    

  Aku baru saja akan menolak, tapi aku menahannya saat mengingat suasana hati opa harus dijaga. Sedikit tambahan emosi mungkin akan membuat tekanan darah tinggi opa kambuh. Aku tak ingin opa masuk rumah sakit lagi.    

  Aku mengambil piring dan sengaja mengisinya dengan porsi yang lebih banyak dari yang biasa Astro makan. Aku yakin Astro akan tetap menghabiskannya walaupun sudah merasa kenyang karena harus menghormati opa.     

  Aku melihat Astro mengernyitkan alis saat melihat piring yang kuletakkan di hadapannya. Aku tahu dia sedang menahan diri agar tetap bersikap sopan.    

  "Kamu kan masih dalam masa pertumbuhan, jadi harus makan yang banyak." ujarku untuk menggodanya saat melihat dia sedang tersenyum getir padaku.    

  Kami menghabiskan makanan kami sambil berbincang tentang kegiatan kami di sekolah. Opa memberi banyak nasehat padaku dan Astro. Opa berkata kami harus saling mengingatkan jika salah satu dari kami membuat kesalahan. Membuatku berhalusinasi opa sedang memberi nasehat pada pasangan yang sedang bermasalah.    

  Aku dan Astro berpamitan sesaat setelah sarapan. Kami meminta izin pulang sore karena memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Mendekorasi kelas bukanlah hal yang sulit, tapi sangat memakan waktu.    

  Aku mengirim pesan ke grup tim dekorasi kelasku: Tolong bantu ngangkut barang ke kelas ya. Mungkin butuh dua orang. Setengah jam lagi aku sampai, aku numpang mobil Astro    

  Astro menyalakan radio di channel P, channel favoritnya, saat kami mulai berkendara. Kami beberapa kali bernyanyi bersama.    

  Entah kenapa mengingatkanku tentang berbagai perjalanan kami di banyak tempat bersama kedua orang tuanya. Aku ingat ayah Astro selalu memainkan sebuah gitar dan bernyanyi untuk menghibur kami saat bosan melanda.    

  Aku melihat Zen dan Tasya sudah menunggu kami diparkiran saat Astro memarkir mobilnya. Mereka segera menghampiri kami saat kami keluar.    

  "Kamu baik banget sih mau bantuin kelas kita. Kita kan rival." ujar Tasya pada Astro sambil mengangkat sekardus berisi berbagai macam kuas.    

  Astro mengangkat bahunya sesaat dan menatap Zen yang sedang berusaha mengangkut tiga roll kanvas, "Butuh bantuan?"    

  "Ga perlu." Zen menjawab singkat. "Naik yuk, anak-anak udah nungguin."    

  Zen memberi isyarat padaku dan Tasya untuk bergegas. Tasya hanya tersenyum singkat dan langsung mengikutinya.     

  Aku mengangkat satu dus berisi tali manila gurita dan menunggu Astro membereskan bawaannya. Kami memastikan mobil Astro terkunci sebelum menaiki tangga.    

  "Nanti kabarin aku kalau udah selesai." ujar Astro saat kami sampai di persimpangan koridor. "Jangan lupa makan siang."    

  Aku mengangguk dan meninggalkannya. Koridor terisi dengan banyak murid berpakaian kasual yang sedang sibuk merapikan kelas mereka masing-masing. Entah kenapa aku merasa bersemangat melihatnya.    

  =======    

  Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-, readers..    

  Kalian bisa add akun FB ku : iamno    

  Atau follow akun IG @nouveliezte    

  Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..    

  Btw, kalian bisa panggil aku -nou-


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.