Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Sendiri



Sendiri

1  Astro menghela napas sesaat, "Kalau aku mau kita keliatan jelek dipikiran orang lain begitu, bukannya opa ga bakal ngasih ijin kamu buat ikut aku?"    

  Aku terdiam sesaat sebelum bicara, "Aku ga ngerti."    

  Aku sama sekali tak dapat menemukan di mana benang merahnya. Kenapa banyak sekali yang aku tak tahu? Ini membuatku merasa aku bodoh sekali.    

  "Resort itu cuma bisa dimasukin pasangan yang udah nikah aja, Nona Mafaza Marzia. Staf reservasi selalu minta bukti surat nikah. Biasanya mereka udah booking duluan sebelum dateng. Kita berdua ga bisa masuk, tapi kamu bisa kalau kamu sendiri. Nanti aku tunggu kamu di area reservasi sampai kamu selesai." ujarnya yang sedang menjelaskan padaku dengan senyum yang lebar sekali di bibirnya.    

  Sepertinya pemahaman memasuki pikiranku sekarang, membuatku merasa malu karena berpikir yang tidak-tidak padanya. Bahkan kurasa wajahku terasa hangat dan mulai merona.    

  "Kenapa kamu ga bilang dari awal?" aku bertanya sambil memberinya tatapan sebal.    

  "Aku mau tau reaksi kamu." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.    

  "Kamu nyebelin banget." ujarku sebelum meneguk susu yang disodorkan Astro padaku beberapa saat lalu. Entah kenapa sekarang rasanya haus sekali.    

  "Aku tau."     

  Sial ... sepertinya senyum menggodanya tak akan pergi dalam waktu lama. Ini terasa menyebalkan.    

  "Selama aku di dalem, kamu mau ngapain?" aku bertanya sambil mengambil sebuah roti dan menggigitnya.    

  "Nge-game atau keliling sebentar. Aku ga main-main waktu aku bilang aku bakal jagain kamu. Aku udah janji sama opa, ga bakal aku langgar."    

  "Thank you, Tuan Astro." ujarku setelah menelan potongan roti pertamaku.    

  "Kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa minta ke aku. Jangan main rahasia-rahasiaan kayak kemarin, aku ga suka. Kamu bikin aku khawatir."    

  "Sorry, aku cuma ga mau bikin orang lain panik."    

  Dia tak mengatakan apapun dan menatapku lama sekali. Aku tahu dia memperhatikan semua ekspresiku tanpa melewatkan satupun.    

  Makanan kami datang sesaat setelahnya. Mungkin restoran sedang sibuk sekali hingga kami sempat berbincang lama sebelum makanan kami datang. Kami menghabiskannya dengan cepat dan segera pergi ke resort dengan berjalan kaki.    

  Hanya dibutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai ke resort setelah melewati sebuah kolam ikan yang luas. Area reservasi di resort itu cukup besar, mungkin sekitar 15 x 10 meter. Ada banyak kumpulan sofa sebagai tempat beristirahat bersama keluarga, ada area bermain anak dengan sebuah rak buku kecil di sudutnya, ada ruangan terpisah khusus menyusui, juga ada tiga deret kursi yang menghadap langsung ke kolam ikan. Aku suka tempat ini, nyaman dan terasa hangat.    

  Aku memperhatikan sebuah keluarga yang sedang check in. Seorang pria, seorang wanita dan seorang bayi laki-laki yang digendong. Seorang staf reservasi meminta mereka menunjukkan bukti surat nikah mereka dan membuatku menyadari bahwa Astro benar dengan penjelasannya sesaat lalu.    

  Aku meminta check in setelah mereka dipersilakan memasuki area resort. Aku mengatakan bahwa Astro sudah menelpon dan memesan satu unit resort dengan tipe family deluxe room sebelum aku datang.    

  Staf itu bertanya apakah aku sendirian. Aku menjawabnya sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Aku segera mendapatkan kunci kamarku, juga penjelasan singkat di mana lokasi unit resort pesananku berada.    

  Aku meninggalkan Astro di depan kolam ikan bersama seorang anak perempuan yang tiba-tiba mengajaknya bermain. Entah kenapa, mereka berdua terlihat imut bagiku.    

  Suasana sekitar resort ini terasa sejuk dan menyenangkan karena berada di antara hutan. Aku mengambil foto bagian-bagian yang kurasa akan lebih baik jika desainnya diganti. Aku akan memberikan penjelasan pada Astro saat kami bertemu.    

  Aku sampai di sebuah bangunan mirip rumah dengan material kayu, ada kolam kecil di depannya. Unit resort yang dipilih Astro memiliki dua lantai. Ada dua kamar di masing-masing lantai, satu kamar di bawah untuk anak dan satu kamar di atas untuk orang tua mereka, dengan kamar mandi yang juga terpisah dan berada di dalam kamar masing-masing.    

  Sejauh pengamatanku, semuanya terlihat bagus. Aku hanya akan meminta Astro menambah beberapa rak dan mengganti desain kitchen set yang berwarna gelap dengan warna lebih cerah, merombak beberapa sudut yang terlihat membutuhkan renovasi, memperbaiki pemanas air karena air panasnya tak cukup memberikan rasa nyaman dan kurasa Astro akan perlu mengganti bagian yang diberi wallpaper dengan wallpaper motif baru.    

  Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur di lantai dua. Terasa nyaman sekali hingga membuatku merasa mengantuk. Aku mengetik pesan untuk Astro.    

  Aku : Aku boleh tidur sebentar?    

  Astro : Take your time    

  Aku : Thank you    

  ***    

  Aku terbangun setelah tertidur hampir tiga jam. Entah aku yang terlalu lelah atau tempat ini memang nyaman hingga membuatku lupa semua hal yang lainnya.    

  Aku membasuh wajah sesaat sebelum keluar dari unit resort dan check out. Aku menemukan Astro masih berada di depan kolam ikan, sedang berbincang dengan seorang perempuan yang sepertinya seusia dengan kami. Aku menghampiri mereka dan duduk di sisi Astro dalam diam.    

  "Kamu udah bangun?" Astro bertanya saat menyadariku duduk.     

  Aku hanya mengangguk.     

  "Yuk.." ujarnya sambil bangkit dari duduknya dan memberiku isyarat untuk mengikutinya. Kami meninggalkan perempuan yang tadi kulihat bersamanya bahkan tanpa mengatakan apapun.    

  Aku merasa sikap Astro tak sopan, tapi aku pun tak yakin apakah sebetulnya mereka benar-benar saling mengenal. Saat aku menoleh ke arah perempuan itu, dia menatap kami dengan tatapan aneh yang sulit kumengerti.    

  "Yang tadi siapa?" aku bertanya saat kurasa kami sudah melewati jarak dengar dengan perempuan itu.    

  "Salah satu temennya Angel. Kamu ga perlu kenal, dia ganggu." Astro menjelaskan dengan singkat dan membawaku kembali ke mobilnya.    

  "Aku punya firasat buruk soal ini."    

  "Kamu ga perlu khawatir, ada aku." ujar Astro sambil tersenyum sebelum menyalakan mobilnya. "Kita jadi belanja kan? Kamu udah liburan sendirian di resort, sekarang waktunya jalan sama aku."    

  Aku hanya sanggup mengangguk. Lagi pula, aku sudah mengembalikan jaket miliknya walau awalnya dia menolak. Aku akan membutuhkan jaket baru, juga berencana akan membeli beberapa kaos dan celana.    

  Astro mengajakku ke sebuah kawasan penuh butik dan distro. Dia membantu memilih beberapa jaket dan pakaian untukku, juga membeli beberapa untuknya sendiri. Kami membeli dua buah selimut untuk kami tinggalkan di mobil, karena beberapa waktu belakangan ini kami memang lebih sering berkendara menggunakan mobil.    

  Kami sampai di rumah opa sebelum senja tiba. Astro menyempatkan diri menemani opa berbincang sebelum ikut bergabung untuk makan malam di rumah bersama, lalu pamit pulang sesaat setelahnya.    

  "Mafaza bisa ikut Opa ke ruang baca? Opa ingin bicara." ujar opa sesaat setelah Astro pergi.    

  Aku mengangguk mengiyakan, lalu mengikuti langkah opa menuju ruang baca dalam diam. Entah kenapa, aku merasa opa akan membicarakan sesuatu yang penting padaku.    

  =======    

  Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-, readers..    

  Kalian bisa add akun FB ku : iamno    

  Atau follow akun IG @nouveliezte    

  Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..    

  Btw, kalian bisa panggil aku -nou-


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.