Denada
Denada
"Ga kok." ujarnya sambil menyodorkan sekotak susu dan duduk di sebelahku. "Ada yang mau kamu ceritain?"
Aku ragu-ragu apakah aku akan menceritakan tentang Astro padanya. Sepengetahuanku mereka tak terlalu mengenal satu dengan yang lain.
"I know you have something bothering you (Aku tau ada sesuatu)." Denada melanjutkan.
"Keliatan banget ya?"
"Kita kenal udah berapa tahun, Faza?" Denada mengembalikan pertanyaanku dengan pertanyaannya yang lebih masuk akal.
Aku berpikir sesaat, "Aku udah beberapa hari ini ga ngobrol sama Astro. Rasanya aneh."
"Kamu bikin dia marah?"
Aku tak pernah berpikir bahwa Astro mungkin marah pada keisenganku beberapa hari lalu. Mungkin dia hanya terlalu kesal untuk mengajakku kembali bicara?
Tiba-tiba saja aku baru mengingat kejadian di Gunung Merbabu beberapa tahun lalu saat aku membuatnya kesal. Sepertinya dia memang marah padaku.
"Aku cuma bilang aku mau ngedate malem minggu." ujarku.
"Dasar anak ini ... kamu beneran ga tau Astro segitu sukanya sama kamu?"
"Aku pikir ... aku cuma mikir berlebihan."
Denada menghela napas sesaat, "Beberapa minggu ini aku masuk ke lingkungan baru. Em ... semacem kumpulan anak-anak orang berpengaruh karena papa punya proyek baru. Harusnya ada Astro di sana, tapi dia ga pernah mau dateng sekalipun. Kamu tau?"
Aku baru mendengar tentang ini. Maka aku menggelengkan kepalaku.
"Di sana, para orang tua biasanya mulai ngenalin anak-anaknya. Semacem ... jodohin anaknya ke keluarga lain. Buat kepentingan bisnis keluarga mereka ke depan, tapi keluarga Astro selalu nolak kalau ada keluarga lain yang mau ngenalin anaknya ke Astro. Kamu punya bayangan kenapa?"
Sepertinya aku bisa menebak, tapi aku tak percaya diri dengan jawabanku sendiri, maka aku memilih diam. Ada sesuatu di dadaku yang terasa menggeliat tak nyaman.
"He choose you (Dia milih kamu)." Denada mengatakannya dengan senyum mengembang di bibirnya, seolah sedang bicara tentang indahnya cuaca hari ini.
"Dia ga pernah bilang apapun kalau dia milih aku." ujarku yang mencoba menolak kesimpulannya.
"Aku tau. Pasti kamu bingung. Aku sempet nyari tau sih, karena menurutku aneh. Kalian bareng udah berapa tahun, tapi masih begitu aja. Sebenernya aku nemu sesuatu, tapi aku juga ga bisa pastiin gimana kebenarannya."
"Kamu nemu apa?"
"Dari obrolanku sama beberapa orang, katanya Astro lagi ngerjain sesuatu dan dia ga mau diganggu. Makanya dia ga pernah dateng ke pertemuan sama sekali."
"Kamu dapet informasi Astro lagi nyerjain apa?"
"Aku dapet beberapa kabar, tapi menurutku itu privasi. Kalau kamu mau tau mungkin kamu bisa tanya sendiri ke Astro atau kamu bisa nunggu sampai Astro yang jelasin ke kamu."
Aku berusaha mencerna kalimat Denada dalam diam. Seorang Astro menyimpan rahasia adalah bukan rahasia untukku. Dia memang selalu begitu.
"Kamu harus minta maaf, Faza. You mean so much to him (Kamu berarti banget buat dia). Kalau kamu ga begitu penting buat Astro, dia ga akan begini sama kamu."
"Kamu mikir begitu?"
Denada mengangguk, "Kamu juga suka sama Astro kan? Kamu ga bisa bohong sama aku."
Dalam hatiku aku mengiyakan, tapi selama ini aku mencoba menolaknya karena berpikir aku tak akan memiliki waktu untuk segala urusan menjalin hubungan dengan kekasih. Aku harus mengurusi toko kain opa dan perusahaan peninggalan ayah. Aku berkejaran dengan waktu karena opa sudah terlalu tua.
Aku hanya ... tak menyangka Denada akan mengatakannya dengan begitu terbuka. Denada membuatku merasa buruk dengan diriku sendiri. Aku merasa begitu egois.
"Ga ada yang salah kok suka sama seseorang. Di umur kita, itu hal yang wajar." Denada membuka suara di dalam keheningan kami yang terjadi sesaat lalu.
Apa itu berarti adalah sebuah hal yang wajar jika aku memiliki perasaan suka pada Astro?
"Oh ya, aku juga nemu fakta. Ayah ibunya Astro nikah di umur yang muda banget. Ayahnya 20 tahun dan ibunya 19 tahun, tapi emang lama buat dapetin Astro jadi anak mereka. Mungkin karena mau pacaran dulu sebelum punya anggota keluarga baru dan jadi tambah repot?"
Semua informasi baru dari Denada ini membuatku berpikir, sepertinya aku tak mengetahui banyak hal tentang keluarga Astro. Padahal kami sudah begitu dekat dibanding Denada yang baru mencari informasi tentang hal ini selama beberapa minggu.
"Kamu jadi kedengeran lebih tau keluarga Astro dibanding aku." ujarku.
"Itu karena kamu ga pernah cari tau, Faza. Aku juga dapet informasi ini susah banget. Keluarganya tertutup dan keliatannya ga mau diganggu sama pendapat orang luar."
Kurasa aku mengerti maksud Denada. Karena Astro pernah berkata bahwa hal-hal di dalam keluarganya bukan hal yang biasa diterima banyak orang. Mungkin mereka lebih memilih diam saja atas apapun yang terjadi di dalam keluarga mereka.
Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, lalu membuka susu pemberian Denada dan menyesapnya melalui sedotan.
"Aku mau kamu janji sama aku, baik-baik sama Astro. Karena ada puluhan orang yang siap ngantri kalau kamu ga sama dia." ujar Denada yang tersenyum padaku penuh arti tepat saat matahari mulai naik.
"Harus?"
Denada mengangguk, "Kalian berdua cocok. Aku ga bisa bayangin kamu sama yang lain selain Astro. Kalau emang Astro ga pernah bilang apapun kalau dia suka sama kamu, kamu tunggu aja. Mungkin dia cuma butuh waktu. Kita masih muda juga, ngapain buru-buru?"
Melihat senyum Denada yang cantik sekali, mengingatkanku pada Bunda. Senyum bunda juga selalu cantik.
"Kamu mau mandi duluan? Kita ada jadwal mau metik strawberry di atas kan?" Denada bertanya.
Aku hanya mengangguk. Kurasa aku memang membutuhkan guyuran air untuk membantuku berpikir dan memutuskan sesuatu. Memiliki jarak dengan Astro terasa aneh sekali bagiku.
Aku tak pernah merasa seperti ini dengan Astro selama waktu yang bisa kuingat. Kurasa aku mungkin saja merindukannya karena beberapa hari ini kami terasa berjauhan. Denada berkata bahwa hal ini normal untuk anak seusia kami, bukan?
=======
Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-, readers..
Kalian bisa add akun FB ku : iamno
Atau follow akun IG @nouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..
Btw, kalian bisa panggil aku -nou-