ExtraPart [3]
ExtraPart [3]
Aku justru merasa bingung karena Oma sepertinya tak mengetahui tentang fungsi ruangan ini. Walau tentu saja Oma mungkin tahu ada ruangan tersembunyi di rumah mahar miliknya. Mungkin ada baiknya jika aku mengajak Oma ke sini sebelum aku berangkat ke Jerman. Aku penasaran bagaimana reaksi Oma saat melihatnya.
Aku mengangkat lengan untuk melihat jam, pukul 20.48. Aku akan beristirahat sebentar sambil menunggu Astro sebelum kembali naik. Astro masih berkutat di sudut lain dekat dengan lemari buku.
Kami sudah menyusuri setiap sudut ruangan bawah tanah ini. Memang belum menggeledah semua barang, tapi di sini hanya berisi barang-barang tua. Kami memang mengetahui silsilah keluarga baru kakek buyutku. Namun itu tak penting lagi saat ini karena sepertinya mereka hidup baik-baik saja di daerah lain dan tak tahu-menahu tentang kami.
Yang menarik perhatianku justru sebuah pintu yang mengarah pada lorong panjang entah mengarah ke mana. Astro memintaku menahan diri agar tidak menyusuri lorong itu karena hari sudah gelap saat kami menemukannya.
Terdengar suara benda yang cukup berat diletakkan tepat di sebelahku dan sebuah kecupan mendarat di bibirku sesaat setelahnya. Aku tersenyum sambil membuka mata dan menemukan Astro sudah bertelanjang dada. Laki-laki ini masih saja sangat mesum setelah sekian tahun kami menikah.
"Aku ga mau making love di sini. Dipan ini udah tua, kamu tau?"
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa dan berbaring di sisiku, "Aku buka baju karena panas."
Aku mencubit pipinya. Dia mungkin saja sengaja mengatakannya karena niatnya sudah kuketahui sejak awal.
"Sepuluh menit lagi naik ya. Aku nemu buku-buku bagus. Aku mau baca itu malem ini."
Aku mengumam mengiyakan sambil menggeser tubuh untuk bersandar pada lengannya dan mengelus otot perutnya. Bertahun-tahun ini, selain stamina bercintanya yang selalu membuatku kagum, dia juga menambah massa otot hingga tubuhnya terlihat lebih sexy.
"Kamu mau ketemu bunda kapan?"
"Terserah kamu aja." ujarku sambil memejamkan mata. "Aku ngerasa aneh kalau kita yang harus dateng ke rumah peninggalan Nenek Zen."
"Kita bisa ajak ketemu di tempat lain."
Aku tahu dia benar. Aku hanya merasa tak sopan jika harus merepotkan Bunda dengan memintanya datang ke suatu tempat. Bunda memang wanita yang melahirkanku dan akan sangat wajar jika aku mengajaknya bertemu, tapi aku ingin akulah yang datang menemuinya di kediamannya.
Entah apa yang Bunda katakan pada keluarga Zen dengan menghilangnya Bunda selama dua tahun dengan menjadi tetanggaku di Kanada. Kuharap Bunda memiliki alibi yang bagus dan aku harus membahas hal itu sebelum bertemu dengan keluarga Zen lagi.
Aku memang meminimalisir kontak dengan keluarga Zen sejak pindah ke Kanada. Namun aku memang melakukan kesalahan dengan memposisikan Bunda sebegai orang aneh yang bertingkah sedang mengincar Astro sebelum berangkat ke Kanada.
Sebetulnya Astro berniat langsung mengajakku ke Jerman andai saja Kyle dan Denada tidak merencanakan pernikahan karena ingin menghindari kontak dengan siapapun di negara ini sebelum semua pendidikan kami selesai. Namun hal itu mustahil karena pernikahan Kyle dan Denada pasti akan mencuri perhatian kolega keluarga masing-masing.
Berdasarkan rencana yang disepakati antara Kyle dan keluarga Denada, mereka akan memperkenalkan Kyle sebagai pria pengusaha yang merintis bisnis beberapa tahun lalu. Papa Denada memang pernah menawarkan sebuah bisnis untuk dikelola oleh Kyle, tapi Kyle menolak. Kyle justru membangun bisnis sendiri yang berada di sektor media pariwisata.
Kyle membangun bisnis itu dengan berbagai keterampilan yang dia miliki setelah aku dan Astro terbiasa tinggal di Kanada. Dia meminta izin untuk kembali ke negara ini selama setengah tahun untuk membangun bisnis itu dan sejauh ini bisnis itu berkembang dengan baik walau awalnya cukup sulit dikendalikan olehnya.
Tak akan ada yang mencurigai Kyle sebagai pengawalku. Walau dia memang sudah sering terlihat berada di sekitarku sejak dulu, tapi penampilannya kini berbeda. Dulu dia terlihat sebagai pria playboy dengan kacamata dan senyum menawan. Namun saat ini dia sudah membenahi tatanan rambutnya, mengganti kacamata dengan lensa kontak, mengganti gaya berpakaian hingga terlihat lebih berkelas, dan senyum menawannya hanya akan muncul sesekali. Dia lebih terlihat sebagai pria berkharisma dengan senyum tipis yang mantap di banyak kesempatan.
Aku membuka mata dan menatap Astro, "Ga akan ada masalah kan kalau Denada nikah sama Kyle?"
"Biar itu jadi urusan mereka. Kyle punya janji mau lindungin kamu. Aku percaya dia bisa ngurus semuanya."
Aku mengangguk walau merasa sedikit ragu. Bagaimana pun, Kyle adalah pengawal terlatih dan sniper profesional. Bertahun lalu, dia bahkan pernah terang-terangan berkata tak ingin membangun hubungan kekeluargaan seperti Opa karena akan sangat berisiko.
"Naik yuk."
Aku mengangguk dan bangkit dari dipan. Aku menunggu Astro memakai kembali kaosnya sambil mengamit empat buku yang tertumpuk di dipan. Buku-buku itu semuanya adalah buku berbahasa Belanda.
Astro mengamit tanganku dan membimbingku kembali naik. Kami keluar di kamar peninggalan Bunda dan menutup pintu menuju ruangan bawah tanah. Tepat saat aku meletakkan tumpukan buku di meja, terdengar ketukan pintu yang samar.
Kami saling bertatapan sebelum keluar kamar dan bergegas ke ruang tamu yang gelap. Astro membuka pintu dan tiba-tiba saja Ibu sudah berada di pelukan Astro dalam sedetik waktu yang terlewat.
Ibu melepas pelukannya dan menatap kami bergantian dengan tatapan tak percaya, "Kenapa ga bilang kalau udah sampai? Ibu tadi gatau kenapa pengen banget lewat jalan ini dan langsung berhenti pas liat lampu kamar Faza nyala."
Astro memeluk bahu Ibu dan mengajak Ibu masuk, "Kita mau ke rumah kok besok. Astro sengaja pulang lebih cepet buat bikin kejutan, tapi malah ketauan duluan."
Ibu menepuk bahu Astro pelan, "Untung Ibu lewat jalan ini tadi."
Astro mendudukkan Ibu di kursi sebelum menyalami dan mencium tangan Ibu, "Jangan bilang-bilang ayah sama oma ya. Kepulangan kita harusnya kejutan."
Ibu menggeleng perlahan dan memelukku. Kemudian membiarkanku menyalami dan mencium tangannya sebelum menarikku duduk tepat di sisinya. Ibu menatapku dari atas, ke bawah, dan kembali sebelum menatap Astro, "Kamu masih terobsesi bikin anak perempuan Ibu jadi gemuk?"
Astro tertawa puas sekali, tapi aku memberinya tatapan tajam. Ibu benar karena berat badanku memang bertambah dibandingkan terakhir kali Ibu mengunjungi kami di Jepang berbulan-bulan lalu. Mungkin berat badanku saat ini sudah mencapai 54 kilogram atau lebih. Entahlah. Aku terlalu malas untuk mengecek berat badan. Padahal aku sudah berhasil menahan berat badan di 51 kilogram selama berada Kanada.
"Nanti Faza ikut Ibu ke klinik ya. Kita program diet. Nurunin berat tiga kilo kayaknya bisa sebelum kalian berangkat ke Jerman." ujar Ibu sambil mengelus pipiku.
Aku tersenyum lebar sekali. Aku beruntung memilikinya sebagai mertuaku. Aku baru saja akan mengatakan sesuatu saat menyadari kalung yang dipakai oleh Ibu adalah kalung yang Bunda buatkan untuknya bertahun lalu. Aku menelan kalimat yang akan keluar dan memilih untuk diam saja sambil mengangguk.
"Selama di sini ga boleh makan masakan Astro. Nanti Ibu yang masak menu diet khusus."
Alih-alih berusaha melarang Ibu untuk mengajakku diet, Astro justru tersenyum lebar sekali. Entah apa yang dia inginkan. Dia yang memaksaku makan banyak, tapi dia justru membiarkan Ibu mengambil keputusan untuk mengajakku menurunkan berat badan.
"Tapi Faza lagi ga hamil kan?"
Pertanyaan Ibu yang tiba-tiba membuatku membeku dengan jantung berdetak kencang.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSIF di website & aplikasi WEBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan TAMAT tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVEL secara gratis, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN karena seharusnya chapter itu BERKOIN dan nou SANGAT TIDAK IKHLAS kalian baca di sana.
SILAKAN KEMBALI ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi, dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.
Banyak cinta untuk kalian, readers!
-nouveliezte-