Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

ExtraPart [5]



ExtraPart [5]

0"Sejak kapan kamu peduli omongan orang?" ucapan Mayang membuatku membuka mata.     

Aku menaikkan bahu. Aku pun tak tahu sejak kapan pembahasan memiliki anak mengganggu pikiranku hingga memilih untuk tak banyak bicara sejak percakapan memiliki anak dengan Oma dan kedua mertuaku beberapa hari lalu.     

Kami sedang berada di salon dan spa milik Denada, dengan Denada tentunya dan Astro yang menunggu di ruangan lain. Kami sedang melakukan sesi spa khusus calon pengantin bertiga dan saat ini sedang dalam tahap dipijat. Denada yang memaksaku dan Mayang menemaninya di semua sesi padahal hanya dia yang akan menikah.     

"Itu badan kamu, Faza. Kamu punya kebebasan kapan mau program hamil." ujar Mayang. Aku tak bisa melihat ekspresinya, tapi dari nada suaranya terdengar jelas dia merasa terganggu.     

"Aku juga mau nunda punya anak." ujar Denada sambil menatapku. Dia memang berada di tengah antara aku dan Mayang. "Mungkin tahun depan baru mikir mau punya anak. Kalau kamu mau program tahun depan, kita bisa hamil dan lahiran bareng."     

Aku tersenyum, "Coba nanti aku bilang Astro."     

"Paksa dia sampai mau. Kayaknya seru kalau kita hamil bareng. Kita bisa belanja barang-barang bayi sekalian buat panti."     

Mungkin memang akan menyenangkan. Namun aku tak yakin apakah Astro akan menyetujui ide itu. Sejak percakapan tentang memiliki anak dengan Oma dan kedua orang tuanya, suasana hatinya buruk. Dia memang sangat pandai menyembunyikan ekspresi, tapi tak akan mampu menipuku hanya dengan memperlihatkan ekspresi yang seperti biasanya.     

"Kamu ga ada rencana cari pacar, May? Katanya mau pacaran kalau udah lulus." Denada bertanya sambil menoleh pada Mayang.     

Jantungku berdetak lebih kencang. Akhirnya topik ini muncul. Aku tak pernah membahas apapun tentang Axelle pada Mayang walau yakin sekali Axelle sedang merencanakan sesuatu dengan Mama Mayang. Aku bahkan sangat yakin Axelle sudah mendapatkan semua informasi pribadi Mayang entah dengan meretas situs yang mana.     

Mayang tertawa, "Nanti dulu deh. Aku lagi sibuk ngurusin sistem penyuluhan baru. Lagi bolak-balik keluar kota juga jadi ga mungkin pacaran. Aku lagi happy banget bisa kenal banyak orang. Kalau punya pacar ternyata dia cemburuan kan repot."     

Aku tersenyum lebar sekali dan mengangguk singkat. Aku tak tahu apakah Axelle akan sangat pencemburu seperti Astro, tapi memang merepotkan jika memiliki pasangan yang pencemburu seperti suamiku karena pergerakanku hanya berada di seputar dirinya. Aku bahkan harus mengikutinya menempuh pendidikan di negara yang dia inginkan dan menyesuaikan diri. Kami memilih Jerman sebagai negara terakhir untuk menempuh pendidikan karena dia berpikir orang lain tak akan menduganya karena kami pernah menggunakan negara itu sebagai kamuflase.     

Aku mulai berpikir bagaimana Axelle akan menyesuaikan diri dengan Mayang. Axelle selalu menghabiskan banyak waktu di depan komputer dan sibuk dengan dirinya sendiri, sedangkan Mayang justru menjadi aktivis yang mengharuskannya bergerak aktif ke berbagai tempat. Aku cukup yakin Mayang tak akan bersedia kebebasannya untuk memilih jalan hidupnya diatur oleh seseorang walau itu suaminya sendiri.     

"Tapi belakangan ini emang ada yang aku suka. Aku pernah bikin brownies resep dari kamu buat dia, Za. Dia suka banget." ujar Mayang tiba-tiba.     

"Siapa?" pertanyaan itu terlontar dariku dan Denada secara bersamaan.     

"Nanti aku kenalin kalau dia ada waktu."     

Aah ....     

"Ada fotonya?" Denada bertanya.     

"Dia ga suka difoto. Aku aja ga punya fotonya."     

"Kok gitu? Jaman sekarang mana ada orang yang ga mau difoto?"     

"Kamu lupa sahabat kita yang satu itu dulu juga gitu?"     

"Oh, iya. Sorry, aku ga maksud ...."     

"It's okay. Sampai sekarang aku masih lebih nyaman begini kok. Aku foto kadang-kadang aja kalau sama Astro." ujarku sambil membetulkan posisi berbaring agar terasa lebih nyaman. "Kalau dia ada waktu, ajak ke nikahan Denada mungkin mau, May."     

"Aku belum hubungin dia lagi sih. Nanti aku coba ngomong, tapi jangan terlalu ngarep ya. Aku ga yakin dia mau dateng."     

"Dia ga punya sosmed gitu? Aku jadi kepo." Denada bertanya.     

"Setauku ga ada. Aku pernah kepo nyari juga, tapi ga ketemu."     

"Butuh bantuanku?" aku bertanya. "Kalau aku tau namanya aku bisa bantu cari tau."     

Mayang dan Denada terdiam. Kuharap mereka mengerti maksudku karena aku sudah memberi tahu mereka bahwa aku memiliki orang yang bisa dipercaya untuk mencari hal-hal semacam itu. Aku bahkan memberi tahu Mayang bahwa Kyle sebetulnya adalah pengawal profesional. Tentunya dengan izin Denada dan keluarganya. Bagaimana pun Mayang sudah menjadi kolega kami sejak lama dan dia mengenali Kyle yang selalu beredar di sekitarku.     

"Nanti aku chat namanya. Dia tertutup gitu sih orangnya." ujar Mayang pada akhirnya. "Tapi ini rahasia ya. Astro juga jangan sampai tau."     

"Leave it to me (Serahin ke aku)."     

"Thank you, Faza. Kalau kamu nemu informasi apapun, langsung kasih tau ya. Aku aslinya kepo banget."     

"Sure." ujarku sambil tersenyum. Aku tahu Mayang tak akan melihatnya, tapi aku memang akan merahasiakannya dari Astro. Akan berbahaya jika Astro mengetahui ada seseorang yang Mayang sukai. Astro mungkin akan merasa kesal karena sudah berusaha menjodohkan Mayang dengan Axelle.     

Kami membicarakan segala hal yang terlewat selama sekian tahun tak bertemu hingga semua sesi spa calon pengantin selesai. Astro langsung menempel padaku setelah aku keluar dari ruangan dan memeluk pinggangku tanpa malu-malu.     

Aku mengelus wajah Astro sambil menatapnya, "Denada ngajak makan sebelum pulang."     

Astro mengangguk singkat sambil mengecup puncak kepalaku, "Mau makan di mana?"     

"Viona udah nyiapin tempat. Dia sama Hendry mau ikut ngobrol sama dua orang yang ga pulang bertahun-tahun." ujar Denada sambil mengajak kami menuruni tangga.     

Astro tersenyum, "Kepo banget."     

Denada hanya menoleh sesaat sebelum melanjutkan langkah, "Mereka kolega kita. Aku ga enak nolak niat Viona. Sekalian aku mau ngenalin Mayang."     

Aku dan Astro saling bertatapan dalam diam. Kami masih merahasiakan pertemuan antar kolega tertentu dari Mayang. Jika Denada berniat mengenalkan Mayang pada Viona dan Hendry, maka mungkin Mayang bisa menjadi salah satu anggota jika dia bersedia.     

Viona dan Hendry memang sudah menikah dua setengah tahun lalu dan sudah memiliki anak laki-laki. Terlebih karena restoran Ayu Kemuning milik Viona adalah tempat resmi pertemuan selalu diadakan dan Hendry memang selalu menjadi pemimpin pertemuan sejak dulu. Tak mengherankan jika Denada langsung mengajak Mayang untuk menemui mereka berdua.     

Proyek rahasia Astro dengan Hendry memang sudah selesai, tapi sebetulnya mereka masih saling berhubungan. Sama sepertiku dan Donny. Namun kami tetap merahasiakan segala hal yang memang seharusnya menjadi rahasia.     

Aku tak akan terkejut jika nanti Hendry mencecar kami dengan berbagai pertanyaan karena merasa tertipu sedangkan dia selalu memberikan informasi yang kami butuhkan sebagai kesepakatan tambahan antara dia dan Astro karena Astro bersedia menyelesaikan tiga proyek lagu tambahan.     

"Viona siapa sih?" Mayang bertanya setelah kami sampai di area reservasi.     

"Nanti aku kenalin. Lumayan buat nambah relasi kamu. Tunggu di sofa ya. Aku ke ruanganku dulu." ujar Denada sambil menunjuk ke kumpulan sofa khusus pengunjung dan beranjak menjauh menuju ruang di samping ruang staf di belakang area reservasi.     

Mayang menatapku penuh rasa ingin tahu, "Kamu kenal juga kan?"     

"Viona itu istrinya Hendry Setyama."     

Mayang menatapku tak percaya sambil duduk di salah satu sofa, "Hendry yang punya label rekaman itu?"     

Aku mengangguk, "Denada pasti udah cerita soal kamu ke mereka. Kalau mereka mau ketemu kamu berarti kamu bisa dapet banyak kolega baru nanti."     

Mayang tersenyum dengan tatapan mata yang masih terlihat tak percaya, "Kalian udah kenal lama sama mereka?"     

Aku menoleh pada Astro, "Astro yang lebih lama kenal mereka. Aku cuma diajak Astro ketemu mereka sebelum lulus SMA."     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSIF di website & aplikasi WEBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan TAMAT tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVEL secara gratis, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN karena seharusnya chapter itu BERKOIN dan nou SANGAT TIDAK IKHLAS kalian baca di sana.     

SILAKAN KEMBALI ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi, dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta untuk kalian, readers!     

-nouveliezte-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.