Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

ExtraPart [23]



ExtraPart [23]

0Aku langsung meminum sebutir vitamin yang sudah biasa kuminum bertahun ini dan sebutir vitamin lain pemberian Ibu yang tergeletak di meja kerja sesampainya kami di kamar. Perutku terasa nyeri hingga aku memutuskan merebahkan tubuh meringkuk di tempat tidur setelahnya.     

Astro menghampiriku dan duduk di tepi setelah meletakkan ransel di meja. Namun terlihat serba salah dan sepertinya ragu untuk menyentuhku, "Mau aku panggilin Oma?"     

"Ga usah. Kayaknya aku lagi 'dapet'. Aku mau tiduran sebentar sebelum mandi." ujarku karena merasakan sedikit nyeri di area pribadiku. Sepertinya sudah lembab di bawah sana. Seharusnya aku menstruasi sejak dua hari lalu, yang berarti kali ini aku telat mendapatkan tamu bulananku.     

"Mau ke dokter? Kamu ga biasanya sakit waktu lagi 'dapet'. Atau ... kecapekan lagi?" Astro bertanya sambil menatapku kesal karena sepertinya baru menemukan pemahaman. "Lagian ngapain sih keliaran sendirian tengah malem? Kalau ada apa-apa gimana?"     

"Aku cuma butuh istirahat sebentar. Jangan ngomel terus. Kamu bikin kepalaku sakit." ujarku sambil mengamit bantal dan memeluknya untuk meredakan nyeri di perut. Mataku menangkap keberadaan jam di dinding. Seharusnya aku sudah menyelesaikan pekerjaanku sekarang.     

Astro sepertinya hampir mendebatku walau membatalkannya. Dia memijat betisku perlahan dan membuatku memejamkan mata. Pijatannya enak sekali.     

Aku sempat mendengarnya menyebut tentang kunci menuju bawah tanah sebelum benar-benar tertidur walau aku masih bisa merasakan pijatannya di telapak kakiku. Entah apa yang kumimpikan. Mungkin aku memang tak memimpikan apapun dan terbangun saat kakiku terasa sejuk.     

Astro sedang mengelap kakiku dengan kain yang sudah dibasahi air hangat saat aku membuka mata. Aku menatap jam di dinding. Aneh. Aku hanya tertidur selama empat belas menit, tapi tubuhku terasa sangat segar.     

Aku terduduk hingga membuat Astro berhenti mengelap kakiku, "Keluar sana. Aku mau mandi."     

Astro menghela napas sambil meletakkan kain di baskom, lalu mengangkat baskom dengan sebelah tangan, "Mandi pakai air anget. Abis mandi kamu harus tidur lagi."     

Aku mengabaikannya dan langsung bangkit sambil memberinya isyarat untuk keluar kamar. Aku harus segera mandi dan berganti pakaian.     

"Kamu denger? Mandi pakai air anget, trus kamu harus tidur lagi." ujarnya sambil membuka pintu. "Kamu ga akan bisa kabur lewat lorong bawah lagi. Aku udah simpen kuncinya."     

Aku menatapnya sebal, "Iya. Aku denger."     

Astro menggeleng sambil keluar, "Telpon atau chat aku kalau butuh sesuatu."     

Aku hanya menggumam sambil menutup pintu dan menguncinya. Langkahku menuju kamar mandi terasa sangat ringan. Aku melepas pakaian dan mendapati bercak darah di celana dalam.     

Aneh. Kenapa hanya bercak? Biasanya darah menstruasiku cukup banyak di hari pertama. Apakah ini efek karena aku telat menstruasi? Atau hormonku kembali berubah?     

Aku menggeleng untuk menepis segala pikiran aneh di kepalaku dan mandi menggunakan air hangat dengan cepat. Aku keluar kamar mandi dengan menggunakan handuk dan berpakaian di depan lemari, lalu menaruh handuk di bahu untuk menahan tetesan air dari rambut.     

Langkahku berlanjut menuju dapur untuk mencari makanan. Namun aku justru menemukan Oma dan Bu Asih sedang memasak dibantu Astro. Kepalaku tiba-tiba saja terasa pusing hingga tanganku menggapai dinding untuk menopang tubuh.     

Astro berlari menghampiriku dengan tatapan panik dan memegangi lenganku, "Kan aku bilang kamu tidur aja. Kalau butuh apa-apa pang ...."     

Aku mendorong tubuhnya menjauh dan berlari menuju kamar sebelum menutup pintu tanpa menguncinya. Saat aku merebahkan tubuh telentang di tempat tidur, keringat dingin membasahi tengkukku. Jantungku juga terasa hampir meloloskan diri dari tubuhku.     

Sepertinya aku harus kembali tidur untuk memulihkan tenaga. Namun apa yang tiba-tiba membuatku seperti ini? Tubuhku masih baik-baik saja saat mandi.     

Terdengar ketukan di pintu kamarku beberapa kali, "Oma boleh masuk?"     

"Masuk aja, Oma. Ga dikunci." ujarku dengan kepala terasa berputar hingga terpaksa diam di tempat tidur tanpa bergerak.     

Oma membuka pintu, lalu masuk dan duduk di tepi tempat tidur sambil mengelus kepalaku, "Faza pusing?"     

Aku mengangguk, "Ga tau kenapa. Tadi baik-baik aja."     

"Ya udah, tiduran aja dulu. Nanti Oma minta Astro temenin Faza. Oma masak dulu ya."     

Sebetulnya aku berniat menolaknya, tapi tak tega karena sepertinya memang lebih baik jika aku merepotkan Astro dibanding merepotkan Oma. Maka aku mengangguk.     

Oma mengelus kepalaku sebelum keluar kamar dan menutup pintu. Tak lama, Astro datang dengan nampan berisi teh dan gelas kosong di sisinya. Dia menaruh nampan di meja sebelum menuang teh ke gelas dan duduk di tepi tempat tidur.     

Aku berusaha duduk untuk meneguk teh dengan dibantu Astro, tapi kepalaku terasa sangat berat hingga kembali rebah. Kali ini kepalaku mendarat di pangkuan Astro.     

Astro meletakkan gelas di lantai dan memijat kepalaku perlahan, "Kamu harus ke dokter, kamu tau?"     

Aku menggeleng sambil memejamkan mata, "Aku bisa panggil dokter ke sini kalau aku mau. Kamu lupa aku punya saham rumah sakit?"     

"Aku telpon dokter buat dateng ke sini ya."     

"Ga perlu. Aku cuma kecapekan kok."     

Astro mencubit hidungku hingga membuatku membuka mata, "Nurut sedikit kalau dikasih tau."     

"Aku cuma butuh tidur. Semalem aku cuma tidur sebentar."     

"Makanya jangan keliaran. Kalau ...."     

"Bawel, ih. Kamu bikin kepalaku tambah sakit kalau ngomel terus." ujarku sambil menatapnya sebal. "Keluar aja sana kalau ga bisa diem."     

"Fine."     

Kupikir dia akan keluar, tapi justru duduk diam sambil terus memijat kepalaku. Jika bukan karena pijatannya membuat kepalaku terasa lebih baik, aku akan mengusirnya dari kamar ini. Mungkin ada baiknya jika aku meminta Denada mencarikanku seorang dari stafnya yang mungkin bisa memijat di rumah. Namun aku tak mungkin meminta Denada melakukannya saat hari pernikahannya dengan Kyle hanya tinggal hitungan jam.     

"Tolong ambilin hapeku di ransel."     

Astro meletakkan kepalaku di bantal dan mengamit gelas untuk diletakkan di meja sebelum mengamit ranselku. Dia kembali duduk di tepi tempat tidur sambil membuka ransel dan mengamit handphone. Namun menjauhkan handphone dari tanganku, "Ga boleh kerja. Biar aku yang kerjain nanti."     

Aku mengangguk sambil berusaha mengamit handphone dari tangannya, "Sini."     

"Janji dulu, Honey."     

"Iya aku janji. Aku cuma mau liat chat grup Lavender aja kok."     

Alih-alih memberikan handphone padaku, Astro justru berkutat dengan handphone-ku dan membacakan pesan yang berada di sana. Dia membaca dengan jelas bahwa ada seorang staf butik yang akan datang ke rumah untuk mengantar kebaya dan akan melakukan pengukuran ulang. Namun tiba-tiba berhenti bicara hingga membuatku mengamit handphone paksa dari tangannya.     

Aku terkejut saat mendapati foto beberapa lingerie yang dibentangkan di tempat tidur dari Denada. Dia bertanya mana yang paling bagus untuk dipakai saat malam pertama.     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSIF di website & aplikasi WEBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan TAMAT tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVEL secara gratis, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN karena seharusnya chapter itu BERKOIN dan nou SANGAT TIDAK IKHLAS kalian baca di sana.     

SILAKAN KEMBALI ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi, dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta untuk kalian, readers!     

-nouveliezte-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.