Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Pisah



Pisah

2"Terlalu beresiko. Nyonya harus di sana. Yang mereka incer Nona Faza, jadi lebih aman kalau mereka dipisah." ujar Rilley, yang membuatku menyadari dia mungkin saja menggunakan earpods yang sama dengan kami.     

"Kapan kamu pakai earpods? Aku ga denger suara kamu sebelum ini." ujarku.     

Rilley menoleh padaku sambil mengamit sebuah kotak dari sakunya, "Saya pakai setelah selesaiin urusan sama satu orang. Nona mungkin takut kalau denger saya nyiksa dia, jadi saya taruh earpodsnya di kotak kedap suara sebelum dipakai. Kebetulan saya ketemu kalian setelah selesaiin urusan, jadi saya ga perlu jalan jauh ke motor."     

Sepertinya itu menjelaskan kenapa dia tak terlihat di manapun sejak kemarin. Dengan menggunakan motor, dia akan lebih leluasa bergerak dan mengatur jarak.     

Suara Ibu yang sedang berusaha memberikan pengertian pada Oma terdengar di telingaku. Lalu laju mobil kami melambat tepat di belakang mobil yang kendarai Ayah. Kupikir Oma akan memaksa turun dari sana dan berpindah ke mobil ini, tapi yang terdengar justru suara Ayah dari earpods.     

"Ada yang hadang."     

"Tabrak aja." ujar Rilley sambil merogoh handphone dari sakunya.     

Aku menatapnya tak percaya. Dia baru saja meminta Ayah menabrak entah siapa tanpa ada perasaan bersalah di raut wajahnya. Dia justru langsung berkutat dengan handphone dalam diam. Sepertinya dia sedang melacak keberadaan kami dengan menggunakan earpods yang kami pakai dan terbukalah sebuah peta yang menunjukkan lokasi kami masing-masing.     

Mobil Ayah bergerak dengan cepat. Begitu pula dengan mobil kami. Kami melewati dua orang memakai helm di atas motor mereka masing-masing. Sepertinya alih-alih menabrak mereka, Ayah lebih memilih untuk menghindari mereka dan mengambil jalan di luar jalur beraspal, Kyle hanya mengikuti jalur yang diambil oleh Ayah. Namun kedua motor yang kami lewati tadi mengejar kami.     

"Kita pisah arah." ujar Rilley sambil menoleh pada Kyle.     

Kyle hanya mengangguk dan mempercepat laju mobil. Saat sampai di pertigaan, kami berpisah arah dengan mobil Ayah dan ada satu motor mengejar masing-masing dari kami. Aku menoleh ke jendela belakang dan memperhatikan sosok di atas motor itu. Entah kenapa aku merasa dia juga sedang menatapku padahal sekitar kami gelap sekali. Hanya ada ada lampu dari kendaraan kami yang menerangi jalan.     

Kyle dan Rilley memberi arahan pada Ayah dan membahas tentang rute yang mereka pakai untuk pergi dari situasi ini, tapi sepertinya motor yang mengikuti kami sulit sekali disingkirkan. Hingga terdengar suara Om Chandra yang bertanya di mana kami berada.     

Om Chandra berkata baru saja kehilangan jejak Papa Gon di tengah hutan bambu hingga memutuskan kembali ke penginapan, tapi kami semua sudah pergi. Om Chandra menghampiri motor yang ditinggalkan Rilley dan sedang mengejar mobil Ayah saat ini.     

Mobil kami sampai di pertigaan tepat saat ada mobil lain yang datang. Mobil itu berbelok dan mengikuti mobil kami. Aku bisa melihat Jian dan Eboth, juga satu orang lain di dalam mobil itu. Mereka sedang berusaha menyusul pengendara motor agar bisa memisahkan kami dengannya.     

Dari informasi yang kudengar dari Astro, Eboth memegang sebuah laptop yang menunjukkan lokasi yang dipancarkan oleh earpods yang kami pakai, seperti yang sedang Rilley lakukan. Mereka berkomunikasi dengan Kakek dan akan melakukan rencana sesuai perintah.     

Namun di sisi lain, aku masih mendengar suara Oma yang meminta bertemu denganku. Ibu berusaha membujuk Oma dengan mengatakan bahwa hal itu tindakan yang berbahaya, tapi Oma terus meminta bertemu denganku. Hingga terdengar suara Oma yang jelas di telingaku.     

"Faza, denger Oma baik-baik. Oma sayang Faza." ujar Oma dengan isak yang terdengar, yang membuatku menatap Astro. "Oma minta maaf karena selama ini Faza susah. Andai dulu Oma ga bikin masalah sama Djoko Pranoto mungkin kejadian-kejadian ini ga ada. Oma minta maaf."     

"Oma ga salah. Kejadian itu udah lewat dan semuanya cuma salah paham. Oma ga perlu minta maaf sama Faza. Dia yang terlalu arogan biarin kita hidup tenang. Ini bukan salah Oma. Bukan salah siapa-siapa." ujarku sambil terus menatap Astro yang sedang menatapku.     

"Oma minta maaf." ujar Oma dengan isak yang semakin jelas terdengar.     

Keadaan ini membuatku serba salah. Jika Oma bersama kami di mobil ini mungkin aku akan memeluknya.     

Padahal kami sudah sangat hati-hati agar tak melibatkan Oma dengan kejadian berbahaya seperti ini. Siapa sangka orang-orang suruhan Abidzar akan menyusul kami ke penginapan dan membuat onar di sana. Oma bahkan menembak satu orang dan membuatnya sekarat. Mungkin orang itu saat ini sudah tiada.     

Terdengar suara Ibu yang sedang mencoba menenangkan Oma di telingaku, lalu hening. Entah apa yang terjadi di sana, tapi aku tak mendengar apapun dari earpods.     

Aku memanggil Ibu beberapa kali, tapi tak ada jawaban. Aku mencoba memanggil Ayah dan Axelle, tak ada suara lagi.     

Aku menatap Astro lekat, "Bilang aku mereka baik-baik aja."     

Astro menatapku dilema, "Semoga mereka baik-baik aja."     

Sial, bukan jawaban itu yang kubutuhkan saat ini. Aku menatap Kyle dan Rilley yang sedang berdiskusi tentang jalur yang akan kami pakai, lalu menoleh ke jendela belakang. Jian dan motor penguntit itu masih berusaha saling menyalip. Sesaat Jian berada di depannya, sesaat kemudian motor itu memimpin.     

Jantungku berdetak kencang sekali. Aku merasakan firasat buruk karena tak ada suara apapun lagi dari earpods. Tidak dari Ibu, Ayah atau Axelle. Seolah mereka sedang sengaja tak mengeluarkan suara apapun.     

Mobil kami berbelok tajam dan mengambil jalur di tengah hutan. Kami melewati entah berapa puluh pohon hingga sampai di jalan yang lain dan memutar arah. Aku menoleh ke belakang, mobil Jian dan motor itu sedang berusaha saling mendahului. Sepertinya pengejaran kali ini alot sekali.     

Entah apakah aku harus merasa bersyukur karena area ini sepi sekali. Tak ada pengendara lain selain kami di sini. Mungkin karena ini masih tengah malam atau mungkin karena orang-orang memang menghindari jalur ini karena menyeramkan. Keduanya tak ada bedanya bagiku saat ini.     

Handphone di sakuku bergetar, aku mengambilnya. Ada sebuah pesan datang padaku dari nomor yang tak kukenali. Dia mengirimkan sebuah foto Oma dan Ibu yang terikat di batang pohon yang berbeda. Juga sebuah pesan lain : Kutunggu kamu di sini kelinci kecil. Cepet atau kubunuh mereka satu-satu.     

Aku memperlihatkan pesan itu pada Astro, Kyle dan Rilley. Mereka saling bertatapan. Rilley meminta kami untuk diam, lalu meminta Jian menghentikan pergerakannya di belakang kami dengan menggunakan koneksi pesan mereka di handphone. Jian diminta melanjutkan perjalanan jika kami sudah cukup jauh dan ditugaskan untuk mengendap-endap dari jarak yang cukup.     

Aku menoleh ke jendela belakang. Mobil yang dikendarai oleh Jian benar-benar berhenti dan dia memutar arah sesaat setelahnya. Hanya ada motor yang sejak tadi menguntit kami di belakang sana.     

Jantungku berdetak kencang sekali. Bagaimana caranya mereka menangkap Oma? Bukankah tadi hanya ada satu pengendara motor yang mengikuti mereka? Satu pengendara motor seharusnya tak akan mampu menangkap Oma dan Ibu, bukan? Lagi pula situasi ini aneh, kenapa Ayah dan Axelle tak ada bersama mereka?     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.