Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Rambut



Rambut

1Beberapa hari berlalu tanpa ada kabar dari Axelle dan aku masih memikirkan perempuan bernama Auriana Gayatri itu. Dari informasi yang kudapat dari Kyle, perempuan itu mengikuti Nenek Shiori pulang ke rumahnya. Aku sudah meminta Kyle mancari riwayat hidup perempuan itu, tapi belum ada hasil hingga hari ini.     

Om Chandra terus menekanku untuk mempelajari berbagai hal mendesak tentang perusahan senjata api. Hal ini membuatku mudah emosi dan aku akan mengasingkan diri di kamar jika emosiku mulai sulit kukendalikan. Sepertinya Astro mengerti dengan kondisiku dan akan membuatkan coklat panas setiap pagi. Dia bahkan tak akan bertanya ada apa denganku dan lebih memilih aku memberitahunya lebih dulu.     

Sekarang hari sabtu. Partner kerjaku di workshop memang libur, tapi ada pekerja bangunan yang sedang sibuk membangun ruangan khusus untuk Chaca menginap jika aku pindah ke negara baru beberapa minggu lagi.     

Aku meminta mereka bekerja lebih cepat dan akan membayar mereka lebih jika mereka sanggup menyelesaikannya dalam waktu satu minggu lagi. Aku benar-benar membutuhkan waktu untuk menyiapkan diri sebelum pindah dan aku ingin menikmati waktu berpisahku dengan yang lainnya dengan tenang.     

Saat ini Astro dan Jian sedang mengawasi pekerja bangunan di workshop, sedangkan aku dan Kyle di rumah rahasia. Astro memaksaku beristirahat dengan Kyle yang berjaga, tapi aku sama sekali tak dapat melakukannya. Aku justru hilir mudik membereskan apapun yang mampu kubereskan dan merasa bersalah karena tidak merawat rumah ini dengan baik beberapa waktu belakangan ini. Kyle kupaksa tetap di teras sementara aku membersihkan semuanya.     

Aku sudah membersihkan semua lantai dan mengepelnya, juga membereskan semua benda-benda yang tidak terletak pada tempatnya. Aku memang tidak memasak hari ini karena Astro meminta Kyle memesan makanan di restoran, tapi aku membereskan dapur yang ternyata lebih kotor dari dugaanku.     

Aku mengamit sebuah gelas dan membuka kulkas sebelum menuang susu dingin setelah dapur bersih, lalu mengamit sebuah toples berisi sus kering dan membawanya ke meja makan. Aku meneguk habis susu di tanganku dan menghela napas saat meletakkan gelas di meja.     

Aku membuka toples dan memasukkan satu butir sus ke dalam mulut, lalu mengamit handphone dari saku. Sudah ada banyak pesan yang kuabaikan. Salah satunya dari Donny dan aku membukanya karena baru kali ini dia mengirimkan pesan padaku setelah sekian lama kami tak saling berkomunikasi secara langsung melalui handphone.     

Donny : Astro yang minta aku ngabarin kamu langsung. Vinny akan nyerahin diri ke polisi senin nanti. Aku pastiin dia dihukum karena bakar toko kamu, tapi aku minta maaf. Aku ga bisa biarin dia nyeret nama papa, jadi aku cuma bisa sebatas nyeret Vinny ke pengadilan     

Donny : Sebenernya aku pengen ngomong sesuatu yang penting, tapi ga bisa lewat chat gini. Kabarin aku kapan kamu punya waktu, nanti aku telpon atau aku langsung terbang ke Surabaya     

Aku menghentikan kunyahan sus di mulutku. Sesuatu yang penting dia bilang?     

Aku menelepon Donny dan menunggu beberapa kali nada dering sebelum dia menerimanya, "Kamu mau bahas apa? Bahas di telpon aja. Aku ga ada waktu ketemu kamu."     

"Aku selesaiin meeting dulu. Nanti aku telpon kamu lagi." ujarnya yang langsung mematikan sambungan telepon.     

Tiba-tiba tubuhku terasa lelah, tapi aku masih ingin bergerak. Aku memasukkan handphone ke saku, lalu mengamit gelas dan meletakkannya di wastafel. Aku akan mencucinya nanti saja.     

Aku beranjak ke ruangan mencuci pakaian dan menghadapi mesin cuci. Ada begitu banyak pakaian kotor di sekitarku. Aku merogoh setiap saku yang ada, berharap menemukan sesuatu dan akan mencegahnya ikut masuk ke mesin cuci. Sejauh ini aku sudah menemukan satu lembar uang kertas, stuk pembelian di minimarket, dan struk parkir.     

Tiba saat aku mengamit jaket yang kupakai saat menghampiri Axelle dan bertemu dengan perempuan bernama Auriana Gayatri, tanganku membeku. Aku masih mengingat jelas elusan tangannya yang lembut di wajahku. Entah kenapa aku tak ingin mencuci jaket ini dan justru memeluknya.     

Aku baru saja berpikir aku gila karena mengharapkan bisa mencium aroma perempuan itu, tapi aku ingat sepertinya dia tidak memakai wewangian apapun. Aku menghela napas dan menatapi jaket. Aku hampir saja mengutuk diri sendiri karena begitu bodoh. Aku bahkan tak tahu mata-mata siapa perempuan itu sebetulnya dan aku justru merasa gelisah karena terus mengingat tatapan matanya.     

Aku hampir saja memasukkan jaket itu ke dalam mesin cuci saat menyadari ada sehelai rambut berwarna dark burgundy menempel di sana. Aku menatapinya dengan seksama, ini adalah rambut perempuan itu.     

Rambut lurus sepanjang sekitar tiga puluh senti. Terasa lembut di jariku saat aku mengelusnya. Jika dia pergi ke salon untuk membenahi tatanan dan warna rambutnya setelah bertemu denganku, maka mungkin dia memang begitu menyukai perawatan diri. Rambut ini menjadi bukti perawatan dirinya dilakukan dengan baik.     

Handphone di sakuku bergetar. Aku mengamitnya dan menerima panggilan telepon dari Donny, "Gimana?"     

"Sebelumnya aku mau minta maaf, ternyata kakekku nyembunyiin sesuatu. Kakek ga berani bilang yang satu itu karena liat reaksi Oma ga bagus waktu kita ke rumah, tapi kakek kepikiran terus."     

"Apa?"     

"Kakek pernah bantu papa nyuruh orang nipu satu sentra batik di Jogja. Kamu tau Gerard kan? Dia ngaku pernah liat orang mirip bunda kamu ke om Hubert, pas papaku lagi di rumahnya. Papa minta orang nyari perempuan yang dibilang mirip itu, tapi sampai sentra batiknya bangkrut, perempuan itu tetep ga ketemu."     

Jantungku berdetak kencang sekali. Sangat kencang hingga mungkin akan mampu pergi dari tubuhku.     

Aku mematikan sambungan telepon dan mengamit helaian rambut dark burgundy dari jaket, lalu beranjak ke kamar. Aku memasukkan rambut itu ke sebuah plastik klip, lalu mencabut sehelai rambutku dan memasukkannya ke plastik klip yang lain. Kemudian mengambil beberapa lembar uang dari dompet.     

Aku melipat plastik klip di dalam lembaran uang yang juga kulipat dan memasukkannya ke saku celana sambil menggenggamnya erat di dalam saku, lalu berjalan cepat ke teras depan. Kyle sedang memberi makan ikan koi saat aku sampai.     

"Aku mau minta kamu tes ini. Kabarin aku hasilnya secepetnya." bisikku sambil menyodorkan uang yang menutupi platik klip sambil berusaha agar tak terlihat di rekaman CCTV dengan langsung menaruhnya di genggaman Kyle dan menutup genggamannya. "Ini rahasia. Ga ada yang boleh tau."     

Kyle menerima plastik itu dengan tatapan bingung.     

"Aku pengen rujak sama es teh tarik, Kyle. Kamu beli juga buat kamu nemenin aku makan." ujarku dengan nada biasa sambil tersenyum.     

Kyle mengangguk dan langsung memasukkan titipanku padanya ke saku. Dia menaiki motor dan pergi sesaat setelahnya.     

Aku mengunci gerbang dan kembali masuk ke rumah, tapi pikiranku melayang. Kyle memang belum tahu apa yang kuberikan padanya, tapi jika dia melihatnya dia pasti tahu harus melakukan apa. Aku sangat berharap bisa mendapatkan hasilnya dalam waktu dekat.     

Aku tahu aku sedang merasa sangat bodoh. Aku hanya ingin sedikit berharap. Aku tahu kegelisahan hatiku ini berbeda dengan kegelisahan karena menimpakan kesalahan pada Abidzar atau keluarga Zen atas perginya orang-orang yang kusayangi. Alih-alih ingin membalas dendam, kegelisahan ini lebih menginginkan harapan.     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.