Jose
Jose
Semua orang yang datang ke dapur ikut memasak untuk sarapan, beberapa membantu membuat soufflé untuk pencuci mulut. Hanya aku dan Astro yang dengan leluasa pergi ke ruangan bawah tanah untuk melihat semua foto dan lukisan keluarganya. Dia juga menjelaskan siapa saja di foto dan lukisan yang berada di ruangan bawah tanah itu.
Astro memberi tahu saran dokter Alena pada semua orang di mansion tentang aku yang harus beristirahat. Walau sudah tentu dia tak memberi tahu siapapun tentang dugaan kehamilan dan kelelahanku akibat kami terlalu sering bercinta. Aku hampir saja tertawa saat mendengarnya bicara seolah aku adalah seorang penyakitan yang perlu mendapatkan perlakuan istimewa.
Sekarang semua orang sedang berkumpul di ruang keluarga dan menunggu Kakek Arya memulai pembicaraan yang sebetulnya sudah kutunggu sejak beberapa hari kemarin.
Seekor kucing hutan jantan bernama Jose menghampiri kakiku dan menatapku dengan tatapan memelas. Aku mengetahui namanya setelah berkali-kali ke sini dan mampu membedakannya dengan kucing yang lain. Jose adalah kucing yang sama yang menghampiriku saat pertama kali aku ke sini.
Aku mengangkatnya dan meletakkannya di pangkuanku, lalu mengelus tengkuknya perlahan. Kucing ini sangat mirip dengan Astro, sangat suka dimanja. Bahkan tatapan mereka pun mirip. Lembut dan mengintimidasi, juga tajam sekali di banyak kesempatan.
Astro menyentil dahi Jose dan membuatnya mengerang dengan garang, "Kucing manja! Sana jauh-jauh!"
Ibu memberi tatapan tajam pada Astro hingga membuatku tak dapat menyembunyikan senyum di bibirku. Astro bahkan begitu defensif pada seekor kucing.
"Kalian udah baca laporan sidang terakhir?" akhirnya Kakek Arya membuka suara.
Semua orang mengangguk dan menunggu Kakek Arya melanjutkan kalimatnya.
Kakek Arya menatapku dan Astro bergantian, "Kalian memang masih aman, tapi kalian harus lebih hati-hati. Kalau bisa kurangi aktivitas di luar kalau memang memungkinkan. Jangan pergi sendiri tanpa bodyguard."
Aah....
Aku menatap Astro yang sedang mengangguk dengan mantap pada ucapan kakeknya. Mungkin Lyra melaporkan kejadian aku yang pergi sendiri pada Kakek Arya. Entah aku harus merasa bagaimana, aku hanya berharap yang lain tak memahami maksud kalimat Kakek Arya dengan jelas.
"Faza, ini demi kebaikan kalian. Selama ini bodyguard kalian ga pernah ganggu dan selalu ngasih kalian keleluasaan gerak, bukan begitu?" Kakek Arya bertanya, yang diikuti tatapan semua orang padaku.
Aku mengangguk, "Faza ngerti, Kek."
Kakek Arya mengangguk dan menatap semua orang bergantian, "Donny ngasih bocoran rencana Neil ke Kakek. Mereka berencana bikin reka adegan yang salah andai mereka benar-benar mau menerima reka adegan untuk buktiin Astro benar-benar pegang pistol asli."
Kakek Arya terdiam sesaat. Aku tahu Donny memang langsung memberi laporan pada Kakek Arya dan Opa karena Astro terlalu sibuk mengurusi bisnis dan kuliahnya. Entah bagaimana tiba-tiba aku merasa bersalah karena terus-menerus membuat ulah yang menyita waktu dan perhatian Astro.
"Harusnya reka adegan itu bisa menguntungkan mereka, tapi karena mereka juga menutupi fakta Zenatta pegang pistol, maka reka adegan jadi pisau bermata dua. Kita memang dapet keuntungan, tapi kita juga harus hati-hati. Kakek udah siapin semua skenario yang harus kalian ikutin. Skenarionya nanti Kakek kasih ke masing-masing dari kalian. Kakek juga kasih itu ke Donny dan Zen." lanjut Kakek Arya.
"Bukannya ada kemungkinan mereka nolak reka adegan, Yah?" Tante Lusi bertanya pada Kakek Arya.
"Betul, tapi kita siapin kemungkinan terburuknya. Andai mereka nolak reka adegan, mereka juga rugi. Jadi 50:50. Kita bergerak sesuai pilihan mereka dan bocoran rencana dari Donny." ujar kakek Arya.
Aku mengangguk karena aku setuju. Aku memang tak tahu apapun mengenai strategi semacam ini, tapi mempersiapkan yang berburuk memang lebih baik dibandingkan menganggap segala sesuatunya akan berjalan baik-baik saja.
"Gimana soal pengawal Zenatta yang bikin kesaksian Astro bener-bener pegang pistol? Katanya dia sempet rusuh di pengadilan kemarin?" Om Ganesh bertanya.
Kakek Arya mengangguk, "Tapi ga perlu khawatir. Kesaksian Jian cukup meyakinkan. Itu bukan masalah."
Om Ganesh terlihat tak begitu setuju dengan kakek Arya, tapi entah kenapa Om Ganesh justru diam.
"Donny juga ngasih info di mana surat pembatalan kesepakatan dari kakek Indra disimpan. Kakek lagi koordinasi sama Dewanto buat bisa bikin mereka ngeluarin surat pembatalan kesepakatan itu di pengadilan. Kita coba cari cara terbaik tanpa harus pakai kekerasan." ujar Kakek Arya.
Tiba-tiba saja aku teringat opa. Sepertinya aku tak akan bisa bertemu dengan opa walau hanya sebentar hari ini.
"Semua akses informasi masih kita pegang dan belum ada tanda-tanda negatif dari luar. Temen kalian yang namanya Riri cukup ngasih banyak informasi desas-desus yang beredar dan sejauh ini kita bisa mengontrol berita mana yang mau kita sebar, tapi Kakek akan tetap ngingetin jangan bertindak gegabah. Jangan sampai semua pengorbanan kita sia-sia." ujar Kakek Arya.
Semua orang mengangguk dan terdiam. Aku tahu kami sedang menyelami kedalaman pikiran kami masing-masing. Namun ada rasa bersalah menyusup di hatiku karena melibatkan seluruh anggota keluarga.
"Astro berterima kasih sama Kakek dan semuanya karena udah bantu Astro sejauh ini. Maaf karena Astro masih kurang dewasa dan belum bisa ngasih solusi. Astro masih belajar." ujar Astro tiba-tiba.
Kakek Arya tersenyum. Senyum yang sama saat Astro sedang berusaha menggodaku, "Bukan masalah. Itu gunanya keluarga kan? Apa ada yang merasa keberatan bantu Astro?"
Aku mengedarkan pandangan ke arah semua orang. Semua orang menggeleng, tapi aku melihat raut wajah dan tatapan yang tak biasa dari Tante Olla (Mama Ray). Tante Olla memang menggeleng, tapi terlihat ragu-ragu. Aku tak yakin apakah ini firasat buruk, tapi kurasa aku akan memberitahukannya pada Astro nanti. Setelah semua pembicaraan ini selesai.
Aku baru menyadari semua orang di ruangan ini begitu patuh pada arahan Kakek Arya hingga aku bergidik ngeri. Aku membayangkan andai saja Kakek Arya tak ada di antara kami, apa yang akan terjadi?
"Jaya juga minta maaf karena libatin semua orang. Harusnya urusan Astro jadi urusan keluarga Jaya." ujar Ayah tiba-tiba.
Padahal kupikir Kakek Arya lah yang memaksa memberi bantuan karena Kakek Arya adalah sabahat Opa. Opa tak mungkin diam saja membiarkanku berada dalam bahaya. Namun melihat Ayah meminta maaf, rasanya tak adil jika aku hanya diam saja.
"Faza juga minta maaf. Faza masih sering kebawa emosi dan ga tau harus gimana. Faza masih harus banyak belajar." ujarku.
Kakek Arya mengangguk, "Kalian memang harus banyak belajar. Kalian masih muda. Kakek tau rasanya jadi anak muda dan bingung harus pilih yang mana. Selagi Kakek masih ada, kalian harus manfaatin Kakek. Sering-sering ke sini kalau kalian punya waktu."
"Astro usahain, Kek. Mulai bulan depan Astro ga perlu ke Lombok tiap bulan. Mungkin cuma beberapa bulan sekali. Nanti kalau Astro punya waktu, Astro ke sini." ujar Astro.
Jose melompat pergi dari pangkuanku dan berjalan mengelilingi kaki Kakek Arya. Kakek Arya mengangkatnya dan meletakkannya di pangkuannya.
"Faza bisa pelihara Jose kalau Faza mau." ujar kakek Arya tiba-tiba. "Nanti Kakek minta Eboth yang kirim ke Surabaya."
Aku menoleh pada Astro, tapi Astro menggeleng dengan mantap.
"Ga perlu, Kek. Nanti Faza main sama Jose kalau Faza ke sini aja." ujarku sambil tersenyum.
"Yah, sebenernya ada yang mau Lusi bahas. Bisa kita ngobrol private?" Tante Lusi tiba-tiba bertanya.
Kakek Arya mengangguk dan bangkit, "Kita ke ruang kerja, ya?"
Tante Lusi mengangguk dan bangkit mengikuti Kakek Arya. Begitupun dengan suaminya, Axelle dan Teana.
Aku dan Astro saling bertatapan, tapi Ayah bangkit dan memberi kami isyarat untuk mengikutinya. Astro menggenggam tanganku dan memberi salam pada keluarga Om Ganesh karena kami akan meninggalkan mereka, lalu kami berjalan mengikuti langkah kaki Ayah menaiki tangga. Sepertinya kami akan ke kamar dan berbicara secara rahasia.
=======
Semoga readers selalu sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-
Kalian bisa add akun FB ku : iamno
Atau follow akun IG @nouveliezte
Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..
Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, kasih rank di setiap chapter, tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini yaa.. Luv u all..
Regards,
-nou-