Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Spesial



Spesial

0Pramusaji baru saja beranjak pergi setelah meletakkan pesanan kami di meja. Lalu Astro menyodorkan lembaran kertas dan sebuah pulpen pada Riri yang duduk di seberang kami.     

Kami sedang berada salah satu sudut meja di gerai kopi milikku yang berada dekat dengan SMA Amreta Tisna. Opa yang menyarankan kami bertemu Riri di sini, dengan Eboth dan Lyra berada di dua meja yang berbeda di samping kami untuk menjaga situasi tetap dalam kendali dan aman dari pendengaran yang lain.     

Riri mengambil kertas yang Astro sodorkan dan membacanya dalam diam. Aku tahu apa yang ada di kertas itu. Sebuah perjanjian yang Astro buat semalam setelah berbincang dengan opa. Opa menyarankan Astro untuk memberi Riri perlindungan dengan berbagai syarat.     

Di antaranya adalah Riri harus memberitahukan semua hal yang dia, Angel dan Zenatta bicarakan selama ini. Juga membantu kami menepis semua desas-desus yang ada dengan natural, tanpa terlihat bahwa Riri sedang berada di pihak kami. Riri juga diharuskan melaporkan semua desas-desus yang beredar pada kami, yang bersifat baik juga yang bersifat buruk. Sebagai imbalannya, kami akan berusaha membantunya tetap aman dari masalah yang mungkin timbul akibat kasus Zenatta.     

Di dalam perjanjian itu, kami tak berkewajiban untuk memberi tahu Riri tentang kejadian yang sesungguhnya. Hingga memberi kami keleluasaan untuk menutupi yang tak perlu dia ketahui.     

Riri menghela napas setelah membaca lembaran perjanjian di tangannya, "Ga heran kenapa pada ga mau punya urusan jelek sama kalian. Kalian selalu prepare pakai perjanjian tertulis begini."     

"Kamu terima atau ga, itu pilihan kamu. Karena kamu yang butuh kita. Kita ga pernah masalah kalau kamu ga mau kerja sama." ujar Astro setelah meneguk cappucinonya.     

"Fine." ujar Riri sambil membubuhkan tanda tangan di kertas dan menyodorkannya kembali pada Astro.     

Astro mengecek lembaran kertas yang telah ditandatangani oleh Riri dengan teliti dan menandatangani bagiannya. Lalu menyodorkan lembaran salinan untuk Riri.     

"Bisa kita mulai sekarang?" Astro bertanya.     

"Okay. Apa yang kamu mau tau?"     

"Apa aja yang kalian bahas abis resepsi kita?"     

"Angel video call aku abis dia denger kabar dari anak-anak kalau ada ledakan di resepsi kalian. Kita bahas soal siapa yang mungkin bikin ledakan itu. Angel punya pendapat yang bikin ledakan itu kalian sendiri, tapi aku ga percaya. Mana mungkin kalian bikin ledakan sendiri di acara penting? Oh iya, sebelum video call aku, Angel sempet nanya di grup, tapi aku jawab aku ga tau. Zenatta udah ga bales chat grup lagi waktu itu."     

Aku dan Astro saling bertatapan sebelum kembali menatap Riri. Sebetulnya pendapat Angel benar. Ledakan itu adalah strategi kakek Arya untuk mengevakuasi tamu dengan cepat. Kakek tak ingin melibatkan orang lain dalam urusan kami dengan Zenatta karena kakek tahu Zenatta berbahaya.     

"Kamu bahas soal itu ke orang lain selain ke Angel?" Astro bertanya.     

"Aku bahas bareng Bintang sama Ola. Aku ga tau mereka bahas itu ke siapa aja, tapi aku bilang aku ga tau siapa yang bikin ledakan."     

Kurasa sekarang aku tahu kenapa ada desas-desus tentang ledakan itu saat pertemuan kemarin. Walau kebenarannya masih belum terbuka, tapi aku memang sedikit merasa khawatir.     

"Kamu cerita soal Zenatta jadi tersangka ke orang lain?" Astro bertanya.     

Riri menggeleng, "Aku cuma denger soal itu waktu kenalan papa ngobrol sama papa, tapi aku ga tau kalau kenalan papa yang staf pengadilan itu bahas itu ke orang lain juga."     

"Kemarin aku denger katanya ada gosip Zenatta punya perjanjian sama Astro. Kamu tau itu gosip dari mana?" aku bertanya.     

"Katanya ada yang denger waktu Zenatta ngobrol sama kalian di pelaminan, tapi dia ga mau disebut namanya jadi cuma gosipnya aja yang nyebar. Aku ga tau siapa yang nyebarin."     

"Ada yang lain yang kamu bahas bareng Angel selain bahas ledakan?" Astro bertanya.     

"Kita bahas soal kalian dari kita masih SMA dulu. Angel bilang kalau aja dia tau Zenatta ternyata manfaatin dia, dia ga bakal segitu pengennya jadi pacar kamu. Dia kayanya nyesel pernah punya masalah sama kalian dulu."     

"Tapi dia ngeblokir nomorku. Kamu tau kira-kira dia kenapa?" Astro bertanya.     

Rii menaikkan bahu, "Dia cuma mau move on mungkin. Dia pacaran sama Donny kan cuma karena dia kesel dikeluarin dari tim robotik dulu. Kebetulan Donny bisa diajak main. Aku kasihan sih sama Donny. Untung Donny mutusin Angel duluan."     

Ternyata ucapan Xavier dan dugaanku tentang Donny yang dimanfaatkan oleh Angel adalah benar.     

"Bukannya beberapa bulan lalu kalian sempet deket sama Donny?"     

"Donny deket karena ada maunya. Sekarang udah ngejauh lagi. Dia juga kemarin ga dateng ke pertemuan. Kamu punya informasi soal Donny?"     

"Aku ga begitu deket sama Donny jadi aku ga tau banyak. Donny biasanya cuma deket sama Angel waktu mereka masih jadian, tapi mereka udah lumayan lama putus. Aku juga ga tau gimana Donny sekarang."     

Entah kenapa aku mengingat saat Donny memberi pengakuan padaku bahwa dia menyukaiku. Aku tak sepenuhnya percaya padanya saat itu, tapijika keterangannya benar, mungkin saja dia memutuskan Angel karena aku.     

Aku hampir saja mengutuk diriku sendiri yang justru memilih untuk membuat kesepakatan dengannya untuk bekerja untuknya selama satu setengah tahun. Namun aku segera menepis semua pikiran buruk saat menatap Astro. Kurasa semua itu tak perlu terlalu pikirkan. Membuat Astro kehilangan salah satu musuhnya adalah hal baik, bukan?     

Tunggu sebentar....     

"Kamu tau Astro punya musuh? Maksudku ... ada orang-orang yang ga suka sama Astro. Mungkin kamu pernah denger soal gosip semacem itu?" aku bertanya.     

Riri terlihat berpikir keras. Mungkin dia sedang mengingat semua percakapan yang pernah dia lakukan atau yang secara tak sengaja dia dengar.     

"Kalau Astro, setauku ga ada yang berani ambil resiko walaupun ga suka, tapi ... aku pernah denger ada yang mau coba ngisengin kamu, Za."     

"Aku?" aku bertanya dengan tatapan tak percaya.     

Riri mengangguk, "Banyak cewek yang ga suka sama kamu deket Astro, tapi sekarang kalian udah nikah. Banyak yang patah hati kalau kamu mau tau. Em ... kamu tau kenapa banyak yang tau nomor Astro? Karena ada grup chat rahasia yang nyebarin nomor khusus calon suami idaman."     

Jeanny pernah menyebutkan tentang hal itu padaku saat kami berkumpul di PAMMITS. Jeanny bahkan memperingatiku bahwa mungkin akan ada perempuan yang terus mengganggu Astro walau Astro berusaha mengabaikannya.     

"Kamu ada di grup chat itu?" aku bertanya.     

Riri menggeleng, "Setauku Angel ada di sana. Ga tau sekarang dia masih gabung di grup itu atau ga."     

Aku menoleh untuk menatap Astro. Sepertinya Astro terkejut walau tatapannya terlihat tenang.     

"Bisa kasih aku link grupnya?" Astro bertanya.     

"Ga bisa sembarang orang bisa masuk grup itu. Itu grup rahasia. Kamu harus punya kenalan yang ada di grup itu juga. Nanti dia yang minta admin buat masukin nomor kamu ke sana." ujar Riri.     

"Maksud kamu ada seleksi dulu?" aku bertanya untuk memastikan dugaanku.     

Riri hanya mengangguk.     

Entah bagaimana aku membayangkan kami sedang menyadap handphone Angel dan memeriksa semua pesan miliknya. Lalu meminta Axelle atau Paolo mengirimkan virus, membuat kerusuhan atau menelusuri siapa adminnya hingga membuat grup itu mati dengan sendirinya.     

"Oh iya aku kemarin sempet denger obrolan kalian di pertemuan. Soal Gerard yang dulunya temen kecil Faza. Aku dengernya ga sengaja karena kebetulan lagi jalan deket sofa kalian ngumpul. Zenatta pernah bilang dia nyiapin hadiah spesial buat kalian. Tadinya aku pikir dia bahas soal lukisannya, tapi kayaknya maksudnya Gerard yang jadi hadiahnya." ujar Riri.     

"Maksud kamu gimana?" aku bertanya.     

"Maksudku ... kalau aku nginget-inget cara Zenatta ngomong. Kayaknya yang dimaksud hadiah spesial buat kalian itu Gerard. Bukan lukisannya."     

=======     

Semoga readers selalu sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : iamno     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow aku di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, kasih rank di setiap chapter, tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini yaa.. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.