Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Legenda



Legenda

0"Faza tau tentang legenda Rawa Pening?" Kakek bertanya.     

"Danau Rawa Pening?" aku bertanya untuk memastikan pemahamanku.     

Kakek mengangguk, "Faza tau ada legenda di sana?"     

Aku menggeleng. Aku hanya tahu ada sebuah benteng di area danau itu, tapi tak pernah tahu tentang legenda apapun.     

Kakek Arya terdiam sebelum mulai bicara, "Legendanya begini. Dulu ... di lembah antara Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo, ada satu desa. Di desa itu ada sepasang suami-istri. Mereka dikenal pemurah, penolong, dan dihormati masyarakat. Sayangnya mereka belum punya anak walau hidup rukun.     

Satu hari si istri duduk di depan rumah, suami nanya kenapa istrinya kelihatan sedih? Istrinya bilang dia ngerasa kesepian, apalagi kalau suaminya pergi. Andai di rumah itu ada bayi mungkin akan lebih ramai. Besoknya, si suami berangkat ke lereng Gunung Telomoyo. Dia bertapa dan ninggalin istrinya berbulan-bulan.     

Sampai suatu hari, istrinya mual dan muntah-muntah. Dia pikir mungkin dia hamil, ternyata benar karena perutnya makin besar. Sampai waktunya dia melahirkan, dia kaget karena anak yang dia lahirkan adalah seekor naga."     

Aku berusaha mencerna setiap kalimat dari Kakek dengan konsentrasi penuh, tapi bagaimana mungkin seorang wanita melahirkan seekor naga?     

Aah, aku lupa. Itu hanya legenda, bukan?     

"Si istri ngasih nama ke anak itu : Baru Klinthing, artinya Lonceng Brahmana. Nama itu diambil dari nama tombak pusaka suaminya. Anehnya, naga ini bisa ngomong kayak manusia. Walau dia seneng karena punya anak, dia malu kalau ketauan warga. Dia punya niat mengasingkan naga itu, tapi dia harus ngerawat naga itu dulu biar bisa nempuh perjalanan jauh.      

Sampai naga itu remaja, dia nanya apa dia punya ayah? Ibunya ngasih tau ayahnya bertapa di lereng Gunung Telomoyo dan minta naga itu ke sana bawa tombak pusaka milik ayahnya. Si naga berangkat dan ketemu ayahnya. Ayahnya yang bertapa kaget karena ketemu naga bisa ngomong bahasa manusia. Naga itu bilang, dia adalah anaknya dengan bukti tombak pusaka kepunyaan si ayah. Ayahnya percaya, tapi dengan satu syarat : naga itu harus bisa ngelingkari Gunung Telomoyo.     

Karena naga ini sakti, dia berhasil ngelingkarin Gunung Telomoyo dan ayahnya mau mengakui naga jadi anaknya. Ayahnya bilang ke naga itu, kalau dia mau berubah jadi manusia, dia harus bertapa di Bukit Tugur. Berangkatlah naga ke sana.     

Di deket bukit Tugur ada satu desa. Desa ini makmur, tapi warga desanya angkuh. Mereka mau bikin acara bersih desa (acara pesta sedekah bumi setelah panen). Di sana digelar pertunjukan seni dan tari, makanan dan jamuan disajikan jadi hidangan untuk semua tamu undangan. Untuk bikin hidangan itu, warga ramai-ramai berburu di Bukit Tugur.     

Seharian mereka berburu, belum ada binatang yang tertangkap. Mujur buat mereka, waktu mereka mau pulang ke desa, mereka lihat naga bertapa. Naga itu, si Baru Klinthing. Mereka ramai-ramai menangkap dan motong-motong dagingnya. Sampai di desa, daging naga itu mereka masak jadi hidangan pesta.     

Waktu warga desa lagi asyik pesta, dateng anak laki-laki yang badannya banyak luka dan bau amis. Katanya anak laki-laki itu adalah wujud manusianya Baru Klinthing. Karena lapar, si Baru Klinthing ikut gabung di pesta itu. Waktu dia minta makanan ke warga, ga ada satu pun yang mau ngasih makan. Mereka justru maki-maki dan ngusir.     

Baru Klinthing pergi, tapi di tengah perjalanan dia ketemu janda tua. Janda itu kasihan sama Baru Klinthing. Dia ngajak Baru Klinthing ke rumahnya dan dikasih makan. Baru Klinthing baru tau setelah makan ternyata janda itu ga diundang ke pesta karena warga ga sudi liat penampilan janda yang bikin jijik.     

Baru Klinthing berniat ngasih pelajaran ke warga desa. Dia bilang ke janda itu, kalau nanti denger suara gemuruh, janda itu harus siapin lesung kayu (alat menumbuk padi). Setelah itu Baru Klinthing kembali ke pesta bawa sebatang lidi. Sampai di tengah keramaian, dia tancap lidi itu ke tanah. Dia bilang : kalau kalian ngerasa hebat, kalian pasti bisa cabut lidi itu.     

Karena ngerasa diremehin, warga ramai-ramai nyabut lidi. Awalnya anak kecil yang disuruh nyabut karena mereka dianggap paling lemah, tapi mereka semua gagal. Giliran perempuan, semuanya tetep gagal. Akhirnya laki-laki yang dianggap kuat maju, tapi ga ada seorang pun dari mereka yang bisa cabut lidi itu.     

Karena semua orang gagal, Baru Klinthing maju dan cabut lidi. Begitu lidi tercabut, ada suara guruh di desa. Ga lama, ada air nyembur keluar dari bekas tancapan lidi. Makin lama semburan air makin besar, sampai ada banjir. Semua penduduk pergi dan desa itu berubah jadi rawa.     

Setelah nyabut lidi, Baru Klinthing lari nemuin janda yang nunggu di atas lesung. Mereka pergi pakai lesung itu jadi perahu. Konon katanya, setelah peristiwa itu Baru Klinthing berubah bentuk jadi naga lagi untuk jaga rawa."     

Kenudian Kakek terdiam. Mungkin Kakek sudah selesai menceritakan kisah legendanya. Namun apa hubungannya dengan perjanjian yang Zenatta maksudkan? Aku mengingat dengan jelas, tak ada kata-kata perjanjian dalam legenda yang diceritakannya tadi.     

"Faza ... ga ngerti." ujarku untuk memecah keheningan yang tiba-tiba terjadi. Kami tidak sedang saling bermain siapa yang bertahan diam paling lama yang menjadi pemenangnya bukan?     

Kakek tersenyum padaku, "Apa nilai yang Faza bisa ambil dari legenda tadi?"     

Aku menatap Kakek tak percaya. Aku sama sekali tak memiliki kalimat untuk menjawab pertanyaannya. Kurasa sekarang aku pasti terlihat bodoh sekali.     

"Kakek bercanda." ujar Kakek dengan senyum masih terkembang di bibirnya.     

Aku menoleh untuk menatap Astro, dia juga sedang tersenyum padaku. Aku tahu senyum Kakek memang mirip sekali dengan senyum Astro sejak pertama kali aku datang ke mansion ini. Aku hanya belum terbiasa melihatnya.     

"Faza harus dengar satu cerita lama lagi." ujar Kakek, yang membuatku menoleh padanya.     

Sebetulnya ada berapa cerita yang dimiliki keluarga ini? Kenapa begitu rumit hingga harus menceritakan sebuah legenda lebih dulu?     

Aku mengangguk walau kepalaku mulai terasa berdenyut mengganggu. Namun aku tak memiliki pilihan lain, bukan?     

=======     

Mau mengingatkan kembali, novel ini adalah fiksi ya. Soalnya kadang saking menghayati baca jadi nganggep nyata, hehehe     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSI.F di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta buat kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.