Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Mengerikan



Mengerikan

1Aku sedang menatap barang-barang dari semua seserahan dan hadiah pernikahan yang sudah dibuka. Aku sudah tahu semua isi dari seserahan yang Astro berikan padaku karena sudah melihatnya sebelum menikah, tapi isi hadiah pernikahan dari semua orang membuatku terkejut.     

Mereka memberi kami berbagai warna bed cover, boneka couple, berbagai perkakas rumah tangga, pakaian couple, tas, sepatu, buku, uang tunai, lingerie, bikini, pakaian dalam, beberapa suplemen penambah stamina saat bercinta, lebih dari selusin pak kondom, juga tiga pak alat pengukur kehamilan. Bahkan ada benda-benda tak wajar seperti borgol, cambuk, dan alat aneh lainnya.     

Aku hampir saja menutup wajah setelah menatapi semuanya. Semua barang-barang itu membuatku bingung harus kuapakan. Terutama benda-benda aneh yang berasal dari teman-teman kami.     

"Mau buka sekarang?" Astro bertanya sambil memegang hadiah yang Denada berikan padaku. Aku sengaja meninggalkannya untuk kubuka paling akhir.     

Aku menatapnya ragu-ragu. Bagaimana jika itu adalah benda aneh lainnya? Denada sudah berkata aku harus memakainya.     

"Buka aja deh." ujarku pada akhirnya.     

Denada pasti akan marah jika aku tak tahu apa isi hadiah pernikahan darinya. Aku tak akan memakainya jika itu terlalu memalukan.     

Aku melirik jam di dinding ruang tamu, pukul 23.27. Saharusnya kami sudah tidur sejak tadi. Setelah percakapan konyol kami tadi, entah bagaimana kami justru bercinta beberapa kali. Aku bahkan tak tahu apakah kami benar-benar baik-baik saja, tapi rasa kesal dan amarahku sudah pergi.     

Aku berkata pada Astro aku tidak memaafkan perbuatannya, tapi sepertinya dia benar-benar menerimanya. Dia tak menyinggung tentang hal itu lagi hingga sekarang. Dia bahkan memasak makanan kesukaanku saat aku tertidur setelah kami bercinta. Entah apakah itu adalah salah satu bentuk permintaan maaf darinya, tapi aku menghargai usahanya.     

Astro mengecup pipiku dan membuatku menoleh padanya. Ada beberapa gaun tidur dengan aksen renda tanpa lengan yang terlihat sexy walaupun tidak transparan. Dugaanku tepat sekali, itu adalah lingerie.     

Astro menyodorkan dua buah buku padaku; buku kamasutra dan buku tentang kehamilan. Aku baru saja akan menaruhnya di meja saat jariku meraba sesuatu di balik buku. Ada dua tiket bioskop dan satu kartu bertuliskan tangan : I wish a long lasting marriage for both of you. Lots of love, Denada.     

Aku menghapus air mata haru yang menetes di pipi dan menoleh untuk menatap Astro. Kami baru saja bertengkar dan kartu ucapan dari Denada tiba-tiba membuat dadaku terasa sesak, tapi juga hangat secara bersamaan. Aku mengecup bibirnya, "Punya waktu buat nonton besok?"     

Astro melingkarkan kaki di tubuhku dan memelukku erat, "Besok ga bisa. Mau nonton malem minggu ini?"     

Aku mengangguk, "Thank you."     

Astro menggumam mengiyakan. Entah bagaimana, tapi sepertinya dia lebih berhati-hati dalam bertindak. Dia bahkan bertanya apakah aku menyukai yang dia lakukan atau tidak saat kami bercinta, yang justru membuatku merasa malu.     

"Aku mau bikin satu kamar di sini jadi studio. Nanti aku kasih tau kamu gimana caranya aku nyelipin subliminal message di backsound tutorial game akun youtube-ku. Ruangan kedap suara di rumah mahar bisa kamu pakai buat ruang penyimpanan." ujarnya sambil mengelus rambutku.     

"Okay. Aku mau beli samsak sama beberapa peralatan olahraga. Aku taruh di kamar satu lagi yang kosong ya?"     

Astro mengangguk, "Mau bikin taman di atap kayak rumah mahar?"     

"Boleh?"     

"Boleh. Kenapa ga? Nanti kita pasang kanopi transparan sama taruh sofa di sana. Mau taruh rak buku juga?"     

Aku mengangguk dan mengecup bibirnya. Mungkin aku akan lebih menyukai atap rumah ini nanti dibandingkan dengan atap rumah maharku.     

"Mau lagi?" Astro bertanya sambil mengelus punggungku.     

Aku menatapnya tak percaya, "Kurang?"     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Aku mau liat kamu pakai lingerie dari Denada."     

Aah, laki-laki ini benar-benar ....     

"Ini udah malem banget, kamu tau? Kamu ga kerja hari ini?" aku bertanya sambil mengamit tangannya yang merayapi punggungku dan menggenggamnya.     

"Besok aja kerjanya. Aku mau manjain kamu hari ini. Sebagai permintaan maaf."     

Sepertinya wajahku memerah sekarang, "Kamu ga perlu minta maaf. Permintaan maaf kamu udah kutolak berkali-kali."     

"Ga masalah. Aku akan tetep minta maaf walau kamu tolak."     

"Keras kepala."     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Emang. Kamu baru tau?"     

Aku memberinya tatapan sebal, "Coba cerita, rahasia apa lagi yang kamu sembunyiin dari aku."     

"Udah siap kalau aku kasih tau semuanya?"     

Aku mengangguk dan diam menunggunya bicara. Ini adalah momen yang paling kutunggu sejak lama.     

Astro menatapku lekat sebelum mulai bicara, "Kamu inget waktu pertama kita keliling bawa sepeda bareng? Aku cuma pura-pura ga suka minum sari kedelai karena pengen liat kamu ngerayu aku."     

Astaga, yang benar saja?     

"Aku punya banyak surat cinta buat kamu yang aku tulis waktu puber sampai sebelum kita nikah. Nanti aku kasih liat kalau pulang."     

Tunggu sebentar ....     

"Aku punya ratusan foto candid kamu, tapi aku masukin ke aplikasi rahasia, jadi kamu ga pernah tau."     

Apa yang baru saja kudengar?     

"Kamu inget pertama kali aku ajak kamu ke resto? Aku hampir ngelamar kamu. Aku udah ngantongin cincin, tapi aku batalin karena aku udah ngasih kamu satu cincin bikinanku."     

Aku menutup mulut untuk menahan keterkejutanku.     

"Aku punya kerja sama bareng Hendry. Aku jadi komposer rahasia dia dua tahun buat jaminan kamu ga perlu masuk label rekaman dia. Sekarang udah jalan hampir setahun, masih ada setahun lebih."     

"Apa?"     

"Aku minta dia ga ganggu kamu, Honey. Dia ga akan lepasin kamu kalau aja aku ga nahan dia. Dia udah hampir pakai cara licik dari pertama kamu ikut pertemuan."     

Aku menatapnya dalam diam. Aku terkejut sekali. Aku sudah tahu Hendry tak akan melepas bakat yang dia lihat dengan mudah. Aku sudah melihat tatapan matanya saat memberiku kartu nama, juga saat dia melihat Zen bermain gitar di ruang kantornya.     

"Kamu tau kenapa cuma Angel sama Riri yang ganggu kamu waktu sekolah dulu? Padahal ada banyak laki-laki yang suka sama kamu, tapi cuma Zen yang nyatain perasaan."     

"Kenapa?"     

"Karena aku nyebarin gosip siapapun yang berani nembak atau ganggu kamu bakal berurusan sama Paolo."     

"Paolo?"     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Dia terkenal jago nge-hack dari dulu. Siapa coba yang mau aibnya kesebar? Ga sebanding sama percobaan mereka buat iseng atau nembak kamu kan?"     

Astaga! Laki-laki ini benar-benar mengerikan.     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSI.F di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta buat kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.