Hidup
Hidup
Yang menarik dari laporan itu adalah Zenatta, Gerard dan Om Neil berkata mereka melakukannya karena keluarganya memiliki perjanjian tertulis yang dibuktikan dengan surat dari Kakek Indra. Yang membuktikan dugaan Kakek Arya tentang keluarga Zenatta yang masih menyimpan surat-surat dari Kakek Indra.
Di laporan itu disebutkan tentang isi surat Kakek Indra yang ternyata menyetujui ajakan Kakek Tedjo untuk saling menikahkan anak mereka demi kepentingan bisnis. Sialnya, ada tanda tangan Kakek Indra di surat itu.
Saat aku merasa sangat gusar, ternyata ada informasi tambahan dari Kyle bahwa Kakek Indra pernah mengirimkan surat pembatalan perjanjian setelah anaknya, Kakek Dirgha, menikah. Surat itu seharusnya berada di tangan keluarga Zenatta, tapi mereka tidak mengakuinya. Saat surat balasan dari Kakek Tedjo akan ditampilkan di persidangan, tiba-tiba keadaan berubah menjadi ricuh karena Om Neil bertingkah, hingga akan dilanjutkan di persidangan berikutnya.
"Mereka sengaja ya?" aku bertanya sambil menaruh gelas di meja makan.
"Mungkin. Kita harus siapin mental. Kita udah punya cukup bukti. Yang bisa bikin perkiraan kita meleset cuma cara kita menyikapi." ujar Astro dengan serius.
Aku mengangguk. Aku tahu dia benar. Dia sudah lebih berpengalaman menghadapi jalannya sidang karena kasusnya dengan Cokro dan Dissa berbulan-bulan yang lalu.
Aku bisa mengerti jika dia merasa khawatir padaku. Aku mungkin akan membuat jalannya persidangan menjadi kacau jika tak pandai mengelola emosi, "Aku masih inget kok sama mantra nervous kamu. Aku bisa pakai itu nanti."
Astro tersenyum tipis, "Kamu pasti bisa."
Aku tersenyum manis padanya. Satu hal yang kusukai darinya adalah dia selalu memberiku semangat dan meyakinkanku bahwa aku bisa melakukan semua hal, "Aku bisa."
Astro mengelus puncak kepalaku dan mengecup dahiku, "How was your day?"
"Biasa aja. Bersih-bersih, masak, ngelukis, ngecek laporan dari Pak Bruce. Mm, sempet olahraga sebentar. Abis itu baca buku sambil nunggu kamu pulang."
"Perlu asisten buat bersih-bersih?"
Aku menggeleng. Rumah rahasia ini memang besar, tapi aku suka membersihkannya sendiri. Aku selalu mengingat Bunda saat melakukannya. Bunda selalu mengerjakan semua pekerjaannya seorang diri.
Aah, tidak.
Terkadang Ayah juga membantu. Namun sebagian besar pekerjaan rumah dikerjakan oleh Bunda. Menurutku Bunda keren sekali.
"Yakin ga capek?"
"Ga kok. Aku seneng ngerjainnya. Berasa kayak Bunda."
"Kalau capek bilang ya. Aku bisa minta Kyle cari orang yang bisa dipercaya." ujarnya dengan tatapan khawatir yang jelas sekali.
Aku mengangguk, "Nanti aku bilang. Sekarang ga perlu."
"Okay. Ada yang bisa aku bantu?"
"Ga ada, Honey. Kamu fokus kerja aja. Waktuku lebih banyak dibanding kamu. Aku masih bisa ngerjain semuanya sendiri kok."
Astro terlihat berpikir sebelum bicara, "Gimana kalau kita bikin jadwal masak? Pagi kamu yang masak, malem aku yang masak."
Aku menatapnya dalam diam selama beberapa lama. Entah bagaimana, tapi aku merasa beruntung memiliki suami dirinya. Dia memang posesif dan menyebalkan, tapi juga sangat perhatian padaku. Dia baru saja membuatku terharu. Aku mengamit kedua tangannya dan menggenggamnya, "Thank you, tapi sementara ini aku aja yang masak. Kamu fokus sama kerjaan kamu aja, ya?"
Astro mengangguk, "Okay."
"How was your day?"
"Biasa aja. Kuliah kayak biasa, deadline kayak biasa, kerjaanku juga itu-itu juga, tapi nanti aku kerja sampai malem ya. Kamu bisa tidur duluan."
"Ga mau. Aku mau nemenin kamu kerja."
Astro menatapku tak percaya, "Aku bisa kerja sampai tengah malem."
"Ga masalah buatku."
"Kamu lagi ngode minta dimanjain ya?"
Aku memberinya tatapan sebal, "Bukan gitu. Aku jadi ga biasa kalau tidur ga ada kamu."
Astro meneliti ekspresiku dengan tatapan menyelidik, "Bener?"
"Iya."
"Tapi kalau ngantuk kamu tidur duluan ya."
Aku mengangguk, "Kamu mau ngerjain apa?"
"Koordinasi sama tim robot."
"Tim robotik kampus?"
"Bukan, Honey. Tim robot ekspedisi bawah laut. Robot yang kemarin dites ternyata rusak."
Aku memang tak mengerti tentang robot seperti dirinya, tapi sepertinya perkerjaan itu mungkin memang akan membutuhkan banyak waktu dan konsentrasi, "Kalau kamu mau nginep di apartemen buat kerja, bilang ya. Di sini agak berisik."
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa dan mengecup bibirku, "Pengertian banget istriku."
"Emang kamu mau ngarep perhatian dari siapa lagi kalau bukan dari aku?" aku bertanya sambil mencubit pipinya.
Astro tersenyum bodoh. Terkadang dia memang konyol, tapi dia terlihat lebih konyol saat mengeluarkan ekspresi ini.
"Ada yang mau kamu makan?"
"Aku mau makan kamu."
"Serius, Astro."
"Serius. Ke kamar yuk." ujarnya sambil menggigit ujung bibirnya.
Aku akan mengabaikannya. Aku bangkit dan membuka kulkas. Kemudian mengeluarkan ayam, sayuran dan bahan-bahan lain. Aku menoleh untuk menatapnya, "Aku bikin ayam goreng sama salad kentang ya."
Astro sedang menopang dagu dengan tangan. Dia mengangguk padaku dan memberiku senyum menggodanya yang biasa.
Sebetulnya aku merasa bersyukur karena sering mengganggu Bunda saat Bunda sedang memasak dulu. Karena ternyata gangguanku membuatku mampu mengingat berbagai resep masakan Bunda yang kusukai.
Aku tak dapat menyembunyikan senyum di bibirku. Seperti inikah rasanya menjadi seorang istri? Sepertinya aku menyukai peran ini.
Aku menoleh untuk mengecek keberadaan Astro. Dia sudah berkutat dengan laptopnya. Mungkin dia sedang bekerja atau mengerjakan salah satu deadline entah yang mana.
Tiba-tiba aku mengingat kenangan saat sedang memperhatikan Ayah bekerja. Bunda selalu membuatkan jahe susu hangat untuk Ayah. Sepertinya aku akan membuatkannya untuk Astro setelah mencari resepnya.
"Mau coklat panas, Honey?" aku bertanya.
Astro menoleh untuk menatapku, "Boleh kalau kamu ga terlalu repot."
"Ga repot kok."
"Thank you."
"My pleasure."
Kami saling menatap selama beberapa saat. Entah bagaimana, tapi hatiku terasa hangat.
"Jangan bengong, Honey. Nanti ayamnya hidup lagi." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa.
Aah, dia membuatku tertawa.
Bagaimana mungkin ada ayam yang sudah mati, hidup kembali hanya karena aku melamun? Dia konyol sekali.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSI.F di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.
Banyak cinta buat kalian, readers!
Regards,
-nou-