Terjebak
Terjebak
Sekarang Astro sedang mengajakku berjalan menyusuri pantai sambil memeluk pinggangku sepanjang jalan untuk meredakan kekesalanku, "Jangan cemberut terus begitu. Nanti cantiknya dibawa penyu."
Aku memberinya tatapan sebal, "Kalau kamu ga terlalu nafsu kan aku bisa ketemu mereka dulu sebelum pulang. Aku jadi keliatan ga sopan banget, kamu tau?"
Astro menghela napas, "Okay, I'm sorry. Harusnya aku kasih kamu kesempatan ketemu mereka dulu."
"Udah telat."
Astro meraih kepalaku dan mengecup dahiku, tapi tak mengatakan apapun. Kemudian mengajakku duduk di tepi pantai. Matahari menggantung rendah sekali, bahkan hampir tertelan laut yang membiaskan cahaya jingganya yang menawan. Dia menggenggam tanganju dan mengecupnya, "Aku udah tepatin janjiku ya."
Aku menoleh untuk menatapnya dan baru saja mengingat, dia pernah membuat gambar karakter kami berdua sedang berpelukan di tepi pantai menatap matahari tenggelam.
"Kamu udah rencanain ini semua dari waktu kamu bikin gambar karakter kita itu?" aku bertanya.
Astro hanya menggumam mengiyakan, lalu menyandarkan kepalaku di dadanya dan memeluk pinggangku lebih erat. Aku bisa membayangkan betapa sibuknya dia mempersiapkan segalanya dan memastikan aku tak mengendus rencananya. Sepertinya aku baru saja menyadari dia sangat hati-hati dan mempersiapkan segala kemungkinannya dengan baik.
Aku meraih wajahnya dan mengecup pipinya, "Thank you, Honey."
"Aku udah janji sama ayah kamu buat bikin kamu bahagia semampuku."
Entah bagaimana hatiku terasa hangat. Sejak kami menikah, ini adalah momen pertama kami bisa berbincang tanpa ada kegiatan intim lainnya. Aku ingin berlama-lama menghabiskan waktu seperti ini dengannya.
Dia benar-benar menyebalkan. Bagaimana mungkin dia membuat suasana hatiku berubah begitu cepat?
"Ada yang mau kamu minta dariku?" aku bertanya sambil mengelus pipinya.
Astro menggeleng, "Aku udah dapetin yang aku mau dari kamu, Honey. Aku cuma mau kamu sehat biar bisa nemenin aku terus."
Aku menoleh padanya untuk meneliti raut wajahnya, "Itu aja? Aku kan sehat."
"Maksudku sehat terus, Honey. Kita masih muda. Kamu masih harus nemenin aku empat puluh tahun lebih."
Entah kenapa tiba-tiba aku tertawa saat membayangkannya berubah menjadi tua, tapi dia memberiku tatapan tajam yang membuatku mengalihkan wajah untuk menatap matahari yang mulai tenggelam.
"Aku ga bercanda, kamu tau?" ujarnya sambil mencubit pipiku.
"Iya, aku tau. Kamu pasti ga bisa jauh-jauh dari aku kan?" ujarku yang tiba-tiba melepas tawa. Mengingat bagaimana tingkahnya sejak kami menikah, kurasa dia tak akan membiarkanku berjauhan dengannya apapun yang terjadi.
"Kamu ga tau ya aku kecanduan kamu?" ujarnya sambil mencubit kedua pipiku.
"Hahaha, aku tau. Jangan nyubit, ih, sakit." ujarku sambil mencoba melepas tangannya dari pipiku.
"Kalau macem-macem nanti aku ga ijinin kamu keluar kamar lagi." ujarnya sambil melepas cubitannya.
"Jahat."
"Rrgh, balik ke kamar aja yuk." ujarnya sambil memelukku erat dan mengecup puncak kepalaku.
"Seriously? Kita duduk di sini belum ada setengah jam."
"Tapi kita jadi ga bisa ngapa-ngapain."
"Kamu lagi meluk aku sekarang. Ga ngapa-ngapain gimana?"
Astro tak menjawab kalimatku, tapi sepertinya aku tahu kenapa. Laki-laki ini benar-benar menyebalkan.
Aku menggeser tubuh dan menoleh untuk menatapnya dengan lebih baik, "Bukannya aku mau nolak kamu atau ga suka kamu manjain, tapi ada banyak hal lain yang bisa kita kerjain."
Astro menatapku dengan tatapan menderita. Andai saja ini kami belum menikah, aku tak akan tega melihatnya menatapku dengan tatapan itu. Dia sudah memuaskan hasratnya padaku berjam-jam hanya dalam waktu satu hari.
"Kita bisa bahas tentang masa depan. Samain visi. Apa yang mau kamu lakuin, apa yang aku mau. Itu lebih penting, kamu tau?"
"Bilang aja kamu ga mau aku ajakin making love lagi nanti."
Aku memberinya tatapan sebal, "Aku ga akan nolak kalau kamu minta, tapi aku butuh kita ngobrol. Aku bahkan ga tau kamu nyimpen rahasia apa aja dari aku. Aku udah berusaha nunggu buat kasih kamu kesempatan jelasin sendiri."
Astro terdiam sebelum menghela napas, "Sebenernya aku mau bahas itu nanti kalau kita pulang. Kamu ga sabaran banget sih? Aku kan masih mau ..."
"Kamu beneran tega ya liat aku ga bisa ngapa-ngapain? Kita bisa making love secukupnya, Honey. Nanti malem aku mau tidur. Kamu ga boleh ganggu."
"Seriously?"
"Aku serius. Kan kamu yang bilang kamu mau aku sehat. Aku bener-bener butuh istirahat."
Astro menatapku tak rela, "Kalau beberapa kali bisa kan? Kan tadi kamu bilang kamu ga akan nolak kalau aku minta."
"Sekali aja."
"Mana ..."
"Sekali atau ga sama sekali."
"Rrgh, kamu ga noleh nolak suami."
"Aku kan ga nolak. Aku cuma meminimalisir. Aku bisa sakit kalau kamu kayak gini terus. Kamu mau anak kesayangan Ayah kamu ini sakit? Kamu minta diajakin sparing ya?"
"Kan aku udah bilang, jangan ngadu. Kita selesaiin masalah kita sendiri." ujarnya sambil mencubit pipiku.
"Apanya yang selesaiin masalah sendiri. Aku ajak kamu ngobrol aja kamu fokusnya ke making love terus. Aku kan butuh kamu rencanain kehidupan kita setelah ini."
Astro terdiam sebelum bicara, "Okay, apa yang mau kamu bahas duluan?"
"Aku punya waktu setengah tahun sebelum kuliah dan jadi MABA lagi buat nyesuaiin diri jadi istri kamu, ngurusin toko baru, sama jadi pengurus galeri. Aku ga akan ikut kamu ke kampus selama setengah tahun itu. Kamu mau jemput aku atau aku bawa mobilku sendiri? Pasti repot banget kan kalau kamu harus nganter jemput aku ke mana-mana."
"Sementara kamu dianter jemput Jian dulu. Aku bisa bawa motor ke kampus, tapi aku yang anter jemput kalau aku punya waktu."
Aku mengangguk, "Kamu udah janji mau cerita semuanya kalau kita pulang nanti. Aku akan tagih sampai dapet."
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa dan mengecup bibirku, "Jangan kaget ya kalau udah tau. Kamu udah terjebak seumur hidup sama aku, kamu tau?"
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSI.F & TAMAT di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Banyak cinta buat kalian, readers!
Regards,
-nou-