Kaos
Kaos
"Mandi dulu, Honey." ujar Astro yang mengecup tengkukku dengan tiba-tiba hingga membuat bulu halusku meremang.
Aku mengusap tengkuk sambil memberinya tatapan sebal, "Jangan begitu."
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa dan memelukku erat dari belakang. Mengabaikan permintaanku sepertinya sudah menjadi kebiasaan baru baginya.
Kami baru saja selesai bercinta dan aku mencuri waktu untuk membawa laptop ke meja makan saat dia sedang mandi. Aku yang memintanya mandi lebih dulu karena ingin beristirahat sebentar.
"Siapa suruh kerja? Kita kan lagi honeymoon." bisiknya tepat di telingaku, yang membuat hangat napasnya membelai kulitku dan mengaktifkan titik sensitifku.
Aku mencoba melepaskan diri darinya walau dia bergeming, "Aku ga kerja, Honey. Aku cuma liat-liat desain."
"Keliatan kayak lagi kerja buatku. Aku udah nahan diri ga buka laptopku selama di sini, tapi kayaknya kamu emang ga bisa lepas dari laptop kamu ya?" ujarnya sambil mencubit pipiku.
"Aku kan baru buka laptop sekarang. Di Gili Meno ga dapet sinyal." ujarku sambil berusaha melepas tangannya dari pipiku.
"Matiin laptopnya. Kamu harus mandi, kamu tau? Aku udah ngisi bathtub pakai air hangat buat kamu." ujarnya sambil melepas pipiku.
Aku memberinya tatapan sebal, tapi sepertinya aku harus menurutinya. Aku mematikan laptop dan bangkit saat Astro masih memelukku.
"Aku mau mandi, Honey." ujarku saat Astro masih juga tak melepasku darinya.
Astro masih membawa handuk di bahunya, dengan dada telanjang dan celana boxer selulut. Aroma tubuhnya yang hangat membelai hidungku, membuatku ingin memeluknya sedikit lebih lama walau aku harus segera melepaskan diri darinya atau dia akan memintaku untuk menemaninya melepas hasratnya lagi.
"Kamu cocok pakai kaosku." ujarnya sambil menatapku lekat.
Aku memang menyambar kaosnya yang tergeletak sembarangan saat akan membawa laptop ke meja makan. Entah kenapa kaosnya terasa nyaman untukku. Mungkin karena ukurannya lebih besar dibandingkan dengan milikku.
"Keliatan sexy." ujarnya tiba-tiba.
Sepertinya wajahku memerah sekarang. Aku mencoba melepaskan diri darinya, "Aku mau mandi, Honey."
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Give me a kiss (Cium aku dulu)."
Aah, laki-laki ini benar-benar ....
Aku meraih wajahnya dan mengecup bibirnya, "Udah?"
Astro tersenyum lebar sekali dan melepasku, "Cepet mandi. Ini udah malem banget, kamu tau?"
Aku memberinya tatapan sebal, tapi tak mengatakan apapun. Memangnya ulah siapa yang membuatku harus mandi di jam seperti ini? Aku melirik jam di dinding, pukul 23.04.
Aku meninggalkannya yang masih menatapku lekat. Aku harus segera menghilang dari pandangannya sekarang atau dia bisa saja menarikku kembali ke pelukannya.
Aku melepas kaos Astro dan menaruhnya di sebelah wastafel, lalu membasuh tubuh dengan shower dan masuk bathtub. Aroma lavender menyeruak memasuki hidungku. Sepertinya Astro memang membawa bath bomb beraroma lavender ke manapun kami pergi.
Aku memejamkan mata perlahan. Aroma ini menenangkan sekali. Membuatku merasa lebih tenang dan berpikir dengan lebih baik.
Andai aku bisa membawa laptopku bersamaku, sepertinya aku menemukan ide bagaimana cara merambah dunia perhiasan. Namun jika aku melakukannya, Astro pasti akan kesal sekali. Mungkin aku memang harus menunggu untuk mengumpulkan informasi.
Sebetulnya pengalamanku melihat pembiakan mutiara bersama Astro hari ini berkesan sekali. Mungkin akan bagus jika aku memberinya saran untuk membuka kesempatan bagi turis untuk melihat proses budidaya mutiara.
Tunggu sebentar, budidaya mutiara itu milikku. Mungkin aku harus membicarakannya pada Opa.
Aku baru ingat, aku bahkan belum sempat berterima kasih pada Opa dan Oma, atau memperhatikan bagaimana perasaan keduanya setelah melepasku pada Astro beberapa hari yang lalu. Oma mungkin sedang merasa kesepian sekarang.
Aku menghela napas. Aku tahu aku bahagia. Aku hanya masih tak rela saat mengingat harus meninggalkan Opa dan Oma. Aku tak mungkin pulang setiap minggu setelah pindah ke Surabaya karena ada banyak hal yang harus kulakukan untuk membuka toko yang baru bersama Putri. Menjadi pengurus galeri juga pasti menghabiskan waktu.
Mungkinkah aku mengambil terlalu banyak pekerjaan? Aku mungkin bisa meluangkan lebih banyak waktu andai tak terlalu sibuk, bukan? Kesadaran ini membuatku merasa buruk dengan diriku sendiri. Seharusnya aku lebih memperhatikan waktu yang kumiliki.
Aku ingat Oma pernah berkata jika aku menjadi setua dirinya, aku akan merasa waktu cepat sekali berlalu. Namun kenapa di usiaku sekarang aku sudah merasakannya? Apakah karena aku terlalu banyak berpikir?
"Bisa-bisanya kamu tidur di sini." terdengar suara Astro tepat di sisiku hingga membuatku membuka mata dan menoleh untuk menatapnya. Dia sedang duduk di sebelah bathtub dan memandangiku seolah aku adalah hewan langka.
"Aku ga tidur. Aku cuma lagi mikir."
"Something bothering you (Ada yang ganggu pikiran kamu)?"
Aku menggeleng, "Cuma mikir hal-hal random kok."
Astro menatapku tak percaya, "Kamu harus ilangin kebiasaan kebanyakan mikir."
Aku memberinya tatapan sebal, "Bukannya kamu yang bilang kamu ga keberatan kalau aku baperan?"
"Kebanyakan mikir sama baperan beda, Honey." ujarnya sambil mengelus helaian rambut di dahiku.
Dia benar. Kenapa aku menganggapnya sama sesaat lalu?
Tunggu sebentar, "Kamu ga protes aku potong rambut?"
Astro menggeleng sambil mengamit tangan dan mencium jari-jariku, "Kyle bilang lebih bagus kalau kamu ganti style buat ngecoh mata-mata suruhan dia. Keselamatan kamu lebih penting buatku."
"Kamu masih ga mau ngasih tau siapa dia?"
"Nanti kamu tau, Honey. Aku ga mau kamu kebanyakan mikir. Kita lagi honeymoon, kamu tau?"
Sepertinya aku baru benar-benar menyadari dia menganggap bulan kami begitu penting. Aku memang sudah menyadari mungkin saja dia akan menjadi sangat sibuk setelah kami pulang nanti, tapi aku baru menyadari dia sedang menahan diri untuk tak menyentuh pekerjaan atau deadline selama bersamaku. Kesadaran ini tiba-tiba membuatku menyesal sudah mencuri waktu untuk mengecek laptop sesaat lalu.
Aku meraih wajahnya dan mengelusnya perlahan, "I'm sorry. Aku cuma kepo cari cara buat bikin desain perhiasan tadi. Aku ga niat kerja kok."
Astro memberiku senyum tipis yang membuatnya terlihat lebih dewasa, "Susah ternyata punya istri kepo kayak kamu. Kalau udah penasaran aku bisa dilupain."
Aku memberinya tatapan sebal sambil mencubit pipinya pelan, "Aku ga pernah lupa sama kamu."
Astro tersenyum lebar sekali dan mengecup tanganku yang digenggam olehnya walau aku sedang mencubit pipinya. Dia tampan sekali.
"Mau bahas masa depan sekarang, Honey?" tiba-tiba saja dia bertanya. Entah kenapa dia berubah pikiran. Dia selalu berkata akan membahasnya nanti setelah kami pulang.
"Kamu mau bahas sekarang?"
Astro menggangguk sambil terus mengecup tanganku, "Aku mungkin akan lanjutin kuliah ke luar negeri. Aku mau kamu ikut aku."
Aku memang sudah memperkirakan hal ini. Walau pekerjaannya banyak sekali, aku tahu dia pasti akan mengejar pendidikannya ke luar negeri. Kepintarannya terlalu sayang untuk disia-siakan, bukan?
"Aku ikut ke manapun kamu pergi, tapi kita tetep harus ijin Opa. Aku ga bisa tinggalin Opa sama Oma terlalu jauh tanpa ijin, kamu tau?"
Astro mengangguk, "Masih lama, Honey. Aku cuma mau kamu siapin diri."
"Kita nunda punya anak sampai semua pendidikan kita selesai kan?"
Astro menggumam mengiyakan, "Ga pa-pa kan? Kita kan masih muda. Aku ga mau kamu terlalu capek."
"Aku ikut keputusan kamu."
Astro tersenyum lebar sambil terus mengecup tanganku, "Undangan kita disebar besok. Aku saranin kamu ga buka sosmed sampai resepsi kita sukses."
Aku menghela napas. Aku sudah menebak hal ini akan terjadi. Aku mendekatkan wajah padanya dan mencumbu bibirnya sedikit dalam hingga kami terengah, "Mau sekali lagi?"
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSI.F & TAMAT di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Banyak cinta buat kalian, readers!
Regards,
-nou-