Normal
Normal
Akan membutuhkan banyak waktu jika kami harus kembali ke Gili Meno malam ini karena jaraknya yang mengelilingi setengah Pulau Lombok dari area pantai pink. Rommy ditugaskan kembali ke sana seorang diri untuk mengambil barang-barang kami yang tertinggal.
Astro menghela napas dan menyodorkan handphone miliknya padaku. Ada deretan daftar yang tersusun rapi, lengkap dengan tanggal dan jam. Sekarang aku tahu bagaimana caranya mengatur waktu dengan baik.
"Kakek mau kita nginep abis resepsi?" aku bertanya sambil meletakkan handphone miliknya di meja di samping tempat tidur.
Astro mengangguk, "Kamu harus siapin diri, Honey."
"Siapin diri buat apa?" aku bertanya sambil merebahkan tubuh di tempat tidur dan menyandarkan kepala di lengannya.
"Rahasia keluargaku." ujarnya sambil memelukku erat.
Aku tahu keluarganya memang menyimpan banyak hal yang privasi bagi mereka, tapi bukankah hal itu justru membuat orang lain berpikir macam-macam? Karena aku pun pernah menduga yang tak perlu.
Aku mendongak untuk menatapnya, "Ga bisa kasih tau aku sekarang?"
"Rahasia keluargaku, ga bisa. Cuma kakek yang bisa bahas itu, tapi kayaknya aku bisa kasih tau kamu satu rahasiaku." ujarnya sambil mengelus rambut ujung di dahiku.
"Tell me then (Kasih tau aku)."
"Aku pegang satu anak perusahaan ayah. Produksi robot ekspedisi bawah laut."
Sepertinya otakku baru saja berhenti bekerja. Apa yang baru saja dia katakan?
"Aku cuma bantu ngelola divisi itu. Kepemilikannya masih dipegang ayah. Mungkin nanti kalau kuliahku selesai akan turun ke tanganku."
"Bukannya kamu bilang mau lanjutin kuliah ke luar negeri?"
Astro menggumam dan mengecup dahiku, "Abis semua pendidikanku selesai."
Entah bagaimana aku harus menanggapinya. Aku tak dapat menemukan satu kalimat pun yang bisa kuutarakan padanya.
"But ... thanks to you, Honey." ujarnya sambil mengecup bibirku.
Entah bagaimana aku terlihat di matanya saat ini, tapi aku bisa menebak aku terlihat bodoh sekali.
"Aku ga tau kamu ngerti atau ga, tapi setelah kita nikah aku ngerasa lebih fokus. Aku ga khawatir kamu akan milih laki-laki lain. Aku juga lebih bisa ngendaliin diri sekarang."
"Ada hubungannya sama nafsu kamu lagi?" aku bertanya hanya untuk memastikan dugaanku.
Astro tertawa, "Kayaknya iya."
Kepalaku tiba-tiba berdenyut mengganggu. Bagaimana mungkin hal itu mengubah banyak hal? Aku masih tak bisa membayangkan harus menemaninya berjam-jam setiap malam. Bagaimana pula dengan jadwal bekerjanya nanti? Dia selalu bekerja tengah malam selama tiga jam sebelum tidur kembali.
"Honey." ujarku sambil mengelus wajahnya, membuatnya menghentikan tawanya. "Bukannya kamu harus bikin jadwal kerja baru?"
"Aku udah bikin."
"Serius?"
"Jam kerja tengah malemku aku ilangin buat nemenin kamu." ujarnya sambil mengecup bibirku.
Aku menatapnya tak percaya, "Seriously?"
"Aku serius. Kayaknya aku bisa selesaiin semuanya sebelum nemenin kamu tiap malem. Konsentrasiku bagus banget sekarang. Aku mau liat dulu. Semoga bisa." ujarnya dengan senyum tipis.
Aku benar-benar tak mengerti, tapi sepertinya aku harus menyesuaikan jadwal harianku dengannya. Aku menatapnya lekat, "Kamu bilang kamu pegang anak perusahaan Ayah, perusahaan Ayah mana yang kamu maksud?"
"Perusahaan pengolahan limbah."
Aku menatapnya dalam diam. Sepengetahuanku Ayah adalah pelaku bisnis kain ekspor impor. Opa bahkan mengambil stok kain dari Ayah. Aku tahu Opa lah yang mengoper bisnis ekspor impor itu pada Ayah untuk dikelola, tapi aku sama sekali tak tahu apapun tentang perusahaan pengolahan limbah yang baru saja Astro sebutkan.
Apakah itu rahasia? Tak mungkin, bukan? Menurutku memiliki perusahaan pengolahan limbah tak perlu dirahasiakan. Atau aku yang berpikir terlalu pendek?
"Ayah bikin perusahaan itu ga lama setelah terima bisnis dari opa karena ngerasa bersalah." ujar Astro.
"Ngerasa bersalah?"
"Kamu tau, limbah yang kebuang dari produksi tekstil bahaya banget buat ekosistem. Emang udah ada beberapa cara buat ngurangin bahayanya, tapi ayah lebih milih buat bikin perusahaan pengolahan limbah. Ceritanya panjang, Honey. Nanti kamu bisa tanya sendiri ke ayah kalau mau tau."
"Opa tau soal perusahaan itu?"
Astro mengangguk dan mengecup dahiku lama sekali. Bibirnya yang lembut dan napasnya yang hangat membuatku merasakan pemahaman baru di kepalaku.
"Berarti Opa juga tau kamu bantu ngelola anak perusahaan Ayah kan?"
Astro menggumam mengiyakan sambil mengecup kedua pipi dan mendarat di bibirku, dengan pelukannya terasa semakin erat.
"Kenapa ga ada yang ngasih tau aku soal ini?"
"Kerjaan kamu udah banyak. Ga perlu mikirin yang ga perlu kamu pikirin." ujarnya sambil menyusupkan tangan ke punggungku dan mengelusnya.
"Bukannya aku bakal tau juga nantinya?"
"Iya, tapi kamu tau setelah jadi istriku. Kita bisa tuker pikiran berdua. Ga kamu pikirin semuanya sendirian."
Dia benar.
"Sebentar." ujarku saat bibirnya baru saja akan merayap turun ke perutku.
Astro mendongak dan menungguku bicara. Dia memberiku tatapan yang selalu berhasil menghipnotisku sejak kami menikah, tapi dia harus menunggu sebentar. Dia harus menjelaskan sesuatu.
"Siapa yang bantu kamu ngelola anak perusahaan Ayah?" aku bertanya karena dia selalu memiliki seseorang yang membantunya.
Restoran dan resortnya memiliki Ray. Perusahaan gamenya memiliki Paolo dan Revi. Bahkan dia mempekerjakan pemilik usaha budidaya mutiara sebelumnya sebagai kaki tangannya. Seharusnya dia memiliki seseorang untuk membantunya mengurusi anak perusahaan Ayah, bukan?
"Ga ada. Aku kerja bareng karyawan ayah. Aku belum nemu orang yang bisa dipercaya buat handle divisi itu, tapi ayah banyak bantu ngarahin harus ngapain."
"Maksud kamu, kamu yang jadi kaki tangan Ayah?"
"Kurang lebih begitu. Ada lagi yang mau kamu tanya, Honey?"
"Kerjaan kamu ngurusin anak perusahaan itu yang selalu kerjain tiap tengah malem?"
Astro menggumam mengiyakan sambil membenamkan wajah di perutku. Tak bisakah dia bersabar sebentar?
Aku meraih wajahnya dan mengarahkannya untuk menatapku, "Trus apa hubungannya sama studio mini di kamar kamu? Kamu bikin studio mini bukan tanpa alasan kan?"
Astro terlihat berpikir sebelum bicara, "Studio itu aku pakai buat eksperimen nada."
Aku baru saja merasa aku bodoh sekali. Apa yang baru saja dia katakan?
"Kamu tau, gelombang suara bisa mempengaruhi keinginan seseorang. Misalnya kayak kamu denger melodi sedih, kamu ikut sedih. Kalau kamu denger melodi ceria, kamu ikut semangat. Tahun-tahun belakangan ini ada isu soal subliminal message*. Banyak pesan yang disusupin ke lagu-lagu populer, juga ke iklan. Aku lagi eksperimen soal itu."
"Kamu taruh eksperimen kamu di mana?"
"Di backsound video youtube tutorial game channel-ku."
Sepertinya aku baru menyadari sesuatu, "Apa itu ada hubungannya sama kamu yang bisa ngasih pesan persuasif di kata-kata kamu?"
"Ternyata kamu nyadar ya? Erm, itu alamiah. Aku belajar dari ibu."
Sepertinya dugaanku berbulan-bulan lalu tepat sekali. Saat itu aku menyadari Astro mungkin saja mempelajari kalimat persuasif dari ibunya.
"Gimana caranya kamu ngukur keberhasilan eksperimen nada itu?"
"Aku cek di komentar followerku."
"Berhasil?"
"Beberapa berhasil. Kebanyakan ga, atau ... mungkin butuh waktu."
Aku menatapnya dalam diam. Entah bagaimana, tapi aku bisa merasa dia bisa saja menjadi pribadi yang mengerikan. Terlahir dengan kepintaran dan bakat alami yang seperti miliknya, dia bisa menjadi apapun yang dia inginkan.
Coba bayangkan. Berhasil mempengaruhi manusia lain melalui alam bawah sadarnya. Pasti sangat berbahaya, bukan?
"Kamu takut?"
Aku menggeleng, "Aku yang akan tarik kamu balik kalau kamu kelewat jalur normal."
Astro tersenyum tipis, "Aku ga salah kan milih kamu jadi istriku, Honey?"
_____
*Subliminal message (pesan tersembunyi) adalah sinyal atau pesan yang digabungkan dengan objek lain, didesain sedemikian rupa untuk melewati batas normal persepsi kita. Pesan ini tidak dapat ditangkap oleh alam sadar, tapi dalam beberapa situasi dapat mempengaruhi alam bawah sadar untuk menciptakan sebuah aksi atau sikap seseorang.
=======
Kita sampai di akhir Volume 1, LOVE
Chapter selanjutnya adalah Volume 2, LIFE
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSI.F & TAMAT di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali dipublish online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Lot's of love dari Faza & Astro buat kalian, readers!
Regards,
-nou-