Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Teduh



Teduh

0Para pekerja yang sedang sibuk menambah tinggi dinding untuk ruangan yang kudesain khusus sebagai tempat Chaca tinggal setelah aku pindah terlihat begitu bersemangat. Padahal mereka sudah membantuku memindahkan berbagai tanaman ke parkiran workshop sebelum mulai bekerja dan hari sudah sore sekarang.     

Sepanjang hari Astro mengawasi mereka bekerja dari kursi panjang di bawah kanopi transparan. Aku hanya beberapa kali melihat karena ingin lebih sering menemani partner kerjaku yang lain sebelum pindah. Namun mereka bekerja begitu giat dan saling bahu-membahu hingga membuatku kagum.     

Aku sedang mengelus pipi dan mengingat wajah perempuan berambut dark burgundy kemarin. Setelah dia memelukku, dia mengelus wajahku dengan lembut dan tatapan teduh yang sama seperti saat dia sedang menatapku lekat saat aku mengamit bunga dari rambutnya. Dia segera pergi setelah mengelus wajahku dan dugaanku tentangnya yang mungkin saja menghipnotisku langsung hilang seketika.     

Aku meminta Kyle membuntutinya sementara aku duduk menunggu di taman. Namun saat Kyle menemuiku dia berkata perempuan itu berjalan jauh hingga sekitar seratus meter dan ada mobil yang menjemputnya.     

Kyle memang mencatat dan mencari tahu kepemilikan mobil itu dari nomor polisi kendaraan, tapi ternyata itu adalah mobil sewaan dan perempuan itu diantar ke sebuah salon di dekat pantai. Aku meminta Kyle untuk mengirim orang agar terus mengawasinya. Namun setelah dari salon, perempuan itu pulang kembali ke apartemen dengan tatanan rambut yang berbeda. Kali ini berwarna ombre coklat pirang dan tanpa kacamata. Dia tak pergi lagi setelahnya.     

Tatapan teduh perempuan itu terbayang terus di mataku saat ini. Seolah aku benar-benar sedang dihipnotis, tapi aku yakin sekali sedang tidak dalam kondisi terhipnotis.     

Handphone di sakuku bergetar, ada telepon dari Kyle. Aku mengangkatnya sambil beranjak dari kursi panjang dan berjalan menuruni tangga.     

"Perempuan itu pindah, Nona."     

"Apa?"     

"Dari keterangan pengurus apartemen katanya unit apartemennya masuk ke daftar dijual atas nama Auriana Gayatri." ujar Kyle.     

Aku mempercepat langkah memasuki kamar dan menguncinya, "Dijual?"     

"Iya, Nona. Pengurus apartemennya bilang dia udah nemu tempat tinggal baru, makanya unit apartemen itu dijual."     

"Tapi baru dua hari lalu dia nanya ke Axe apa apartemen Astro dijual. Dia juga kayak udah ngincer apartemen itu dari lama. Masa tiba-tiba dia udah nemu tempat tinggal baru? Kamu minta orang ngikutin dia, kan?"     

"Iya, Nona. Aisley yang ngikutin jejak dia hari ini dan belum ada kabar lagi.     

"Okay." ujarku yang langsung mematikan telepon sambil menghela napas. Kurasa aku memang harus menunggu, tapi detakan jantungku terasa menuntut.     

Aku merasa ada yang aneh dengan perempuan itu. Tatapan matanya padaku tidak biasa. Aku bahkan terus membayangkannya hingga saat ini.     

Donny dan keluarganya sudah berjanji tak akan menggangguku dan keluargaku, juga keturunanku. Jika perempuan itu adalah mata-mata, maka mungkin dia adalah suruhan keluarga Zenatta. Lagi pula, bukankah Gerard memintaku bersiap-siap jika tiba waktunya dia bebas dari penjara?     

Aku duduk di tepi tempat tidur dan menelepon Axelle. Aku akan melanggar janjiku pada Astro kali ini karena aku penasaran sekali. Aku memang diam-diam mengintip nomor telepon Axelle dari handphone Astro dan menyimpannya.     

"Ya?" terdengar suara Axelle yang dingin di ujung sana.     

"Ini Faza."     

"Aku tau. Aku udah save nomor kamu dari Teana, tapi ga pernah ngehubungin karena Astro cemburuan."     

"Kalau gitu kamu harusnya tau aku ga boleh nelpon kamu dan ini rahasia. Okay?"     

"Fine."     

"Aku mau minta kamu cari semua rekaman CCTV perempuan kemarin. Kapan dia mulai nempatin apartemennya dan siapa aja tamunya. Nanti aku telpon lagi buat minta hasilnya."     

"Ga perlu. Aku udah nyari tau soal dia dari kemarin. Dia beli apartemen itu sebelum Astro kuliah di sini. Kalau diliat dari tanggal dia beli, itu beberapa minggu setelah om Jaya beli apartemen ini. Dia tinggal sendirian di apartemennya mulai Astro kuliah sampai kalian nikah, tapi setelah kalian nikah dia jarang nempatin apartemennya lagi. Baru beberapa minggu ini dia nempatin apartemennya lagi dan sore tadi dia jual."     

"Jadi kamu tau dia jual apartemennya hari ini."     

"Semua barang di apartemennya dipindah tadi siang, jadi aku curiga. Kamu mau minta aku cari tau dia siapa?"     

"Kalau bisa."     

"Okay."     

"Kira-kira kapan hasilnya? Biar aku yang nelpon kamu."     

"Aku belum bisa mastiin. Nanti aku kasih kode kalau hasilnya udah ada."     

"Okay. Thank you, Axe."     

Axelle hanya menggumam, lalu memutus sambungan telepon kami. Dia benar-benar harus memperbaiki sikap jika ingin melamar Mayang empat atau lima tahun lagi.     

Aku merebahkan tubuh di tempat tidur dan menatapi lemari. Andai pintu rahasia ke rumah rahasiaku masih terbuka, aku akan pergi ke sana dan menatapi lukisan Opa dan Oma. Aku rindu sekali.     

Dadaku terasa sesak dan gelisah. Sepertinya aku masih menyimpan dendam pada Abidzar dan keluarga Zen. Jika bukan karena mereka, mungkin keluargaku masih utuh sampai saat ini. Namun yang dikatakan Astro saat kami menemani Oma di rumah sakit adalah benar. Aku harus memaafkan mereka jika ingin rasa sesak dan gelisah ini pergi.     

Apa lagi yang harus kulakukan agar bisa memaafkan mereka dengan tulus?     

Aku sudah memberi keluarga Abidzar kesempatan untuk mendapatkan maaf dari Oma lebih dulu, tapi yang terjadi mereka justru menambah luka di hati Oma. Oma bahkan masih terlihat kesal saat aku berpamitan untuk berangkat ke sini beberapa hari lalu.     

Terdengar ketukan di pintu. Aku memaksa tubuhku bangkit dan membuka pintu yang terkunci. Putri sudah menenteng tas di bahu, bersisian dengan Chaca yang sedang tersenyum padaku.     

"Kita mau pamit pulang." ujar Putri.     

Aku mengangguk sambil ke luar dan kembali mengunci pintu, "Hati-hati ya. Yang lain udah duluan?"     

"Udah. Tadi mereka aku suruh langsung pulang biar kamu isstirahat, tapi Putri maksa mau ketemu kamu dulu." ujar Chaca.     

"Kenapa? Ada sesuatu?" aku bertanya sambil menggiring mereka menuruni tangga.     

"Aku cuma khawatir karena kamu kayak banyak pikiran setelah Opa meninggal. Aku ngerti kalau kamu sedih, tapi kamu selalu punya aku kalau kamu butuh temen curhat." ujar Putri.     

Aku menarik lengan Putri dan mengajaknya duduk di salah satu kursi di dekat jendela, "Kamu yang kerja bareng aku paling lama, pasti tau gimana aku berusaha bikin semua kerjaan Opa lebih enteng. Sekarang semua kerjaan Opa aku yang handle. Bohong kalau aku bilang aku ga capek, tapi ada banyak orang yang bantu aku. Kayak kamu."     

Wajah Putri merona merah, "Aku cuma mau bilang kamu bisa curhat ke aku kalau kamu lagi galau. Aku ga akan bocor. Aku janji."     

"Aku percaya. Thank you." ujarku sambil menatap Chaca dan Putri bergantian. "Sekarang kalian harus pulang. Aku masih butuh kalian sehat biar bisa terus bantu aku, kalian tau?"     

Putri mengangguk dan bangkit, "Aku pulang ya. Kamu selalu bisa chat atau telpon aku kapan aja."     

"Iya." ujarku sambil bangkit.     

Aku membuka pintu untuk mereka. Pintu yang memiliki bel yang berbunyi seperti lonceng terdengar merdu di telingaku saat ini. Aku menunggu mereka memakai helm dan mengendarai motor mereka. Aku melambaikan tangan saat mereka beranjak pergi. Entah kenapa tiba-tiba terasa sepi.     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.