DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

KESUNGGUHAN NADIA



KESUNGGUHAN NADIA

1Pagi-pagi sekali Nadia bangun dari tidurnya dan bergegas mandi agar bisa pulang secepatnya.     

"Nadia apa kamu akan berangkat pagi ke rumah Nyonya Darren?" tanya Jean saat melihat Nadia selesai mandi dan sudah berpakaian rapi.     

"Iya Jean, aku harus pulang cepat untuk segera menemui Tuan Jonathan. Aku tidak bisa tidur semalam memikirkan apa yang akan dilakukan Tuan Jonathan, saat tahu kita akan menikah minggu depan." ucap Nadia dengan perasaan cemas.     

"Oke, sebaiknya aku mengantarmu pulang agar cepat sampai di sana. Pagi seperti ini masih belum ada bis yang lewat." ucap Jean sambil memakai jaketnya.     

"Terima kasih Jean, di mana Ayah dan Ibu? aku mau minta izin pulang." ucap Nadia sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan jam enam pagi.     

"Ayah dan Ibu baru saja berangkat pergi ke rumah saudara untuk memberitahu tentang pernikahan kita." ucap Jean seraya memberikan helm pada Nadia.     

"Oh... begitu." ucap Nadia seraya menerima helm dari Jean.     

"Ayo... kita berangkat." ucap Jean berjalan keluar rumah di ikuti Nadia.     

Tanpa banyak bicara Nadia naik ke atas motor setelah Jean sudah duduk di atasnya.     

Dengan kecepatan tinggi Jean menjalankan motornya ke arah kota di mana rumah Jonathan berada.     

Tiba di depan rumah Jonathan Nadia turun dari atas motor Jean.     

"Terima kasih Jean, doakan agar aku tidak mendapat masalah di sini." ucap Nadia dengan menahan nafas yang begitu menyesakkan dadanya.     

"Aku selalu mendoakan kamu yang terbaik Nadia. Masih ada waktu, sebelum kita menikah minggu depan. Selesaikan masalahmu dengan Jonathan, kalau ada sesuatu hubungi saja aku. oke?" ucap Jean sambil mengusap wajah Nadia agar bisa lebih tenang.     

"Terima kasih Jean, aku masuk dulu ke dalam. Hati-hati kamu di jalan." ucap Nadia dengan tatapan rumit kemudian masuk ke halaman rumah Jonathan.     

Dengan berlari Nadia masuk ke dalam rumah dan pergi ke kamar atas untuk menemui Jonathan.     

Tiba di depan kamar Jonathan Nadia mengetuk pintu beberapa kali sambil memanggil nama Jonathan.     

"Tuan Jonathan! Tuan Jonathan, buka pintunya!" panggil Nadia dengan nafas sedikit terengah-engah.     

"Kamu sudah datang Nadia?" tanya Anne yang tiba-tiba sudah ada di belakang Nadia.     

"Momy? Aku baru saja datang, aku ingin bicara dengan Tuan Jonathan. Tapi pintu kamarnya terkunci." tanya Nadia dengan perasaan cemas.     

"Jonathan tidak ada di kamarnya Nadia, baru saja Jonathan pergi bersama Marcos." ucap Anne dengan wajah terlihat sedih.     

"Jonathan pergi ke mana Momy?" tanya Nadia dengan perasaan yang tidak enak.     

"Jonathan pergi ke rumah danau, tadi pagi dia minta Marcos untuk mengantarnya ke sana. Mungkin Jonathan ingin sendiri dan menenangkan pikirannya." ucap Anne merasa cemas dengan kepergian Jonathan ke rumah Danau.     

"Apa tempat rumah danau jauh dari sini Momy aku mau ke sana." ucap Nadia dengan perasaan bersalah.     

"Dua jam perjalanan untuk ke rumah danau, kamu bisa naik mobil satunya aku akan memberitahu Duck Untuk mengantarmu ke sana." ucap Anne kemudian menghubungi Duck agar segera mengantar Nadia ke rumah Danau.     

"Terima kasih Momy, aku akan kesana sekarang." ucap Nadia kemudian memeluk Anne setelah itu pergi meninggalkan Anne yang berdiri menatapnya dengan sebuah senyuman.     

"Semoga kamu bisa menenangkan hati Jonathan, Nadia. Aku hanya bisa mengharapkanmu untuk bisa menjaga Jonathan dengan baik." ucap Anne dalam hati dengan tatapan sedih.     

Diluar Nadia sudah tak sabar menunggu Duck yang sedang mengeluarkan mobilnya dari garasi.     

"Maaf Nona Nadia karena sudah menunggu." ucap Duck setelah keluar dari mobil dan mendekati Nadia.     

"Tidak apa-apa Duck, tolong sekarang antar aku ke rumah Danau. Kamu tahu di mana rumah Danau kan?" ucap Nadia dengan cepat masuk ke dalam mobil.     

Duck menganggukkan kepalanya kemudian bergegas masuk ke dalam mobil.     

Tanpa banyak bicara Duck menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke arah rumah Danau yang cukup jauh dari rumah besar Jonathan.     

"Apa masih jauh letak rumah danau Tuan Duck?" tanya Nadia tanpa melepas pandangannya kearah jalanan di depan.     

"Masih satu jam lagi Nona Nadia." ucap Duck masih menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.     

Sambil melihat ke arah jalanan Nadia menghubungi Tuan Marcos berharap mendapat kabar tentang Jonathan.     

"Hallo, Tuan Marcos anda di mana sekarang?" tanya Nadia saat panggilannya diterima Marcos.     

"Iya Nona Nadia, aku baru saja sampai di rumah besar. Apa benar Nona Nadia mau ke rumah Danau?" tanya Marcos setelah mendapat kabar dari Anne.     

"Benar Tuan Marcos, sekarang aku dalam perjalanan ke rumah Danau. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Tuan Jonathan?" tanya Nadia dengan perasaan cemas.     

"Sebaiknya anda pulang saja Nona Nadia karena tuan Jonathan tidak ingin diganggu siapapun, bahkan aku disuruh pulang oleh Tuan Jonathan." ucap Marcos sambil menatap Anne yang sedang menatapnya.     

"Aku tidak peduli Tuan Marcos, aku akan tetap ke rumah Danau untuk melihat keadaan Tuan Jonathan. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya." ucap Nadia berharap cepat sampai di rumah Danau.     

"Percuma saja anda kesana Nona Nadia, karena pintu rumah dikunci dari dalam oleh Tuan Jonathan. Anda tidak akan bisa masuk ke dalam rumah." ucap Marcos lagi menguji kesungguhan Nadia.     

"Tidak apa-apa aku akan menunggu di luar sampai pintu rumah di buka Tuan Jonathan." ucap Nadia bersikeras dengan keinginannya untuk bertemu dengan Jonathan.     

"Bagaimana anda bisa menunggu di luar rumah? banyak hewan liar di hutan Danau. Akan sangat berbahaya untuk keselamatan anda." ucap Marcos menakut-nakuti Nadia.     

"Terima kasih Tuan Marcos, anda tidak perlu mencemaskan aku untuk pergi ke rumah Danau. Aku harus bertemu dengan Tuan Jonathan dan menjelaskan semuanya." ucap Nadia seraya menutup panggilannya merasa kesal karena Marcos terlalu mencemaskan keselamatannya.     

Hampir satu jam perjalanan akhirnya mobil Nadia memasuki wilayah hutan dan berhenti di sebuah danau yang cukup besar. Ada sebuah rumah indah yang terlihat bersih tapi sepi.     

"Apa ini rumah danau itu Tuan Duck?" tanya Nadia setelah beberapa saat melihat rumah dan danau dari dalam mobil.     

"Benar Nona Nadia, itu rumah danau milik Tuan Jonathan. Biasanya kalau Tuan Jonathan berlibur pasti akan ke sini." ucap Duck yang usianya tidak jauh beda dengan Marcos sudah berusia lima puluh tahun lebih.     

"Terima kasih Tuan Duck, sekarang anda boleh kembali pulang. Aku akan di sini menemani Tuan Jonathan." ucap Nadia dengan wajah serius.     

"Tapi Nona Nadia, di sini tidak ada orang sama sekali kecuali penjaga rumah danau yang tempatnya ada di belakang danau itu. Apa anda yakin tidak saya tunggu di sini?" ucap Duck dengan tatapan penuh.     

"Aku sangat yakin Tuan Duck. Tidak akan terjadi apa-apa padaku dan Tuan Jonathan. Bukankah di sini ada penjaga Danau juga." ucap Nadia dengan tersenyum.     

"Baiklah kalau begitu Nona Nadia, aku permisi." ucap Duck kemudian masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Nadia berdiri sendirian di halaman depan rumah Danau.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.