Tante Seksi Itu Istriku

Pesona Sekertaris Hanny



Pesona Sekertaris Hanny

2Kedatangan Bianca, kembali mengingatkan dengan kejadian dulu waktu masih bersama dengannya. Ia tidak bisa melupakan hari-hari dengannya. Namun tidak bisa menutup kemungkinan kalau dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung wanita itu. Walau ia menolak untuk mengakuinya hanya karena sifat sang mantan istri kepadanya.     

"Kenapa wanita yang aku kejar, selalu menjauh? Sementara wanita yang tidak kuinginkan malah mendekat? Oh, mengapa hidup seperti ini? Farisha ... bagaimana cara mendapatkannya? Dan wanita bunting itu, bagaimana bisa membuatnya menjauh dariku untuk selamanya? Anak di kandungannya itu memang tidak bersalah. Tapi berbeda dengan yang mengandungnya."     

"Permisi, Pak Bram! Saya Hanny. Ini saya mau melaporkan tentang keuangan bulan ini. Apa saya boleh masuk?" tanya seorang wanita cantik dan seksi, sekertaris dari Bram. Ia adalah seorang wanita yang mengurusi dan memiliki jadwal Bram. Ia juga bertanggung jawab untuk mewakili keputusan Bram saat rapat.     

Hanny adalah seorang wanita cantik dan seksi. Dengan penampilan yang akan membuat jakun pria berdegup serta naik turun. Ia hanya menggunakan rok pendek sampai atau pahanya. Beberapa karyawan juga sering menggoda dan mengajaknya untuk makan malam. Namun selalu ia menolak ajakan semua pria yang menawarkan hal itu.     

Bram yang tengah duduk lalu menjawab," Silahkan masuk!" Ia memengusap wajahnya dan merapikan pakaiannya yang lusuh. Walaupun ia hanya memakai setelan kemeja tanpa jas yang biasanya dikenakan oleh bos besar lainnya.     

Hanny masuk ke dalam ruangan Bram dengan membawa map berisi dokumen yang untuk melaporkan. Berjalan dengan gemulai, lenggak-lenggok dengan bokong yang tercetak jelas karena kain tipis dan ketat. Ia kemudian duduk di kursi di depan meja Bram tanpa disuruh. Di perusahan itu, hanya Hanny yang berani melakukan hal seperti itu.     

"Ini, Bos. Saya bawa laporan keuangan bulan ini. Mohon untuk diperiksa kembali laporannya!" ujar Hanny dengan mengulang ucapannya sebelum masuk ke ruangan tersebut. Ia mengatakan hal itu dengan gaya centilnya. Meski ia tahu kalau bosnya selalu menghindarinya.     

Sebenarnya Hanny bisa menggoda kelelakian Bram. Apalagi dengan wajah cantik dan tubuhnya yang sangat sempurna, kulit mulus dan pakaian yang mengumbar keseksiannya. Hanya saja ia menahan diri dari itu semua karena demi mengejar Farisha. Hanny sendiri menjadi sekertaris di kantornya karena kemampuannya yang sangat dibutuhkan. Apalagi ia bisa menggoda klien bisnis mereka untuk bekerja sama. Tentu dengan bakat yang dimiliki serta keuntungan dari dirinya yang tidak perlu disebutkan lagi.     

Sebenarnya ini bukanlah tugas Hanny untuk menyerahkan dokumen tersebut. Namun karena tahu Bram sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja dan mereka membutuhkan tanda tangan agar bisa mendapatkan gaji bulan ini, mereka mendorong Hanny untuk merayu Bram dengan beberapa bayaran kecil seperti yang jajan dari para karyawan untuknya. Apalagi hanya Hanny yang memiliki kedekatan dengan Bram lebih dari semuanya.     

"Ya sudah, nanti saya periksa. Mereka juga takut denganku karena kemarahanku. Dan saya tahu, kamu disuruh oleh mereka semua untuk menyerahkan dokumen ini, bukan? Di antara semua karyawan di sini, hanya kamu yang bernyali untuk mendekatiku. Tapi saya tidak akan tertarik denganmu." Walau ia berkata demikian, matanya melirik ke arah dada Hanny yang juga terlihat pemandangan yang tidak kalah menarik.     

"Aku tahu itu, Boss. Hanya saja, aku tidak ingin membuat mereka keluar dari perusahaan ini. Kasihan mereka yang membutuhkan gaji bulan ini. Akan tertahan sampai Bos menandatanganinya. Jadi, tugasku adalah mempertahankan para karyawan yang ahli di bidangnya masing-masing. Secara tidak langsung, aku juga membantu Bos untuk membuat perusahaan ini berjalan dengan lancar, bukan?"     

Bram tidak lepas matanya menatap bagian depan Hanny. Membuat wanita itu menyadari apa yang dilihat bos besarnya itu. Ia memang sengaja melakukan itu karena ia suka melihat mata lelaki menatapnya dengan pandangan nafsu.     

Namun seperti biasanya, Bram akan mengalihkan pandangannya saat Hanny menyadarinya dengan sebuah senyuman yang ia lontarkan. Hanny yang melihat gelagat bosnya yang semakin gelisah, ingin menggodanya sekali lagi. Maka ia berdiri dari tempat duduknya lalu duduk di atas meja dengan sombongnya.     

"Apakah Bos tidak mau menikah lagi, hemm? Tentunya aku siap untuk menjadi pengganti nyonya Bianca. Ayolah, Bos! Aku beneran masih virgin, kok. Aku nggak tahu, kenapa mereka menatapku seperti makanan tapi tidak ada yang berani melamarku. Jadi sampai sekarang, aku masih belum menikah."     

Bram juga tahu hal itu dengan baik. Siapapun orangnya, pasti menginginkan untuk menikmati malam dengan Hanny. Namun mereka juga takut jika menjadikan wanita itu sebagai istri. Mereka mengira akan seperti Bianca yang selalu mencari kepuasan lain, selain dari sang suami.     

"Kamu cari saja pria bodoh yang mau menikah denganmu!" Bram sudah tidak tahan dengan pesona Hanny. Apalagi sikap kurang ajarnya padanya yang merupakan pemilik dari perusahaan tersebut.     

"Nggak lah, Pak Bos, hihihi." Hanny sengaja duduk di meja untuk menggoda sang bos. Hanya saja ia tidak bisa menggoda bosnya lebih dari itu. Jika ia bisa menggoda Bram dan menikah dengannya, otomatis ia akan menjadi nyonya Bram yang memiliki perusahaan tersebut. Tentu hidupnya akan lebih terjamin dibandingkan dengan hidup gonta-ganti pasangan. Ia selalu memutuskan pasangannya ketika sang pasangan mengajaknya untuk bercinta.     

'Ohh, kenapa wanita ini selalu seperti ini, sih? Andaikan itu adalah Farisha, mungkin sudah aku bawa ke kamar. Tapi Hanny juga cantik juga tapi gampangan. Duh, celanaku sampai sesak begini,' ucap Bram di dalam hati.     

Bram tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi dengan pesona wanita itu yang tak tertahankan. Untuk menghindari itu semua, Bram meninggalkan ruangan, menuju ke toilet. Sementara Hanny putus asa dan meninggalkan ruangan.     

"Sebenarnya kamu juga mau sama aku, Bos. Yah, kalau kita menikah nanti, aku janji nggak kayak istrimu yang pertama. Aku tidak akan selingkuh juga, kok. Tapi ya sudahlah ... kamu tuntaskan saja di toilet, Bos. Saya masih banyak pekerjaan lainnya. Jangan lupa tanda tangani berkas yang aku antarkan tadi! Ini demi kelangsungan perusahaan ini."     

Setelah meninggalkan Bram, Hanny kembali ke ruangannya. Beberapa wanita yang melihat Hanny keluar, langsung menghampiri. Ada beberapa pria yang juga tidak kalah. Mereka lebih penasaran dengan Hanny sendiri selain masih mereka. Karena mereka bisa mengandalkan Hanny yang berani dengan Bram.     

"Aku ini sebenarnya masih ada garis keluarga dari pak Bram. Jadi aku berani dengannya. Dengarkan, yah. Jadi kakeknya dan kakekku adalah saudara sepupu. Jadi kita nggak begitu jauh-jauh amat, kan? Hanya saja kakeknya yang lebih beruntung karena bisa mendirikan usahanya. Kemudian diteruskan kepada anaknya. Hingga sekarang pak Bram yang mengurus perusahaan ini. Kalian semua kalau masih ingin kerja di sini, pijitin aku, dong!" perintah Hanny kepada beberapa wanita.     

"Saya juga mau pijitin kamu, Mbak Hanny. Pasti pijatanku bisa membuatmu melayang jauh ke angkasa!" ujar salah seorang dari pria.     

"Aku nggak mau dipijat lelaki, yah! Kalian hanya memanfaatkan kesempatan buat grepe-grepe tubuhku. Ingat, yah. Lelaki yang menyentuh aku, harusnya nikahin aku dulu. Tapi syaratnya harus kaya seperti Bram, hemm."     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.