Reruntuhan, Harta Peninggalan (6)
Reruntuhan, Harta Peninggalan (6)
Lagi pula orang-orang ini akan mati, mengapa aku harus berpura-pura?
Wush!
Tiba-tiba, gelombang energi hitam melesat ke arah Tetua Mei dan mendorongnya beberapa langkah ke belakang. Kemudian suara kejam menimpali dan jantung Tetua Mei membeku.
"Tutup mulutmu kecuali kalau kamu berencana menjadi makanan naga!"
Huwek!
Tetua Mei muntahkan seteguk darah sambil menatap terkejut pada pria berjubah hitam di belakang Gu Ruoyun. Wajahnya benar-benar pucat.
Dia tak bisa memahaminya, mengapa pria ini membela Gu Ruoyun?
Tentu saja, tepat setelah pemikiran ini muncul dalam benak Tetua Mei, dia tak bisa menghentikan diri dari mengeluarkan pertanyaan ini. "Rajaku, mengapa kamu membantu mereka? Jika mereka jatuh, kita akan punya harapan lain! Lagipula, jembatan ini tak bisa menahan kita semua."
"Itu benar." Pria berjubah hitam tertawa dingin. "Benar bahwa jembatan papan tunggal ini tak bisa menahan beban yang berat dan beberapa orang harus dijatuhkan. Mengapa kamu tidak mengorbankan dirimu sendiri untuk melindungi kami sebagai gantinya?"
Ekspresi Tetua Mei berubah beberapa kali. Dia sungguh tak bisa memahami mengapa pria ini melindungi Gu Ruoyun.
"Rajaku, orang-orang ini tidak begitu kuat jadi mereka tak akan banyak berguna dalam pertarungan selanjutnya. Disisi lain, aku, sudah berjajaran Martial Saint tahap akhir dalam keadaan istimewa dan lebih kuat daripada mereka. Dalam keadaan ini, yang lemah harus mengorbankan diri demi kami yang memiliki kesempatan dalam pertarungan!"
Pria berjubah hitam melengkungkan bibir menjadi senyuman menghina tetapi matanya kejam seperti biasanya. Niat membunuh berdesir dari tubuhnya, mengubah suasana di jembatan papan tunggal menjadi sangat mematikan.
"Masalahnya adalah, aku bahkan tak ingin melihatmu sama sekali!"
Aku harus mengorbankan diriku?
Aku tidak berhubungan dengan mereka jadi mengapa aku harus mengorbankan diri demi mereka?
"Tetua Mei!" Tetua Yun merendahkan suara dan menyela Tetua Mei. Lalu dia beralih ke arah kelompok di depannya dan mengatakan, "Nona Gu, Tuan Feng, maafkan aku. Tetua Mei hanya memikirkan manfaat dari keselamatan semua orang. Itulah sebabnya dia membuat keputusan seperti ini. Izinkan aku meminta maaf atas nama Tetua Mei. Masih ada banyak bahaya di depan jadi aku memintamu untuk tidak memulai perselisihan internal"
Tentu saja, Tetua Yun jauh lebih cerdas daripada Tetua Mei.
Tetua Yun mungkin meminta maaf pada Gu Ruoyun tetapi makna yang mendasar dalam ucapannya menyatakan bahwa Gu Ruoyun memang sepenuhnya disalahkan.
Saat meminta maaf, Tetua Yun membuatnya terdengar seperti Tetua Mei melakukannya demi keselamatan semua orang. Itulah mengapa dia ingin mengorbankan Gu Ruoyun pada naga-naga itu. Karenanya, penolakan rombongan Gu Ruoyun untuk mengorbankan diri telah merugikan kepentingan semua orang! Merekalah yang salah!
Tentunya, setelah mendengar ucapan Tetua Yun, semua mata beralih pada rombongan kecil Gu Ruoyun. Mata-mata itu dipenuhi tuduhan dan ketidakpuasan seolah-olah yakin bahwa Gu Ruoyun telah merugikan kepentingan mereka…
Gu Ruoyun tersenyum dingin tetapi tidak repot-repot untuk membela dirinya. Di mata para jiwa yang serakah ini, semua orang harus mengorbankan diri untuk kepentingan mereka. Jika tidak, itu akan merugikan kepentingan mereka…
Oleh sebab itu, ketika berhadapan dengan orang-orang seperti mereka, Gu Ruoyun merasa terlalu malas untuk mengatakan apapun.
Pria berjubah hitam mengerutkan kening ketika mendengar penjelasan Tetua Yun. Meski niat membunuh itu masih ada dalam mata kejamnya, pada akhirnya dia menahan diri.
Untuk sekarang orang-orang itu masih berguna! Masih ada banyak bahaya di depan dan dia masih membutuhkan mereka untuk mengintai.
"AUM!"
Setelah menikmati makanan lezat, naga-naga itu menunggu manusia yang jatuh ke arah mereka lagi. Pada akhirnya, tak peduli berapa lama mereka menunggu, mereka tidak mendapat makanan lagi. Naga-naga itu menjadi marah dan mengeluarkan raungan geram.