Istri Liar Kaisar Jahat

Herannya, Itu Dia (1)



Herannya, Itu Dia (1)

0"Haha!"     

Tetua berjubah putih itu tertawa lepas dari amarahnya. Kemudian dia meletakkan tangannya di punggungnya dan matanya kehilangan kehangatan, matanya sekarang memiliki cahaya api yang menyala-nyala.     

"Gadis kecil, aku tahu kamu seorang jenius. Jika kamu melayani daratan utama ini, kamu pasti akan sukses, dikenal, dan sangat dihormati diantara orang-orang di daratan utama. Namun, hanya demi keegoisan, kamu tidak peduli dengan mengesampingkan daratan utama! Dari apa yang telah kudengar, Xia Linyu bahkan belum mencapai Martial King. Maka dari itu, bahkan jika ada ratusan Xia Linyu, dia tetap tak akan menjadi lawan untuk Martial King dari Sekte Weapon Refining!"     

BAM!     

Aura yang kuat terpancar dari tubuh Gu Ruoyun saat bibirnya melengkung menjadi senyum dingin, "Akan tetapi, tak peduli bagaimana aku melihatnya, bahkan dengan gabungan nyawa orang-orang di daratan utama, itu tak akan setara dengan nyawanya."     

"Haha! Gadis kecil, kamu punya sifat jahat di usia yang sangat muda. Jika ini terus berlanjut, ini akan menjadi bencana bagi daratan utama. Sebagai orang yang melindungi daratan utama, kami harus menghancurkanmu sebelum bencana datang."     

Seketika, tetua yang berada di udara itu mengeluarkan kekuatan secara bersamaan dari tubuhnya, menekan pandangan semua orang dan membuat mereka kesulitan bernafas.     

"Gadis Gu kecil, orang-orang ini adalah Martial Emperor, terutama orang yang baru saja berbicara dengamu, dia…adalah Martial Emperor tingkat tinggi!"     

Meski kekuatan besar sang Naga Biru, dia bukan lawan dari banyaknya Martial Emperor! Selanjutnya, pikir Tuan Xia, aku sendiri masih terluka. Bahkan menghadapi Martial Emperor tingkat rendah akan sulit untukku…     

Tuan Xia sangat gelisah memikirkan hal itu. Mungkin, kali ini, Keluarga Xia benar-benar dalam bahaya.     

Ekspresi Gu Ruoyun menjadi serius. Dia tahu bahwa ada perbedaan besar dalam kekuatan antara kemampuannya dan para lawan. Tetapi jika dia melepaskan Shiyun, Yu'er akan kembali berada dalam bahaya! Dia hanya bisa memastikan keselamatan Yu'er ketika Shiyun berada dalam genggamannya.     

"Raja Bai, tolong selamatkan aku."     

Kejahatan Shiyun kembali dari kesunyian, selama ada orang-orang dari Alam Abadi, Gu Ruoyun akan mati, tanpa keraguan!     

Tetua berjubah putih tak berkata apapun lagi. Dia menatap Gu Ruoyun dengan tak peduli kemudian bertanya, "Aku akan bertanya untuk yang terakhir kali, apa kamu akan membunuh semua orang di Sekte Weapon Refining?"     

"Ya!"     

Jawaban Gu Ruoyun jelas dan itu membuat marah sang Tetua berjubah putih.     

"Bagus, sangat bagus. Sangat lancang, bahkan ketika berhadapan dengan orang-orang dari Alam Abadi, kamu sungguh berani! Jika memang begitu, maka akan aku lakukan seperti keinginanmu!"     

Hiyaa!     

Hembusan angin putih melintas dan tetua berjubah putih itu muncul di depan Gu Ruoyun.     

Matanya sepenuhnya tanpa kehangatan, matanya sekarang dipenuhi keangkuhan dan kedengkian. Dia mengarahkan telapak tangannya dengan keras ke dada Gu Ruoyun.     

"Gadis Gu!"     

Ekspresi Tua Xia berubah. Dia tak lagi peduli tentang lukanya dan bergegas ke arah Gu Ruoyun.     

Sayang sekali, jarak mereka berdua terlalu jauh, dia tak bisa menyelamatkan Gu Ruoyun dari serangan tetua berbaju putih dengan tepat waktu…     

BAM!     

Baru saja Tuan Xia akan menyerah atas semua harapannya, sosok hitam yang suram, setajam elang, menukik masuk. Dia mengulurkan tangannya dan bertabrakan dengan telapak tangan tetua berjubah putih, hingga mendorong Tuan Xia keluar.     

Dibawah angin kencang, seseorang yang mengenakan pakaian hitam itu bagaikan elang dalam kegelapan, punggung pria itu lebar dan kuat. Dia tak tahu mengapa namun Gu Ruoyun merasa damai.     

"Apa itu kamu?"     

Itu adalah pria bertopeng yang pernah ditemuinya dulu di Negeri Naga Nilakandi.     

Pria itu tak berbicara, punggungnya menghadap Gu Ruoyun. Wajah kejamnya dipenuhi niat membunuh dan dibawah topeng hitamnya, dia menekan bibirnya yang tipis. Matanya yang tajam dan gelap menatap dingin pada tetua berjubah putih itu.     

Tetua berjubah putih menatap balik dengan bingung pada pria yang muncul dari udara. Terlihat seperti seolah-olah dia sedang merenungkan sesuatu. Tiba-tiba, dia menyadari hal lain dan kemarahan yang berapi-api perlahan muncul dari dalam dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.