Enam Suami Tampan

Dia Memang Suka Mengkhawatirkan Apapun



Dia Memang Suka Mengkhawatirkan Apapun

1Liang Yixuan menatap Liang Shuyu dan meminta kakaknya itu untuk membujuk Liang Yuening. Namun tanpa diduga Liang Shuyu menatap dingin ke arah Yuening dan berkata, "Kau mati saja, dasar bodoh."     

Liang Yixuan yang mendengar perkataan itu jadi kaget.      

Apa kau benar-benar kakak kandungku!     

Liang Yuening melirik ke Liang Shuyu dengan marah. Ia sangat marah, tanpa sadar, orang yang baru saja menghancurkan dirinya adalah Kakak keduanya ini.     

Kakak keduanya ini seperti seekor rubah. Walaupun terbaring di atas tempat tidur sejak masih muda karena sakit, tapi posisinya sebagai kakak tertua kedua tidak bisa digoyahkan.     

Kakak ketiga dan kedua adalah anak kembar dengan waktu lahir yang hanya berjarak 15 menit.     

Ketika masih muda dulu, Lao San yang biasanya berhati-hati pernah dengan sembrono meminta Lao Er memanggilnya kakak, tapi pada akhirnya Lao San menjadi marah karena Lao Er menolaknya.     

Liang Yuening juga tahu bahwa dirinya lebih bodoh dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain.     

Jika harus berurusan dengan kakak kedua, Liang Yuening sepertinya tidak akan pernah merasa baik-baik saja.     

Ia pun menarik selimut dan menutupi wajahnya. Dalam sekejap ia berbaring di atas lantai.     

Bukankah ini terlihat memalukan?     

Liang Shuyu menghela napasnya dan menatap ke arah Liang Yuening dengan tidak berdaya.     

Ia pun menutupi dadanya dan batuk sebentar, lalu memanggil Liang Yixuan dan membisikkan beberapa kata.     

Ekspresi wajah Liang Yixuan terkejut, dan matanya tiba-tiba menatap Liang Yuening.     

'Oh, jadi begitu kejadiannya…'     

Sambil tersenyum, Liang Yixuan mengangguk.     

"Oke, aku mengerti."     

*****     

Tidak makan sejak pagi hari dan sengaja melewatkan makan siang, Liang Yuening pun tertidur dalam kondisi kelaparan. Ketika terbangun, ia melihat Liang Yixuan memegang semangkuk bubur dan berjalan ke arah pintu.     

"Kakak kelima sudah bangun? Kebetulan, Sang Istri berkata karena kamu sedang sakit, kamu tidak boleh makan makanan yang terlalu berminyak. Jadi aku membuatkan bubur untukmu."     

Liang Yuening terkejut, "Benarkah dia berkata begitu?"     

Liang Yixuan mengangguk, "Iya, dia berkata begitu."     

Segera setelah itu, uap panas bubur berangsur-angsur melewati tenggorokan Liang Yuening hingga membuatnya mendengus malu.     

"Dia selalu mengkhawatirkan apapun."     

Liang Yuening berkata begitu, tetapi dirinya dengan cepat mengambil mangkuk bubur dan mengambil dua suap besar.     

Ia benar-benar tahu kemampuan Liang Yixuan, sebelum semakin merasa malu, Liang Yuening dengan cepat menghabiskan buburnya.     

Bubur yang dimakannya hari ini, walau tidak terlalu membuatnya senang, tapi cukup membuatnya senang.     

'Untung perempuan kejam itu masih memiliki hati nurani, hm!' Pikir Liang Yuening.     

Liang Yixuan tidak bisa berhenti tersenyum dan melirik ke arah kakak keduanya yang ada di atas tempat tidur.     

Ia pun terbatuk, lalu berkata, "Kakak kelima, makannya pelan-pelan saja, di panci masih ada banyak bubur kok."     

Liang Yuening menjawab, "Oke, aku tahu."     

Liang Yuening memakan habis bubur itu, perutnya pun mulai hangat dan tidak lagi marah. Setelah semua itu, Liang Yixuan keluar dengan mangkuk kosongnya.     

Begitu keluar, ia melihat di pintu kamar, Dong Huiying sedang duduk di bangku kecil. Istrinya itu sedang bersandar pada kusen pintu untuk berjemur di bawah sinar matahari.     

Liang Yixuan pun terkejut melihatnya.     

Baru saja ia melihat bahwa orang itu sedang tertidur, "Hem..."     

Tapi sekarang tiba-tiba ia mendekat ke arah Sang Istri yang membungkukkan badannya seolah akan memeluk dirinya.     

Yah, Istrinya ini sudah jauh lebih ringan dari yang dikiranya.     

Kakinya tidak berdiri dengan benar dan tumitnya cenderung tidak menyentuh tanah.     

Liang Yixuan pun membopongnya kembali ke rumah timur dan menyelimutinya Dong Huiying dengan selimut. Setelah menepuknya selimutnya dan yakin bahwa Sang Istri terlihat nyaman, Ia pun memperhatikan telinganya merah dan ekspresinya sangat gembira. Sang Istri sudah tertidur dengan sangat nyenyak.     

Beberapa jam kemudian saat Dong Huiying terbangun, hari sudah mulai senja.     

Ia pun menyentuh tempat tidur tempatnya berbaring dan merasa kaget.     

Setelah makan siang, Dong Huiying ingat bahwa dirinya sedang melihat langit dan berjemur di bawah sinar matahari, tetapi sepertinya ia sempat tertidur.     

Lalu, siapa yang mengantarnya ke kamar?     

Tidak terlalu memikirkan hal itu, Dong Huiying segera melangkah ke sumur belakang dan mencuci wajahnya. Saat sedang mencuci wajahnya, ia melihat Liang Yuening di seberang jendela. Dong Huiying melihat pria ini sedang mengangkat dagunya dan dengan tatapan arogan berkata, "Aku tidak mau makan bubur nanti malam. Aku ingin makan pancake sayur dan daging!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.